If I Hope•5

3.5K 232 7
                                        

"Ada rasa sakit ketika kita memberi yang terbaik tetapi tidak dihargai."

***

Pagi ini kelas X IPA-1 cukup riuh dikarenakan guru yang mengajar tidak masuk karena sedang ada rapat penting bersama kepala sekolah dengan guru-guru yang lainnya untuk mengadakan acara kelulusan untuk anak kelas XII nanti.

Disaat seperti ini, Arsy memilih untuk tidur karena kepalanya sangat pening beserta tulang dada nya yang kembali nyeri.

"Woy! ada tugas dari Bu Lia, kita disuruh bagi kelompok bareng kakak kelas XI IPA-1 nyanyi pake bahasa inggris untuk dipilih jadi penyanyi di acara kelulusan kakak kelas XII nanti," ujar ketua kelas murid X IPA-1 yg tak lain bernama Tama.

"Nanti dipilih, siapa yang paling bagus bakal dijadiin penyanyi saat acara akhir dari kelulusan kakak kelas XII."

"Yang mau tanya boleh ke depan dan yang mau tau kalian akan berkelompok sama siapa boleh kedepan." Arsy pun seakan tak peduli dengan apa yang dibicarakan Tama kali ini, ia menahan sakit kepala dan nyeri dada yang sedari tadi tak kunjung reda sakitnya.

"Ar, liat ke depan kuy! gue kepo nih, siapa temen kelompok gue! siapa tau aja gue bareng kak Devan, kan rejeki," rujuk Dilla kepada Arsy yang sedari tadi menundukkan kepalanya di atas meja sambil bertumpu dengan tangan yang menutupi wajahnya.

"Arsy! ayolah Ar," bujuk Dilla sambil menyenggol tangan Arsy.

Tak disangka saat menyenggol tangan Arsy, Dilla pun kaget karena merasakan suhu tubuh yang sangat panas yang kini ia senggol.

"Astaga Arsy, badan lo panas banget!" teriak Dilla kaget karna menyenggol suhu tubuh Arsy yang panasnya sudah diatas rata-rata sehingga membuat Kalya dan Karin pun menoleh ke belakang melihat ada keributan apa yang terjadi antara Arsy dan juga Dilla

Arsy pun mendongakkan kepalanya. Matanya merah dengan wajah yang pucat ditambah lagi, kepalanya yang semakin pusing karena mendengar suara heboh sahabatnya ini.

"Apaan sih lo! gue gak pa-pa. Santai aja gausah geger, " ucap Arsy lemah sambil memegangi kepalanya, karena sakit kepala yang ia rasakan tambah menjadi jadi.

"Santai apaan! Liat dulu muka lo! Pucet banget!" Seru Kalya

"Arsy astaga muka l---" belum selesai Dilla berbicara, tubuh mungil Arsy pun tumbang membuat Dilla beserta anak-anak kelas X IPA-1 panik.

"Cepat bawa dia ke UKS, " ucap Tama, yang kaget karena melihat kerumunan di sebuah bangku dimana Arsy dan Dilla duduki. Tidak ada yang bergeming atas suruhan Tama sampai akhirnya---

"Saya aja dek! Seharusnya sebagai teman sekelas, kalian lebih perhatian dan peka kepada teman yang sakit,"

"Temen sakit itu dibawa ke UKS, bukan malah cuman DIPELOTOTIN! Apalagi kalau udah sampai pingsan seperti ini, kalau ada apa-apa kalian mau tanggung jawab?"

Setelah mendengar itu, teman sekelas Arsy langsung berunding siapa yang mau membawa Arsy ke UKS.

Devan kesal melihat perdebatan temen sekelas Arsy. "Ck! Keburu mati duluan anak orang!" ucap Devan ketus, lalu tanpa pikir panjang ia membawa tubuh Arsy ke UKS.

Para siswa-siswi heboh setelah mendengar gosip bahwa Devan mau turun tangan membantu seorang siswi yang pingsan.

Mereka yang melihat langsung pun mengernyit bingung, ada apa antara Arsy dan juga Devan?

If I Hope ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang