If I Hope•4

4.1K 241 23
                                    

"Enggak semua teori benci menjadi cinta itu jadi kenyataan"

***

Sudah seminggu lebih Arsy sekolah di SMA Dharma Bakti dan sudah seminggu lebih juga ia memiliki banyak masalah dengan kakak pendamping MOS nya yaitu Ardevan Pramudya. Mulai dari kejadian seragam MOS nya yang terkena cipratan genangan air sehabis hujan sampai kejadian sepele yang lainnya, hal itu membuat Arsy tambah membenci seorang Ardevan Pramudya.

#Arsy POV

Pagi hari ini adalah hari kedua Arsy masuk kelas di SMA Dharma Bakti yaitu di kelas X IPA-1. Arsy sudah memiliki tiga teman karib yaitu Kalya, Karin dan juga Dilla yang sekarang menjadi teman sebangkunya.

Baru sembilan hari Arsy bersekolah di sini, Arsy sudah terkenal akan parasnya, sifat baiknya, dan kecerdasannya.

Pagi ini Arsy berjalan menuju sekolah dengan tatapan para siswa-siswi yang begitu terang terangan melihatnya,

Arsy sudah seminggu lebih sekolah di sini tapi tak lepas dari tatapan-tatapan aneh dengan celetuk-celetukkan orang orang yang membuat kuping dan hatinya panas, bukan karena Arsy tidak suka, hanya saja Arsy merasa risih.

"Serpihan surga yang sangat menggugah iman kaum adam."

"Nikmat mana lagi yang kaudustakan."

"Oh ternyata cewek ini yang kecentilan sama Devan?"

"Gue? Kecentilan sama Devan? Enggak banget deh!" Arsy membatin.

"Jadikan ia pacar bagi diriku yang lelah akan kesendirian ini tuhan,"

Begitulah celetukan anak-anak di SMA ini. Ada yang berupa pujian ada juga yang berupa sindiran.

"Good Morning Arsy yang cantik, pinter, rajin menabung dan tidak sombong," sapa Karin dengan senyum yang memiliki sebuah makna tersembunyi di baliknya.

"Lo pagi-pagi kayak gini udah senyum-senyum pasti ada maunya," tanya Arsy pada temannya itu.

Karin pun duduk disamping kursi Arsy mumpung si pemilik kursi, Dilla belum datang.

"Gini ya Ar, gue kan pulang sekolah langsung ikut nyokap gue ke mall, untuk cuci mata, pulang dari mall gue kecapean abis itu gue tidur dan gue lupa kalo ada tugas," cerita Karin pada Arsy.

"Lo curhat?" tanya Arsy

"Sialan!" kekeh Karin.

"Lagian juga tu guru emang gila, baru dua hari masuk kelas, masa udah dikasih tugas aja," keluh Karin yang langsung pergi meninggalkan Arsy di kursinya.

"Eh--eh Karin ini bukunya elah, lo mah asal nyelonong pergi aja, lagi diambilin juga ni bukunya," ucap Arsy sambil menyerahkan buku fisikanya kepada Karin.

"Makasih Arsy ily, saranghae, aishiteru, ich lie bidich." ucap Karin yang hampir memeluk Arsy tapi dicegahnya dengan tatapan mata: lo-udah-dikasih-hati-malah-minta-jantung, Karin yang mengerti tatapan itu pun terkekeh dan pergi menuju kursinya yaitu didepan Arsy dan juga Dilla.

Arsy yang cuek akan hal itu pun mengedikkan bahu dan memasang headset ke telinganya sambil mengalun alunkan kepala seirama dengan lagu dari musik yang sekarang ia putar.

If I Hope ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang