"Show me how to love like
you have loved me"***
Arsy kembali ke kelas tepat saat bell pulang sekolah berbunyi. Ia memasuki kelas yang sudah tidak ada guru tetapi masih banyak teman-temannya yang berada di kelas. Arsy melihat teman karibnya yang masih dikelas pun berjalan mendekat kearah mereka.
Dilla lah yang pertama kali melihat kedatangan Arsy pun langsung bertanya. "Lo dari mana aja? Lama amat dah,,, lo disuruh bersihin toilet samping kelas X IPA-2 serasa kayak ngebersihim seluruh toilet disekolah ini, dari pelajaran pertama bu Sumirat nyampe pelajaran terakhir bu Santi lo baru dateng, astaga." Arsy terkekeh mendengarnya membuat teman-temannya bingung melihatnya.
"Oh iya, kok pada belum pulang?" tanya Arsy.
"Ya kita nungguin lo lah!" ucap Kalya sedikit kesal karena melihat Arsy yang terlihat sok polos.
Arsy yang merasa akan ada sesuatu yang akan terjadi pun hanya tersenyum dan langsung mengambil tasnya dan pergi ke parkiran bersama Karin, Dilla dan Kalya.
Sebelum menuju parkiran, Arsy mengganti seragamnya terlebih dahulu, karena setelah ini ia akan pergi bersama Devan.
Karin dan Dilla pulang bersama karena rumah mereka berdekatan, sedangkan Kalya menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari mobil Arsy berada.
Saat Arsy ingin berjalan menuju mobilnya, ada seseorang yang mencengkram pergelangan tangannya, yang sudah Arsy yakini itu pasti Devan, dan benar tebakkannya. Yang memegang pergelangan tangannya adalah Devan.
"Mau kemana lo? Lo gak bakal bisa lari dari gue!" Arsy menaikkan sebelah alisnya.
"Yakin? " Arsy berjalan menuju mobilnya, dan ternyata tempat parkir yang sebelumnya adalah tempat mobilnya berada, sekarang sudah ditempati mobil orang lain.
"Mobil gue kemana Dev! Gue gak mau mobil kesayangan gue ilang!" ucap Arsy kepada Devan.
"Ada deh," Devan membuka pintu mobilnya untuk Arsy. Ternyata mobil yang ada di parkiran tempat Arsy menaruh mobilnya adalah mobil Devan.
Mereka pun pergi meninggalkan pekarangan sekolah, tanpa tau kalau terdapat dua orang yang berada di tempat yang berbeda-beda sedang menatap hal itu dengan sorot mata kemarah dan dendam.
"Gak bakal gue biarin hal ini terjadi lagi!" ucap mereka bersamaan walau di tepat yang berbeda.
Seperti pertama kali Arsy memasuki mobil Devan. Aroma mobil itu membuat orang yang didalamnya terasa nyaman dan tenang. Sepanjang perjalanan Arsy hanya diam begitu pun juga dengan Devan.
Arsy yang sedari tadi bingung karena Devan yang tiba-tiba mengajaknya pergi pun bertanya "Mau ke mana sih Dev?"
"Lo mending duduk diem, abis itu dengerin lagu nih" Devan menghidupkan radio di mobilnya, setelah lagu sudah berbunyi, Arsy dan Devan kembali saling terdiam.
Sudah cukup lama mereka berjalan tetapi Arsy masih kurang mengerti mereka akan pergi kemana. Arsy menatap lurus kedepan dan terdapat hutan-hutan yang lebat membuat Arsy takut kalau Devan akan berbuat macam-macam kepadanya.
"Dev, please kalo mau nyulik abis itu mau bunuh atau mutilasi gue jangan kayak gini dong caranya, gue kan belum nulis surat wasiat untuk keluarga gue. Gak seru amat lo mau bunuh gue di hutan, Hayati aja dibunuh di rawa-rawa," Devan yang mendengar itu pun tertawa karena mendengar penuturan Arsy yang takut karena dibawa olehnya pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
If I Hope ✔️
Teen Fiction#Wattys2019 [COMPLETE ] Sudah di Revisi "Where the Heart came and fell while longing and hating to be the one" Mata hazel itu memandang lekat kepada foto gadis manis dihadapannya, mengisnyaratkan sebuah rasa rindu yang telah lama dipendam, berharap...