Part 17

4.2K 417 367
                                    

"Faen?"

Deg

Deg

Deg

Rasya mematung di tempatnya, matanya masih mebelalak lebar.

Ia merasa seluruh tubuhnya kaku dan sulit sekali untuk di gerakkan. Bahkan untuk menelan salivanya sendiripun terasa begitu sulit.

Percy beranjak dengan membawa boneka bebek kuning yang berbunyi, ia berjalan mendekati Rasya.

Dan saat ini ia sudah berdiri tegak di depan Rasya yang masih menatap dirinya dengan kaku dan jantung yang berdebar hebat. "Apa maksud semua ini?"

"I-itu."

"Katakan kalau kamu bukan Faen!"

Mendengar bentakan Percy membuat Rasya terpekik dan mundur selangkah ke belakang. "Katakan Rasya Prasaja!" pekiknya dengan mata yang memerah karena emosi.

"Itu, a-aku."

"Ternyata benar kamu."

Percy tersenyum sinis dengan mencengkram kuat boneka bebek kecil itu. "Kenapa Sya? Kenapa kamu melakukan ini?"

"Kamu menipuku selama ini!"

Rasya menggelengkan kepalanya diiringi tangisannya.

"Kamu mempermainkan perasaanku Rasya, apa kamu puas sekarang HAH?"

"Tidak, bukan begitu maksudku." Isaknya.

"Lalu apa, lalu apa Sya? Katakan?"

"Karena-,"

"Karena apa hah?" Percy menghembuskan nafasnya jengah.

Rasya menundukkan kepalanya diiringi tangisannya. "Karena aku mencintaimu, Percy. Aku memang bodoh dan mungkin terlambat, tetapi aku sudah lama sekali mencintai kamu." Cicitnya membuat Percy mematung di tempatnya.

"Aku mencintai kamu, Percy." Rasya memberanikan diri untuk menatap manik mata Percy.

"Terlambat!" ucapan Percy membuat Rasya mengernyitkan dahinya bingung. "Kamu bilang ini cinta? Setelah apa yang kamu lakukan. Kalau kamu memang mencintiaiku, lalu kenapa kamu tidak mengatakan kejujuran? Kenapa kamu diam membisu selama ini?"

Rasya terdiam mendengar penuturan Percy yang terlihat kesal itu. "Kenapa Rasya, KATAKAN?"

"Percy ini di rumah papa,"

"Aku tau, maka dari itu jawab pertanyaanku jangan membuatku semakin emosi."

"Aku terlalu takut mengakuinya, aku terlalu malu mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya." Rasya menundukkan kepalanya.

"Malu kamu bilang?"

Percy berjalan mundur dengan senyuman sinisnya, "Selamat Rasya kamu berhasil membuat hidup dan hatiku hancur dan terombang-ambing."

"Cinta macam apa ini? Kamu mengatakan ini cinta tetapi kamu tidak mengungkapkannya sama sekali. Padahal dulu, terang-terangan aku menceritakan gadis bernama Faen dan aku menyukainya. Tetapi kamu diam membisu, menikmati segalanya sendiri. Aku tidak menyangka kamu seegois ini." Percy menjambak rambutnya sendiri ke belakang. "Kamu menganggapku bodoh."

"Tidak Percy sama sekali tidak seperti itu."

"Lalu apalagi? Kalau kamu jujur dari dulu siapa kamu dan perasaanmu mungkin sekarang tidak akan seperti ini. Tidak akan ada hati yang terluka, dan tidak akan ada Rindi di antara kita terutama di hati aku. Mungkin sekarang semuanya normal dan bahagia, Rindi tidak akan kecelakaan dan hancur karena aku. Dan kamu, mungkin kamu tidak akan sakit hati karena melihatku dengan Rindi." Ucapnya. "Kenapa Sya? Kenapa kamu begitu egois? Kenapa hanya memikirkan diri sendiri dan egomu itu."

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang