If I Hope•3

5.1K 258 20
                                    

"Kita untuk ia seutuhnya, dia untuk kita seperlunya. "

***

#Devan POV

"Devan!" panggil seorang lelaki tampan yang duduk di meja kantin bersama laki-laki yang tak lain bernama Ivan Raditya.

"Woy! Ketua osis kita terganteng sepanjang  masa baik di dunia maya, nyata, alam dunia ataupun alam ghaib ada di sini!"

"Walaupun kalau dilihat-lihat masih gantengan gue sih," teriak Ivan sambil terkekeh di meja kantin bersama Alri yang sedang meminum nikmat juz alpukatnya dan juga Devan yang baru saja duduk bersama mereka di meja kantin yang sedang memanggil pedagang juz melon untuk membelinya.

"Sehari aja lo gak bacot, bisa gak sih Van?Mulut lo itu udah kayak jamet Pasar Senin yang kurang belay. Pantes aja lo jomblo, bocot lo ngalahin cewek." ujar Alri karena ia sudah tidak tahan dengan tingkah konyol sahabatnya satu ini yang telah menemaninya dengan Devan dari masa sekolah dasar sampai sekarang.

"Kepada saudara Alri yang terhormat, gue akan mengungkapkan sebuah maklumat bahwa gue masih mending jomblo tapi banyak yang naksir, lha, kalo Devan kan jomblo nya dari benih." mendengar penuturan sahabatnya satu ini, Devan pun menoleh dan langsung memukul belakang kepala Ivan dengan gemas.

"Kampret lo Dev, kalo mukul gak pernah tanggung-tanggung, kalo kepala gue peang nanti gak ada yang naksir gue lagi, gimana?" ucap Ivan sambil memegangi kepala belakangnya yang sedikit sakit karena dipukul oleh Devan tadi.

"

Otak gak bakal ngerubah muka lo," jawab Devan.

"Lagian pede banget lo anjir. Masih juga gantengan gue, tetapi yaa,, gue sadar diri, kalo memang lebih gantengan Devan, walau gue tau gue yang paling manis dan paling seksi diantara kalian," kata Arli kepada Ivan yang sedang meminum juz apel kesukaannnya.

"Ukhuk...Ukhukk... Masih gantengan juga buldog punya tetangga gue dari pada elo," Ivan tak mau kalah sampai Alri pun menanyakan hal lain karna jika sudah membahas akan ketampanan, pasti tidak akan ada habisnya.

"Oh iya, tadi gue denger-denger ada adek kelas cantik banget di tahun ajaran kali ini, katanya juga dia lebih cantik dari pada Aurell," Alri berucap sambil meminum jus alpukatnya.

"Iya gue juga denger sih dari anak-anak osis lainnya tapi gue belum liat orangnya yang mana, Aurell aja udah yang paling cantik di sini, tapi kayaknya ada yang lebih cantik nih, boleh juga lah." jawab Ivan dan keluarlah arwah playboy nya.

"Muka lo aja gak jauh-jauh dari tukang tambel ban, sok gaya lo, mau jadi playboy," jawab Alri yang sudah mengerti dari tatapan dan gaya bicara Ivan.

"Enak aja, gue bukan playboy! Akulah makhluk tuhan yang tercipta yang paling seksi, cuman aku yang bisa membuatmu terus menjerit aww aww aww."

"Astaga! Lama lama takut gue kalo deket lo Van, " Alri bergidik menatap Ivan.

Alri terdiam, dan kemudian bertanya kepada Devan yang sedari tadi hanya fokus menatap punggung seorang cewek yang sedang duduk membelakangi mereka. "Lo tau gak Dev, orangnya yang mana?"

"Orang siapa?" tanya Devan tidak mengerti dengan ucapan Alri tadi.

"Adek kelas yang katanya cantik itu," jawab Alri.

If I Hope ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang