"Terlalu istimewa untuk dilupakan, Terlalu sakit untuk dikenang; Kamu"
***
Hujan membasahi ibukota Jakarta, seorang gadis berkulit putih blasteran Indonesia Thailand-Inggris yang memiliki rambut warna red dark panjang berjalan kaki menuju sekolahnya tanpa mengenakan payung dikarenakan mobil honda jass merah yang dikendarai gadis itu mogok di tengah jalan saat menuju sekolah.
"Shit! Bel udah mau bunyi tapi mobil mogok!" runtuk Arsy sambil memukuli ban mobilnya.
"Untung aja mogoknya gak jauh dari sekolah." ujar Arsy sambil berjalan menuju sekolah barunya yang termaksud sekolah elite di Jakarta yang bernama SMA Dharma Bakti.
Akhirnya sampe juga!
Namun sebelum sampai di depan gerbang, sebuah motor ninja berwarna hitam menyipratkan sebuah kotoran dari genangan air dan meninggalkan noda hitam di bajunya yang akan ia gunakan untuk MOS di hari pertamanya sekolah.
"Wah anjir baju gue!" ronta Arsy marah karena baju yang sekarang ia pakai untuk MOS kali ini terkena noda hitam genangan air.
Pria yang merasa disebut itu menengokkan kepala, tanpa mengatakan sepatah kata pun langsung pergi meninggalkan Arsy dengan sumpah serapahnya.
"SOK GANTENG LO, NAJIS!"
***
Akibat terkena kotoran, Arsy langsung menuju toilet wanita untuk membersihkan seragamnya yang kotor tanpa peduli akan pengarahan dari kakak MOS nya tentang pembagian kelompok.
Setelah membersihkan seragam dari noda cipratan tadi, Arsy segera menuju kantin sekolah tanpa mempedulikan tatapan aneh dari anak-anak MOS dan kakak-kakak panitia mosnya di lapangan.
"Woy dek! Ngapain lo di situ?" tanya seorang laki-laki yang paling menonjol dari kumpulan anak-anak di lapangan.
"Nafas!" ucap Arsy asal dan langsung pergi tanpa mendengarkan teriakkan kakak kelasnya untuk berhenti.
"Woy! Berhenti lo!" teriak kakak kelas itu, tapi teriakkan itu tidak ampuh di telinga Arsy. Arsy tetap berjalan tanpa menoleh atau berbicara sekalipun karena ia terlalu malas untuk mengurusi orang yang telah membuat mood nya hancur di hari pertamanya sekolah.
Sesampainya di kursi kantin Arsy memesan minuman isotonik dan langsung diminumnya sampai habis dengan beberapa tegukkan saja.
Astaga, umpat Arsy sambil mencari-cari obat yang selama ini menjadi teman untuk hidup *ralat musuhnya selama ini untuk hidup.
Gue benci sama obat-obat ini seakan gue gak bisa hidup tanpa obat-obatan memuakan ini.
Saat Arsy sedang mencari cari dimana obatnya berada, seseorang menggebrak mejanya dengan kasar sehingga membuat jantung Arsy memompa 2× lebih cepat dari garis normalnya.
Arsy kaget karena kedatangan kakak kelasnya itu, Arsy pun langsung memasukkan barang-barang yang ia cari ke dalam tas. Arsy takut ketahuan bahwa ia adalah orang yang sangat lemah. Ya, Arsy benci jika dianggap seperti itu.
"Heh! Ngerasa sultan ya lo! Disaat semua orang kumpul lo malah enak-enakkan minum disi---" belum selesai pria itu bicara Arsy langsung bertanya.
"Lo mau apa? Lo haus? Butuh minuman? Atau butuh perhatian? " tanya Arsy dingin dan ketus.
"Caper amat, dih! Malu orang mah! Orang ganteng biasanya jadi perhatian bukan cari perhatian, be like you!" timpal Arsy.
"Lo ngomong apa?!" tanya kakak kelas itu geram.
"Gue? Caper? Sorry, buat apa gue cari perhatian didepan lo! Gue disini sebagai ketua panitia yang bertanggung jawab terhadap para siswa mos. Gue bertugas menghukum para siswa baru yang tidak disiplin!"
Arsy menaikkan sebelah alisnya. "Oo gitu?" Arsy mengangguk lalu pergi meninggalkan kakak kelasnya yang marah akibat ulahnya yang menurutnya tidak sopan itu.
"Woy dek! Lo tuh, kalo diajak ngomong selalu kabur ya! Enggak sopan lo jadi orang!"
Dasar adek kelas gak tau diri, untung cantik.
Arsy pun pergi tanpa arah, meninggalkan semua pengarahan dan kelompok-kelompok mos itu.
Arsy terus berjalan sampai akhirnya ia memilih untuk duduk di sebuah taman belakang sekolah, Arsy merasakan sendi-sendi tulang punggungnya terasa sakit dan nyeri di sekitar dadanya.
"Please, gue gak mau awal sekolah udah ada kejadian kayak gini, cuman karena hal yang sepele." doa Arsy dalam hati diikuti muka yang sudah pucat pasi di wajah cantiknya.
Ok Arsy lo pasti kuat karna bentar lagi bel pulang akan berbunyi, ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
***
Setibanya di rumah, Arsy langsung masuk ke kamar dan menguncinya. Ia membaringkan tubuhnya yang pegal di atas ranjangnya yang besar dan mulai menutupkan mata.
Saat membuka mata, pandangannya tertuju pada sebuah foto keluarga di atas nakas. Terlihat terdapat dua orang dewasa dan juga dua anak perempuan yang menggemaskan. Kedua anak itu sangat akrab, saling berpegangan tangan dan tersenyum bersama, menampilkan gigi-gigi kecil yang sangat menggemaskan.
Kedua orang dewasa itu pun terlihat sangat bahagia, mereka saling berpegangan tangan dengan kedua buah hatinya. Mereka seperti sebuah keluarga yang sangat harmonis.
Namun, keharmonisan itu hanya sebuah kenangan manis yang menyakitkan dan harus dibuang jauh-jauh dengan kenangan lainnya.
Tanpa sadar, air mata pun jatuh di pipi mulus Arsy.
"Lo kuat Arsy. Gue yakin ini hanya sementara pasti ada jalan keluar" Arsy terus memandang foto itu dengan penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Hope ✔️
Teen Fiction#Wattys2019 [COMPLETE ] Sudah di Revisi "Where the Heart came and fell while longing and hating to be the one" Mata hazel itu memandang lekat kepada foto gadis manis dihadapannya, mengisnyaratkan sebuah rasa rindu yang telah lama dipendam, berharap...