KEDATANGAN DIWAKTU YANG TIDAK TEPAT.

27 5 0
                                    

Terihat Inhye sedang duduk di taman dekat bioskop. Dia sedang menunggu teman-temannya untuk menonton film sesuai dengan rencana yang mereka buat bersama.

Pohon-pohon yang rindang menjadi payungnya dari sinar matahari di siang yang cerah ini.

Seperti biasa, Inhye selalu menjadi yang pertama datang. Dia selalu kebagian menjadi orang yang menunggu kedatangan mereka yang terlambat. Terus dipegangi ponsel putihnya, menunggu kabar dari yang lain.

Sudah beberapa menit dia menunggu tapi tidak ada satu pun dari mereka yang muncul disana. Inhye pun mencoba menghubungi Daerin dengan menekan angka 1 di dialpadnya.

Sementara itu...

"Eomma!!! Aku sudah ada janji!!" oceh Daerin sambil menarik-narik baju Ibunya yang sedang sibuk memilih pakaian.

Ricuh, kisruh dan anarkis, Daerin dan ibunya sedang berada di mall yang tak jauh dari rumah mereka. Ibu Daerin tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, karena jarang sekali diadakan discount besar-besaran di mall tersebut.

Kini mall tersebut  tengah dipadati pengunjung yang memiliki pemikiran seperti ibu Daerin.

"Janjimu bisa lain kali saja, tapi discount ini tidak datang dua kali," ujar Ibu yang tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari tumpukkan baju di hadapannya. Begitu semangat memilih pakaian.

"Aish..." kemarahan Daerin terhenti saat ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk.

"Inhye-ya?" jawab Dae Rin dengan suara yang agak berteriak.

"Kau dimana? Aku sudah di taman dekat bioskop." Ujar Inhye dari sebrang sana setelah sempat menjauhkan ponselnya sesaat karena suara Daerin.

"Tunggu, aku sedang mencoba kabur dari ibuku. Kau tunggu sebentar lagi di sana. Oke?" setelah mengatakan itu, Daerin langsung menutup ponselnya.

Dia mulai mengendap-endap untuk menghilang dari kerumunan manusia yang mengerumuni setumpuk pakaian yang bertuliskan 'DISCOUNT 70 %'.

Karena tubuh Daerin yang mungil, maka ia dapat dengan mudah keluar dari kerumunan itu.

Lima menit kemudian...

Terihat Gongchan yang tersengal-sengal saat sampai di taman. Tentu saja, dia harus berlari setelah turun dari bus. Padahal jarak dari halte bus ke taman itu tidaklah dekat.

"Gongchan-ah," panggil In Hye sambil melambai-lambaikan tangannya ketika melihat seseorang yang dikenalnya disana.

"Apa kau punya minum?" tanya Gongchan saat duduk di samping In Hye. Keringatnya mulai terlihat.

"Kau habis berlari? Wae?" bingung Inhye melihat Gongchan yang begitu kelelahan.

"Ada seekor anjing besar yang mengejarku. Apa dia kira aku ini tulang? Aigoo hari ini aku sial sekali." keluh Gongchan yang masih megatur napasnya.

In Hye tertawa pelan saat mendengar cerita Gongchan itu.

"Hya, jangan tertawa, hatiku masih terguncang oleh anjing itu." Omel Gongchan yang malah membuat Inhye memperbesar suara tawanya.

"Mian, mian. Tunggulah disini, aku akan membelikanmu minum." Ujar Inhye masih diiringi dengan tawanya.

Gongchan menahan tangan Inhye saat dia beranjak dari tempat duduknya. Inhye pun menatap bingung tangannya yang saat ini berada di bawah tangan Gongchan.

"Jangan kemana-mana. Tetaplah seperti ini selama 1 menit." cegah Gongchan, sepasang matanya menatap Inhye lekat.

Kini mereka saling bertukar pandangan tanpa ada satu katapun yang terdengar. Suasana di sekitar taman mendadak sepi, seakan milik mereka berdua.

Kemudian datanglah Daerin. Dia mencoba mengerem kakinya yang dari tadi terus berlari menuju taman.

Matanya membulat ketika melihat adegan Inhye dan Gongchan yang berbeda dari biasanya. Cara mereka saling menatap pun terlihat berbeda untuknya. Sorot matanya terhenti pada tangan mereka berdua.

Terus ditatapnya Inhye dan Gongchan, hingga mereka menyadari keberadaan Daerin disana.

"Ah, mian. Sepertinya aku harus pergi." ucap Daerin gagap ketika Inhye melihat ke arahnya.

"Kau kan baru datang, kenapa mau pergi?" tanya Inhye sambil mengeluarkan tangannya dari genggaman tangan Gongchan perlahan.

"Aku ada urusan sebentar... ah... dengan Baro," oceh Daerin membuat alasan spontan. Beruntung timingnya tepat, sebab Baro baru saja tiba di belakang Daerin.

Daerin langsung menarik lengan Baro untuk pergi menjauh dari taman itu.

"Na? Wae?" ucap Baro. Tentu saja, namja yang baru datang itu sudah pasti kebingungan dan tidak tau apa yang sedang terjadi.

"Kalian nonton saja duluan. Aku akan menghubungimu," pekik Daerin saat tubuhnya membelakangi Inhye dan Gongchan.

"Ada apa dengan Daerin?" gumam Inhye heran.

"Kajja. Filmnya akan segera dimulai. Anggap saja ini kencan." Ajak Gongchan sambil berlalu.

Inhye pun tak ada pilihan lain selain mengikutinya.

Complicated LoveWhere stories live. Discover now