If I Hope•14

2.3K 142 7
                                        

"Aku masih peduli denganmu, aku hanya berhenti untuk menunjukannya. Bukan karena apa, aku hanya ingin menguji, apakah selama ini aku penting?"

***

Selepas pergi bersama Devan seharian penuh, Arsy bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang kotor. Kini badannya sudah bersih dan kembali segar, Arsy membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Entah mengapa, tubuhnya lama kelamaan mudah terasa sakit, jalan terlalu lama saja cukup membuat tulang kaki dan dadanya terasa nyeri bahkan membuat ia merasa susah bernafas, seperti sekarang.

"Revan?" ucap seorang gadis dengan mata yang sudah berkaca-kaca menghadap seorang laki-laki di depannya.

Laki-laki yang disebut dengan Revan itu tersenyum, kemudian mendekat kearah gadis itu, dan membisikan tiga patah kata yang membuat air mata yang berada di pelupuk mata gadis itu meluncur secara halus di pipi gadis itu.

"Mau lo itu apa sih!"

Lelaki itu tersenyum kemudian memeluk gadis itu dengan sangat erat "Aku cuman mau kamu."

Gadis yang sedang dipeluk laki-laki itu pun mencoba melepaskan diri dari pelukan erat itu "LO MAU GUE HAH?" gadis itu tertawa pahit, kemudian, satu tamparan yang cukup keras mengenai wajah laki-laki itu, gadis itu pergi menjauh sambil menangis.

Gadis itu berhenti berjalan. Menengok kebelakang menghadap laki-laki itu. "If you want me? WAIT FOR ME TO DIE!!" gadis itu lalu pergi melanjutkan perjalanannya yang tadi sempat terhenti.

"Cepat atau lambat, I will come back with you, dear."

Arsy terbangun dari mimpinya. Beberapa minggu terakhir ini ia seringkali bertemu dengan Revan lewat mimpi. Setiap kali terbangun dari mimpi itu, ia selalu mendapatkan tetes air mata kering di pipinya, artinya ia selalu menangis saat bermimpi akan hal itu.

Hari ini Arsy terbangun cukup pagi. Arsy selalu bergegas mandi jika kesadarannya sudah pulih. Mandi pagi adalah suatu hal yang sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil. Rajin? Jelas, tapi kalau libur mandi sehari sekali.

Arsy berjalan menuju lantai dasar dimana ruang makan berada. Arsy tidak menyangka ternyata di meja bar sudah terdapat kak Arya yang sedang meminum susu cokelat beserta laptop yang berada di hadapannya dan juga kak Fesya yang sedang membuat sebuah roti tawar berselai cokelat.

Sepertinya hari ini menu makanan berdasar cokelat, coba aja tiap hari kayak gini, bahagia lahir dan batin gue, batin Arsy.

"Ohayougozaimasu Kak Fesya and kak Arya," sapa Arsy saat tiba di meja bar itu.

"Eh sudah bangun, kakak lagi buat susu cokelat panas, kamu mau?" tangan Fesya terulur untuk memberikan susu cokelat itu kepada Arsy.

"Siapa yang akan nolak?" Arsy mengambil susu cokelat itu lalu meminumnya di samping Arya.

"Kak Fesya bener bener jadi calon mantu idaman emak emak ya Kak?" tanya Arsy pada Arya.

"Gue juga termasuk kategori pria tampan dan mapan idaman asal lo tau,"

Arsy berdecak, "Idaman tante tante girang iya juga."

"Idih najong!" Arsy tertawa melihat wajah komuk Arya yang jijik mendengar ucapannya.

"Bagaimana sekolah lo?" Tanya kak Arya.

If I Hope ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang