Part 15

4.2K 398 190
                                    

Percy terbangun di pagi hari, dan segera menuju ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Setelahnya ia beranjak keluar kamar dan terlihat Rasya tengah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan.

"Pagi," sapa Rasya dengan senyumannya.

"Pagi tembem," ucap Percy membuat Rasya mengerucutkan bibirnya. "Kamu seperti itu malah semakin tembem,"

Rasya terkekeh kecil. "Andaikan bisa ada diet pipit, biar tirus."

"Tidak usah, kamu bagus kalau tembem, jadi bisa di cubitin."

"Aduh, ih sakit jibar." Rasya menepis tangan Percy yang mencubit pipinya.

Percy hanya terkekeh dan duduk di atas kursi bar dan mencomot kerupuk yang ada di sana. "Kamu tidak ada kegiatan lagi hari ini?"

"Tidak, kenapa? Kamu mau ajak aku liburan lagi?" tanya Rasya duduk di kursi tepat di hadapan Percy seraya menuangkan nasi goreng ke dalam piring Percy.

"Aku ingin bersepeda, kamu mau ikut? Kita balapan sepeda,"

"Aku tidak ada sepeda, kan tau sendiri sudah lama sekali aku menjual sepedaku." Ucap Rasya menyodorkan nasi goreng itu ke Percy.

"Tidak apa-apa, kita beli saja. Sekalian belanja pakaian untukmu, bukankah selama ini aku begitu pelit tidak memberimu nafkah." Ucapan Percy membuat Rasya tertawa.

"Sadar juga," Percy terkekeh mendengarnya.

"Setelah sarapan kita belanja yah," Rasya mengangguk antusias.

***

Selesai sarapan mereka pergi menuju mall di Jakarta, Percy mengantar Rasya untuk berbelanja pakaian dan lain-lain.

"Jangan nyesel yah Jibar, karena aku bakalan belanja banyak." Ucapnya membuat Percy mengangguk.

"Tenang saja, aku baru saja gajian." Kekeh Percy.

"Whoaa mantap kalau begitu, aku bisa belanja banyak." Kekeh Rasya.

"Kamu ingat gak Sya, dulu kalau kita buka celengan kita selama satu bulan. Kita selalu habiskan dalam satu hari di mall untuk berbelanja pakaian dan juga game."

"Iya, kita habiskan semua uangnya untuk permainan di Zone."

"Kita kesana bagaimana?"

"Kita sudah terlalu tua untuk kesana, Percy."

"Kenapa tidak, kan lumayan buat seru-seruan."

"Malu,"

"Tidak perlu malu,"

Percy menarik Rasya menuju ke tempat permainan disana, Percy segera menukar uang dengan kartu permainan.

"Kita main apa dulu nih,"

"Main ini," Rasya menarik Percy ke sebuah permainan Hot Flash. "Aku ingin mengalahkanmu."

"Oke siapa takut," Percy mulai menggesek kartunya dan permainanpun di mulai. Mereka bermain dengan sangat antusias, dan sesekali tertawa saat salah satu dari mereka menang.

"Aww,, sakit Percy. Pelan kenapa." Rasya mengusap tangannya yang terkenal tembakan Percy membuatnya meringis.

Percy berjalan mendekatinya dan menarik tangan Rasya. "Belum sampai sobek, gak masalah lah." Ucapnya melepas pegangannya membuat Rasya mencibir kesal dan menendang tulang keringnya.

"Sakit," ringis Percy mengusap kakinya.

"Belum sampai berdarah, jangan cengeng."

Ucapan Rasya membuat Percy mencibir kesal dan berlalu pergi menuju permainan lain.

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang