PERANG DINGIN

30 5 0
                                    

"Baiklah, sampai bertemu dirapat sepulang sekolah nanti." Itulah kalimat penutup yang dikumandangkan Shinwoo.

Di jam pelajaran pertama pagi ini seluruh anggota OSIS tidak mengikuti pelajaran di kelas, karena mereka memiliki agenda rapat seputar persiapan festival sekolah. Tidak terasa, waktu diselenggarakannya festival itu semakin dekat dan persiapan para anggota OSIS pun hampir mendekati sempurna.

Kemungkinan dalam seminggu atau dua minggu kedepan, mereka akan sangat sibuk dan sering mengadakan rapat.

Kini semua anggota Osis berhamburan keluar ruangan setelah mendengat kata penutup rapat dari Shinwoo tadi. Selesainya rapat ternyata bersamaan dengan bel istirahat. Tentu saja mereka menyempatkan diri lebih dulu untuk makan di kantin.

Tidak langsung keluar dari ruangan, Daerin masih menetap di tempat duduknya sambil melamun.

"Kau tidak makan?" tanya Shinwoo yang amat berhasil mengejutkan Daerin dan membuyarkan lamunan yeoja itu.

"Tentu saja, aku akan ke kantin. Aku permisi sunbae." Jawab Daerin agak gagap, lalu beranjak darisana.

Daerin masih tidak bisa menerima kenyataan, jika festifal nanti adalah acara terakhir yang akan diikutinya di sekolah ini. Hatinya sangat berat menerima itu. Karena itulah, dia sering melamun di rapat tadi.

***

Derin menyebarkan pandangannya saat dirinya tiba di kantin. Senyumannya langsung terlukis ketika melihat Gongchan, Baro dan Inhye di salah satu meja disana. Sambil membawa makanannya, Daerin menuju meja itu, untuk bergabung dengan yang lainnya.

"Anyeong." Sapa Daerin yang mencoba mengisi kursi kosong disana.

"Beruntungnya dirimu tidak ikut pelajaran. Sepertinya aku berminat jadi anggota osis." Oceh Gongchan yang iri dengan Daerin. Dia memang sangat tidak menyukai pelajaran di kelas, dan selalu mencari cara agar bisa kabur.

"Aigoo, lihat dirimu. Tidak pantas dicontoh." Kritik Daerin.

Sreekk.. kursi yang diduduki Inhye tergeser karena pemiliknya terbangun. Inhye berdiri bermaksud untuk pergi darisana. Padahal makanannya saja belum habis.

"Kau mau kemana?" tanya Baro santai, namja itu masih sibuk menyantap makanannya.

"Aku mau ke kelas." Jawab Inhye datar.

"Aku baru saja datang. Nanti saja ke kelasnya." Tahan Daerin, berharap temannya itu akan kembali duduk.

Inhye mengacuhkan Daerin, dia tetap pergi darisana. Dia sama sekali tidak menatap Daerin, meliriknya saja tidak. Inhye hanya pergi melewati teman sebangkunya itu.

Baro, Gongchan dan Daerin menatap kepergian Inhye dengan tatapan penuh pertanyaan. Yeoja itu tidak terlihat seperti biasanya.

"Ada yang terjadi?" selidik Daerin dengan tatapan tajam ke arah Gongchan. Tatapan yang bermakna seperti tuduhan.

"Kenapa menatapku seperti itu. Aku tidak melakukan apapun padanya." Risih Gongchan dengan tatapan Daerin itu.

"Dia bersikap biasa saja pada kami, tapi langsung berubah saat kau datang, apa yang terjadi?" Kini giliran Baro yang melayangkan tatapan menyelidik ke arah Daerin.

"Ah, benar. Kemarin dia tidak membangunkanku saat jam terakhir. Tadi pagi dia juga berangkat duluan tanpa mengabariku. Pesanku tidak dibalas. Sebenarnya, aku yang terlalu sensitif atau memang dia yang sedang menghindariku?" ungkap Daerin. Dia memang merasa seperti ada yang aneh dengan Inhye, tapi dia tidak begitu yakin.

"Ah, benar !!! Ini hari pertamamu. Kita harus jaga jarak, aku tidak mau jadi pelampiasan emosimu." Sentak Gongchan yang baru menyadari jika hari ini adalah tanggal dimana jadwal Daerin datang bulan.

Masalah perempuan yang satu ini memang sangat merugikan untuk Gongchan jika berada di sekitar Daerin. Daerin akan sangat sensitif dan mudah emosi. Gongchan selalu babak belur jika berada di dekat Daerin ketika yeoja itu sedang mendapatkan gilirang datang bulan. Bukan hanya dicaci maki, tinju Daerin dengan berbagai gaya pun akan melayang indah ke wajah Gongchan. Yeoja itu memang mengerikan ketika sedang datang bulan.

"Ingatanmu sangat bagus." Puji Daerin santai.

***

Saat di kelas :

"Inhye-ya.. kau pindah tempat duduk?" heran Daerin pada temannya itu.

Inhye memang sedang terduduk di kursi yang berada di pinggir kelas, bergabung dengan segerombolan yeoja rumpi pengganggu kelas. Bukan hanya itu saja, Inhye juga terlihat akrab dengan yeoja-yeoja itu, padahal sebelumnya mereka tidak pernah saling sapa.

"Ne.. Inhye merasa sesak duduk denganmu." jawab seorang yeoja disana bernada ketus.

Daerin memang tidak memiliki riwayat pertemanan yang baik dengan yeoja-yeoja dikelasnya. Karena itulah dia hanya akan bicara dengan Inhye saat di kelas. Daerin sering beradu mulut jika bicara dengan yeoja-yeoja itu. Merekalah yang sering bergosip dan menciptakan rumor aneh di sekolah dan Daerin sangat membenci mereka.

"Aku tidak bicara dengamu. Apa kau sekarang jadi juru bicaranya?" sinis Daerin mengimbangi yeoja tadi.

"Duduklah, seongsaenim akan datang." Perintah seorang ketua kelas di disana. Dia tidak ingin pembicaraan kedua yeoja itu berakhir dengan sebuah perkelahian.

Dengan perasaan yang kesal, Daerin menuju tempat duduknya. Dia mencoba mengatur emosinya yang sudah mulai terpancing keluar.

Dari tempat duduknya itu, Daerin terus saja menatap Inhye sambil memikirkan apa yang telah dilakukannya hingga Inhye menjauhinya seperti itu. Pasti ada kesalahan yang telah dibuatnya tanpa dia sadari.

Kejadian seperti ini adalah kejadian yang kedua untuk Daerin. Dulu sewaktu SMP, Inhye juga pernah menjauhinya tanpa sebab. Setelah beberapa hari, dia baru tahu jika alasan Inhye menjauhinya adalah karena nilai ulangannya lebih bagus dari nilai Inhye. Padahal Inhye sudah bergadang dan selalu merelakan jam istirahatnya untuk membaca buku pelajarannya.

Perbedaan nilai tersebut membuatnya dan Inhye berada di kelas yang terpisah. Akhirnya di ujian selanjutnya Daerin tidak mengisi kertas ujiannya. Dia sangat berusaha untuk membuat skor nilainya berimbang dengan Inhye agar bisa sekelas lagi. Usahanya itu membuahkan hasil, Inhye pun memaafkannya dan mereka kembali berada di kelas yang sama. 

Complicated LoveWhere stories live. Discover now