BENAR-BENAR BERTENGKAR

16 5 0
                                    

Terlihat Daerin sedang berjalan menyusuri lorong lantai dua sendirian. Tujuannya adalah toilet di ujung lorong. Hanya ditoilet itulah dia bisa bercermin dari atas sampai bawah. Pasalnya, di toilet itu tersedia sebuah kaca seukuran tinggi badannya. Toilet yang lumayan digemari para yeoja.

Setelah melewati 3 ruang kelas, Daerin pun sampai di toilet itu. Niatnya untuk memasuki toilet tertunda ketika mendengar nama Inhye tersiar dari dalam.

"Inhye? Dia tidak hanya pindah tempat duduk. Tadi pagi dia menghampiriku untuk berangkat bersama. Ah.. semalam juga dia ke rumahku untuk mengerjakan PR. Dia benar-benar membosankan. Tidak ada hal menarik yang bisa kubicarakan dengannya. Aku heran kenapa yeoja seperti Daerin bisa tahan berteman dengannya. Daerin sangat sempurna, tapi temannya itu... tidak ada apa-apanya." Komentar seorang yeoja dari dalam toilet. Suaranya cukup jelas didengar oleh Daerin yang berada di luar toilet.

"Inhye memang payah, tidak akan ada yang mau berteman dengannya. Kurasa Daerin tidak benar-benar berteman dengannya. Kau tau, seseorang sepopuler Daerin memang butuh pesuruh untuk melayani semua penggemarnya." Tambah yeoja lain dilengkapi dengan tawa meledek miliknya diakhir perkataannya.

Bragg. Daerin membuka pintu kamar mandi itu dengan kasar dan sangat bertenaga. Emosinya telah menyelimuti dirinya saat ini. Wajah cantiknya terlihat sangat geram karena perkataan dua yeoja itu.

"Hya.. bisakah kalihan hanya berdandan tanpa bicara omong kosong?!" bentak Daerin dengan tatapan tajam ke arah dua yeoja di hadapannya.

Kedua yeoja itu menghentikan acara merias wajah mereka dan beralih membalas tatapan Daerin.

"Wooo, kau terlihat sangat marah." Ledek yeoja itu.

"Kau boleh saja membicarakanku, tapi jangan pernah bergosip tentang Inhye." Omel Daerin.

"Kami tidak bergosip. Itu adalah fakta. Temanmu itu memang hanyalah seorang pengganggu. Dia benar-benar tidak pantas bergaul dengan orang sepertiku. Bahkan dia lebih tidak pantas bergaul dengan yeoja cantik sepertimu. Jika kalian bersama, kalian hanya terlihat seperti beauty and the beast. Kau si beauty dan Inhye.." oceh yeoja tadi dengan nada merendahkan. Tapi dia tidak semoat menyelesaikan kalimatnya.

"Tutup mulutmu!! Kau bahkan tidak lebih cantik dari Inhye." Daerin langsung memotong perkataan jahat yeoja itu. Kedua tangannya sudah menarik kerah yeoja itu dengan sempurna. Kini Daerin benar-benar marah.

"Begitukah? Tapi, kenapa tidak ada namja yang mau berkencan dengan Inhye?" sinis yeoja itu. Dia tidak berhenti mengejek Inhye walaupun sudah berada di cengkrama Daerin.

"Kau mau mati?!" teriak Daerin dengan posisi tangannya yang siap untuk memukul.

"Lepaskan." Ujar yeooja yang satunya lagi. Dia mencoba menarik tubuh Daerin agar melepaskan cengkraman pada temannya itu.

Satu lawan dua. Sudah pasti bisa ditebak siapa yang akan kalah dan siapa yang akan menang. Daerin terjatuh tersungkur di lantai setelah dihempas oleh kedua yeoja tadi.

"Kim Daerin, kau terlihat menyedhkan, sungguh." Kritik yeoja itu sebelum akhirnya pergi darisana.

"Mereka benar-benar... aishhh!!" geram Daerin. Dia berteriak, sangat kesal dengan perlakukan dua yeoja tadi.

Kemudian salah satu pintu di bilik toilet terbuka dari dalam. Terlihatlah Inhye disana. Ternyata Inhye berada di dalam bilik dan sudah mendengarkan seluruh percakapan yang terjadi di sana. Dia mengurungkan niatnya untuk keluar darisana ketika mendengar percakapan dua yeoja tadi tentangnya.

Daerin terkejut melihat Inhye, dia sangat tidak menyangka jika Inhye akan mendengar perkataan jahat dua yeoja tadi.

"Mereka benar, sangat benar. Beauty and the beast memang julukan yang pas untuk kita berdua. Kau adalah si Beauty yang sangat sempurna. Semua namja yang kusukai pasti menyukaimu. Perasaanku tidak pernah terbalaskan. Si Beast sepertiku, akan terlihat sangat buruk rupa jika terus berada di dekat yeoja cantik sepertimu. Aku sudah tidak tahan lagi." Ungkap Inhye. Nada bicarannya makin meningkat, suaranya terdengar bergetar seperti menahan tangis.

"Apa yang kau bicarakan? Jangan terpengaruh dengan perkataan mereka." Ujar Daerin sambil memegangi pundak Inhye.

"Aku bisa merelakan namja lain. Tapi kali ini, namja yang sudah kusukai cukup lama, namja yang kukira akan berbeda. Dia tetap saja memilihmu. Kesabaranku benar-benar sudah habis. Mulai sekarang, kita jangan saling bicara lagi." Bentak Inhye setelah menghempas tangan Daerin di pundaknya. Buliran-buliran air mata terlihat mengalir menyusuri pipinya. Dengan cepat, Inhye langsung menghapus jejak air matanya itu lalu beranjak darisana.

"Apa itu semua salahku?! Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?! Kau !! tidak bisakah kau lebih peka sedikit saja? Ada namja yang benar-benar menyukaimu, tapi kau sama sekali tidak menyadarinya. Kau terlalu sibuk merendahkan dirimu sendiri hingga melewatkan namja itu. Kau seharusnya...." marah Daerin. Dia sudah tidak bisa lagi mengatur emosinya. Sebuah bentakan terus keluar dari mulutnya.

"Cukup!! Itu tidak berguna sama sekali. Itu tidak akan merubah fakta jika namja yang kusukai selalu menyukaimu. Kau tidak akan pernah tau seperti apa rasanya. Kau tidak akan tau seberapa sakitnya. Karena kau bisa dengan mudah mendapatkan namja yang kau sukai. Sedangkan aku, satu saja... satu saja tidak bisa aku dapatkan. Aish.." teriak Inhye dengan sangat nyaring. Dia terus mengungkapkan isi hatinya sambil berteriak dan menangis.

Complicated LoveWhere stories live. Discover now