"Menunggu, menanti, menunggu dan kembali menanti adalah keseharianku yang telah menjadi makananku, namun lambat laun makanan itu menjadi hambar sebanding dengan penantianku"
***
Seorang gadis membawa koper turun dari sebuah taksi. Gadis itu menatap rumah yang telah lama tidak ia kunjungi.
Berkali-kali gadis itu menekan tombol bell namun tidak ada jawaban dari penghuni rumah. Dengan inisiatif ia membuka pintu rumah lalu menuju kamar atas.
"Itu gila! Gue gak setuju." ucap Kalya
"Kalo lo mau dia, hancurkan Ara!"
"Dengan cara?"
"Lukai dia!" ucap orang itu.
"Apakah gue perlu membunuhnya?" tanya Kalya
"Jangan! Lo hanya perlu lukai jiwa Ara! Jika lo lukai jiwanya dia pasti akan melukai fisiknya sendiri."
"Maksud lo? Dia punya gangguan kejiwaan atau gila?"
"Bukan. Dia mengidap Self Injury, yaitu kondisi seseorang yang melukai diri sendiri sebagai pelampiasan emosi."
"Jangan mengarang! Gue paling gak percaya sama kondisi psikologi yang seperti itu. Gue juga belum pernah melihatnya secara langsung. Bahkan gue kira kondisi seperti itu hanya ada di novel dan komik yang gue baca." ucap Kalya.
"Enggak! Itu asli. Dia memang seperti itu."
"Jika gue baru tau, bagaimana bisa gue mau melukainya?"
"Dia takut saat kejadian ia dihina seluruh dunia. Masalalu saat ia dibully teman satu sekolah karena ia anak haram. Dia juga takut kaca. Ia berpikir bahwa pantulan wajahnya di kaca adalah monster sampah yang tidak berguna. Dan satu lagi yang ia takutkan. Yaitu ditinggalkan dan kehilangan,"
Gadis yang membawa koper itu tidak sengaja mendengar semua percakapan saudaranya dengan orang lain. Ini perbuatan tidak baik ia tidak menyangka bahwa saudaranya ingin berbuat sesuatu yang keji! Mereka berencana untuk membunuh seseorang!
"Hancurkan Ara!" setelah berbicara, Orang yang berada di kamar sepupunya itu keluar. Gadis yang membawa koper tidak bisa mengenali wajah orang itu. Ia memakai masker dan juga topi. Gadis itu hanya sekilas melihat alis orang itu yg sedikit terbelah.
Siapakah Ara? Mengapa dia menjadi target pembunuhan saudaraku dengan orang itu?
"Hei! Since when did you come sist?" tanya Karin dari dalam kamar.
"Barusan." ucap gadis pembawa koper dengan santai.
"Bukannya lo lagi dikejar-kejar agensi JYP dan SM untuk dijadikan trinee idol?"
"Ogah amat gue mau ikut. Ribet! Lagian gue juga belum puas mengikuti pekerjaan sebagai model."
"Padahal kalau lo jadi idol, lumayan dapet ketemu bias tiap hari." ujar Kalya sambil terkekeh.
Gadis itu menoyor jidat Kalya. "Itu mah mau lo, tiap hari ketemu bias. Lagian gue juga enggak tertarik dengan para idol. Muka cakep tapi plastik."
"Wah, lo ngehina para boyfriends gue!"
"Mending lo bangun gak usah banyak mimpi. Lo buka mata masih banyak orang cakep alami disini."
"Kalo lo kan enak, mau kemana-mana santai. Gak tertarik? Cari yang lain, dapat yang lebih bagus. Gue heran, kita sepupu, punya keturunan sama, tapi kenapa gue gak ada muka Korea sih? Padahal gue lahir di Korea dan lo di Indonesia. " ujar Kalya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Hope ✔️
Teen Fiction#Wattys2019 [COMPLETE ] Sudah di Revisi "Where the Heart came and fell while longing and hating to be the one" Mata hazel itu memandang lekat kepada foto gadis manis dihadapannya, mengisnyaratkan sebuah rasa rindu yang telah lama dipendam, berharap...
