Part 13

4.3K 402 186
                                    

Percy terbangun pagi hari dengan kepala yang sangat berat, ia segera beranjak menuju ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya di bawah shower. Bayangan Rindi dan Daffa yang berciuman kembali terngiang di kepalanya.

Tangannya terkepal kuat, ia sangat emosi melihat itu semua. Kenapa dia tega melakukan itu padanya, padahal selama ini dirinya menjaga hati Rindi.

Ia mengusap rambut yang basah ke belakang dengan mata yang terpejam.

Setelah menghabiskan waktu 20 menit. Percy keluar dari kamar mandi dan bergegas memakai pakaian formalnya. Ia beranjak keluar kamar tetapi terlihat sangat sepi sekali, bahkan belum ada sarapan yang tertata di atas meja makan.

"Rasya," panggil Percy tetapi tak ada sahutan. Ia mengetuk pintu kamar Rasya tetapi tidak di kunci, ia akhirnya menekan knop pintu dan membukanya.

Kamar itu terlihat rapi dan kosong, "Kemana dia? Tidak biasanya pergi sepagi ini tanpa mengatakan apapun." Gumamnya,

Ia mengeluarkann handphonenya dan mencoba menghubungi Rasya tetapi suara handphonenya terdengar di dalam kamar. "Sya,"

Percy memasuki kamar Rasya dan mencari keberadaan Rasya di dalam kamar mandi tetapi tetap kosong. 'Kemana dia,'

Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantor.

***

Di apartement Hezky, Rasya baru saja terbangun dari tidurnya.

Tanpa Percy ketahui, Rasya pergi semalam tanpa mengatakan apapun. Ia butuh tempat untuk dia berbagi. Syukurlah Hezky mau menampungnya untuk sementara,

"Gimana keadaan loe?" Rasya menengok ke ambang pintu dimana Hezky masuk dengan membawa nampan makanan.

"Gue merasa lebih baik," Rasya berangsur bangun seraya mengusap wajahnya.

"Gue kaget dengan kedatangan loe semalam, loe datang dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Menangis histeris dengan memakai gaun tidur." Ucapnya saat duduk di sisi ranjang. "Dan saat gue tanya loe malah terus nangis sampai ketidurannya." Ia menghela nafasnya seraya menatap wajah pucat Rasya dengan seksama. "Ada apa?"

"Sorry, gue gak bermaksud membuat loe khawatir. Semalam gue hanya merasa sakit hati."

"Pasti karena Percy lagi?" Rasya tersenyum kecil menatap ke arah Hezky. Tebakannya memang benar.

"Ada apa Sya, cerita sama gue." Hezky memegang tangan Rasya.

"Rindi memotong pergelangan tangannya dan meminta Percy menceraikan gue. Percy sampai membuat surat kontrak pernikahan kami."

"APA?"

Rasya menganggukan kepalanya. "Dan semalam," tangisannya kembali pecah.

"Semalam apa?" Hezky semakin penasaran. Rasya menundukkan kepalanya dan mengatakan apa yang terjadi pada mereka semalam.

"Lo-? Kenapa?" pekiknya.

"Gue gak ingin membuatnya kasihan atau bertanggung jawab." Isaknya.

"Tapi memang kenyataannya dia yang awalnya melakukan itu."

"Dia sedang mabuk dan gue yakin dia tidak akan mengingatnya."

"Lalu bagaimana kalau loe hamil? Dia akan semakin menghina dan menginjak-nginjak loe. Dia akan menuduh loe berselingkuh." Ucap Hezky yang tak paham dengan sikap Rasya.

"Gue tidak tau," Rasya menundukkan kepalanya dengan isakannya.

"Tinggalkan dia, Sya. Lepaskan dia,"

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang