"Rindu dan Sakit ini sering kali datang bersamaan, di tempat dan waktu yang tidak ditentukan"
***
Arsy berlari sekencang-kencangnya menuju kelas, karena jarak antara rooftop dengan kelasnya bisa dibilang lumayan jauh. Rooftop berada di ujung kanan gedung, sedangkan kelasnya berada di ujung kiri gedung.
Sesekali Arsy menetralkan detak jantungnya sampai ia berhenti berlari karena sekarang ia sudah berada tepat di depan pintu kelasnya yang tertutup.
Arsy mengamati seluruh penjuru kelasnya melalui kaca yang berada di pintu kelasnya, tatapannya jatuh pada seorang guru mata pelajaran matematika minat nya yang sedang menuliskan materi di papan tulis.
Arsy melangkahkan kakinya dengan sangat hati-hati sambil menaruhkan jari telunjuknya di depan bibir tanda menyuruh teman-temannya untuk terdiam karena kedatangannya.
Baru beberapa langkah Arsy berjalan, guru itu pun menengok dan melihatnya. "Ekhem... Mbaknya dateng jam berapa ya?" tanya gurunya itu.
Arsy menoleh dan tersenyum cengegesan "Sekarang jam berapa ya Bu?" Arsy melirik pergelangan tangannya.
"Eh saya nya lupa bawa jam Bu, maaf ya." jawab Arsy polos membuat semua teman-teman kelasnya tertawa dan membuat guru itu geleng-geleng kepala tak habis pikir oleh muridnya yang satu ini.
Bu Sumirat tersenyum memaklumi, tetapi lama-kelamaan senyum itu pun sirna dan berubah menjadi sebuah pelototan kemarahan. "Karena Arsy datangnya telat---"
Bu Sumirat sengaja menggantungkan ucapannya lalu ia tersenyum penuh arti sambil menatap Arsy. "Kamu kerjakan semua soal yang ada di papan tulis, SEKARANG!!" perintah bu Sumirat sambil melotot tajam kearah Arsy. Arsy pun hanya bisa menunduk dan langsung pergi berjalan ke arah papan tulis di depan kelasnya untuk mengerjakan semua soal itu.
Sepertinya dewi fortuna sedang berpihak kepadanya, Arsy mengerjakan soal itu dengan sangat mudah tanpa ada kendala, ia sangat bersyukur karena pagi ini otaknya sedang encer.
Bu Sumirat memeriksa semua soal yang dikerjakan Arsy. Karena soal yang dikerjakan Arsy benar semua, beliau mempersilahkan Arsy untuk duduk. Tetapi, sebelum Arsy melangkahkan kakinya, beliau menyuruh Arsy untuk mengambilkan buku latihan matematika minat di kelas XI IPA-1.
Arsy mengangguk, ia berjalan menuju kursinya untuk menaruh tasnya dan ia harus pergi lagi untuk mengambil buku latihan matematika minat milik kakak kelasnya.
"Kamu mau kemana?" tanya bu Sumirat karena melihat Arsy yang ingin pergi disaat jam mengajarnya.
"Lah? Bukannya tadi ibu nyuruh saya ngambil buku latihan matematika minat di kelas XI IPA-1?" jawabnya.
"Ibu memang menyuruhmu mengambil buku itu, tetapi ibu tidak bilang kalau kamu harus mengambilnya sekarang."
Sabar Arsy sabar, orang sabar dapet pacar cogan. Ungkapnya dalam hati.
"Kamu ingin kabur dari pelajaran saya ya?" tanya Bu Sumirat curiga.
"Enggak bu, sumpah bukan kaleng-kaleng bu, saya enggak ada niat untuk kabur," ucap Arsy memelas mungkin. Sedari tadi ia berkata jujur, tetapi guru itu tetap memandanginya dengan curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Hope ✔️
Teen Fiction#Wattys2019 [COMPLETE ] Sudah di Revisi "Where the Heart came and fell while longing and hating to be the one" Mata hazel itu memandang lekat kepada foto gadis manis dihadapannya, mengisnyaratkan sebuah rasa rindu yang telah lama dipendam, berharap...