PATAH HATI

32 6 1
                                    

Sebuah rumor mengejutkan sedang berkeliaran di sekolah saat ini. Banyak murid yang tengah membicarakan rumor tersebut dan sepertinya Gongchan adalah orang yang paling tertekan tentang rumor itu.

Sambil berlarian, namja bertubuh tinggi itu mencari sosok Inhye. Dia terus menyebarkan pandangannya sambil menyusuri tiap sudut sekolah untuk menemukan yeoja itu sesegera mungkin. Karena ada hal yang perlu dia klarifikasi sekarang juga.

Kegiatan berlarinya terhenti ketika menemukan Inhye yang sedang berdiri di depan deretan loker lantai 3.

"Inhye-ya." panggil Gongchan dengan napas yang tersengal-sengal.

Tentu saja, dia terus berlari dari lantai 1 hingga ke lantai 3 hanya untuk mencari Inhye seorang.

"Kau terlihat lelah sekali." bingung Inhye melihat Gongchan yang sedang mengatur nafasnya.

"Ada yang ingin kutanyakan padamu. Tadi aku mendengar sesuatu yang sangat mengganggu telingaku. Apa rumor itu benar?" tanya Gongchan langsung pada Inhye.

"Apa yang kau dengar?" bingung Inhye karena tidak bergitu paham dengan pertanyaan Gongchan itu.

"Apa benar kau berpacaran dengan si penyanyi itu?!" sentak Gongchan sambil memegangi pundak Inhye.

Si penyanyi itu adalah Lee Sandeul. Namja kelas 2C yang pandai bernyayi. Dia sering mengikuti perlombaan vokal antar sekolah. Tapi keberadaannya tidak banyak diketahui murid disana. Pasalnya, dia tidak pintar dalam hal pelajaran atau hal lain. Yang dia kuasai hanyalah bernyayi. Dia hanya terkenal di kalangan anggota klub musik saja. Tidak banyak juga yang mengetahui namanya. Dia lebih terkenal dengan julukan 'penyanyi' daripada 'Lee Sandeul'.

Seketika suasana disekitar mereka menjadi sunyi. Mereka berdua saling bertatapan cukup lama, seakan saling menyelidiki lewat mata.

"Seperti itulah. Kami sudah berpacaran sejak kemarin." jawab Inhye kemudian. Dia sama sekali tidak membantah rumor yang sedang berkeliaran saat ini.

"Wae?! Apa kau menyukainya?!" bentak Gongchan. Hatinya serasa tertusuk duri saat ini.

"Dia adalah namja pertama yang menyatakan perasaannya padaku. Selama ini dialah yang mengirimiku surat, dan bahkan dia jugalah yang mengirimkan bunga ke rumahku saat itu. Dialah namja pertama yang memperlakukanku seperti apa yang aku idamkan selama ini. Perasaanku tidaklah penting saat ini. Aku akan menyukainya seiring berjalannya waktu." ungkap Inhye tegas dengan menatap mata Gongchan lekat.

"Ani!!! dia bukan namja pertama yang memperlakukanmu seperti itu. Bukan dia yang mengirimkan bunga ke rumahmu. Bukan dia!!! Tidak bisakah kau sedikit saja memperhatikanku? Tidak bisakah kau menganggapku ada sedikit saja, huh? Bagaimana bisa kau berpacaran dengan namja yang bahkan belum kau kenal?" marah Gongchan. Dirinya meluapkan semua kalimat yang selalu ingin dia ungkapkan sejak lama. Perlahan, dia melepaskan genggaman eratnya dari pundak Inhye. Lalu melangkahkan kakinya pergi darisana dengan wajah kecewa.

"Chan-ah, ada apa denganmu?" selidik Inhye. Dirinya begitu bingung dengan sikap Gongchan saat ini.

***

Daerin terlihat duduk termenung di sebuah halte bus. Sesekali dia membenturkan kepalanya ke tiang penyanggah halte itu. Dia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya saat ini. Dia terus saja teringat dengan perkataan Shinwoo di tempat makan tadi. Sangat tidak disangka olehnya jika namja idamannya itu akan menyukai temannya dan bukan dirinya.

Kebaikan dan keramahan yang diberikan Shinwoo padanya sangat membuat Daerin percaya diri jika pangerannya itu memiliki sedikit perasaan terhadapnya. Tapi kenyataannya sangat berbanding terbalik.

Disaat yang bersamaan :

Gongchan tengah berada di dalam bus yang akan membawanya pulang ke rumah. Dia duduk di kursi paling belakang dekat jendela. Sesekali dia membenturkan kepalanya ke jendela dengan wajah frustasi. Dia masih tidak bisa menerima kenyataan jika Inhye sekarang sudah berpacaran dengan Sandeul. Hatinya hancur, dia merasa apa yang sudah dilakukannya selama ini untuk Inhye sia-sia.

Gongchan terdiam sesaat ketika melihat Daerin disebuah halte. Namja itu pun langsung menekan tombol isyarat untuk turun dari bus. Setelah bus yang dinaikinya itu menepi, Gongchan langsung turun dan menghampiri Daerin.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Gongchan sambil terduduk di sebelah Daerin.

"Aku sedang patah hati. Aaa,, rasanya menyakitkan." jawab Daerin setelah menatap Gongchan sekilas, lalu kembali menyandarkan kepalanya ke tiang penyanggah disana.

"Aku juga sedang patah hati, haruskah kita bertukar cerita?" ungkap Gongchan lalu mulai menyandarkan kepalanya ke pundak Daerin.

"Shinwoo sunbae, ternyata menyukai Inhye. Kenapa bukan orang lain saja, kenapa harus Inhye?!" rengek Daerin menceritakan kisah sedihnya.

"Wae?! Dia selalu baik padamu, sering mengajakmu makan. Wahh.. tidak disangka." kritik Gongchan. Dia langsung mengangkat kepalanya dari pundak Daerin saking terkejutnya.

"Ternyata bukan hanya aku yang tidak menyangkanya. Lalu bagaimana denganmu, apa ceritamu?" oceh Daerin, lalu menyudari sandarannya untuk beralih menatap namja di sebelahnya.

"Inhye, dia berpacaran dengan Sandeul." ungkap Gongchan lesu.

"Sandeul? Nugu?" bingung Daerin yang benar-benar tidak mengenal nama itu.

"Tentu saja kau tidak mengenalnya. Tidak ada dari kita berempat yang mampu mengenalnya." ujar Gongchan terlihat kesal.

"Lalu bagaimana bisa Inhye berpacaran dengan namja yang tidak dia kenal?" nada bicara Daerin mulai naik.

"Itulah alasanku patah hati, bisa-bisanya dia langsung menerima pernyataan namja yang tidak dikenalnya. Jika saja namja itu lebih baik dariku, aku.... aku pasti... aku pasti juga tidak bisa terima." oceh Gongchan dengan nada putus asa miliknya.

Daerin menggunakan tangannya untuk menepuk-nepuk pundak Gongchan saat ini, seperti mencoba menenangkan namja itu.

Mereka berdua terlihat menyedihkan saat ini. Sangat berbanding terbalik dengan langit yang tengah menjadi atap mereka. Langit kebiruan dengan awan putih  sepertinya terlihat mendung untuk mereka berdua.

"Disaat seperti ini, apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita saling menghibur atau saling menangis bersama?" selidik Gongchan yang berhasil membuat mereka berdua saling bertatapan.

"Kita harus.. makan. Aku lapar, kajja!" ajak Daerin lalu menarik lengan Gongchan.

Complicated LoveWhere stories live. Discover now