Daffa kembali datang ke rumah keluarga Basupati, Rindi terlihat tengah duduk di atas kursi roda tepat di dekat kolam renang.
"Tidak berniat menenggelamkan diri di kolam renang kan." Ucapan Daffa membuat Rindi menengok ke arahnya.
Rindi tersenyum padanya. "Kenapa baru datang?"
"Aku sibuk Nona, sepertinya kau begitu merindukanku." Goda Daffa membuat Rindi mencibir.
Daffa duduk di samping Rindi dengan memasukkan kedua kakinya ke dalam air. "Mau bergabung?"
"Apa bisa?" tanya Rindi.
Daffa beranjak dari duduknya dan memangku tubuh Rindi untuk duduk di sisi kolam renang dengan memasukkan kedua kakinya ke dalam air.
"Dia datang lagi tadi pagi," ucapnya membuat Daffa menengok ke arahnya,
Mereka sudah duduk berdampingan di sisi kolam renang. "Dia sudah tau siapa Faen sang kekasih penanya."
"Apa kamu cemburu?" tanya Daffa.
"Pertanyaan konyol," kekehnya menundukkan kepalanya. "Bohong kalau aku mengatakan tidak."
Daffa terdiam membisu menatap Rindi yang terlihat cantik dengan wajah naturalnya. Cahaya bulan di langit semakin membuat wajahnya bersinar cantik.
"Dia terlihat emosi dan hancur, aku tau aku salah. Tapi apa salah kalau aku berusaha melindungi nama baik sahabatku? Aku tidak ingin mencampuri masalah perasaannya, aku merahasiakannya karena aku tidak mau membuat dia malu di depan Percy."
"Kamu tidak bersalah, memang itu sudah seharusnya. Bukankah lebih baik mendengar dari orangnya langsung daripada orang lain." Ucapan Daffa di angguki Rindi.
"Kamu benar, Tuan."
Hening...
Tak ada yang mengeluarkan suara, Rindi menundukkan kepalanya menahan air mata yang kembali luruh membasahi pipinya.
"Apa ini berarti sudah tidak ada kesempatan lagi untukku bersamanya?" Daffa menatap Rindi dengan iba. "Dia sudah menemukan kekasih penanya, wanita yang selalu ia tunggu."
Rindi menangis terisak, tubuhnya bergetar hebat. Daffa menarik tubuh Rindi ke dalam pelukannya.
"Sekarang aku akan benar-benar kehilangannya, hikzz..." isaknya semakin menjadi.
Daffa hanya mampu mengusap rambut Rindi dengan lembut. "Aku akan kehilangannya, hikzzz....hikz..."
Daffa semakin erat memeluk Rindi dan mengecupi kepalanya.
Randa, Seno dan Irene memperhatikan mereka dari jauh.
"Siapa pria itu Ran?" Randa menengok ke arah Seno.
"Dia teman kerjaku, Pa. Dia juga seorang aktor," ucap Randa.
"Apa dia bisa membantu Rindi melupakan Percy?" tanya Irene.
"Aku berharap seperti itu, aku ingin putri kita bahagia. Karena bagaimanapun dia dan Percy tidak akan pernah bersama, kamu tau sendiri bagaimana Dewi dan Edwin." Irene mengangguk menyetujui ucapan sang suami.
"Randa yakin, Daffa bisa membuat Rindi melupakannya. Papa dan Mama tenang saja, Randa akan menjamin itu," ucapnya.
"Terima kasih sayang," Irene memeluk Randa.
"Maafkan kami Nak, karena adikmu. Kamu jadi harus menunda pernikahanmu dengan Samuel." Ucap Seno.
"Tidak masalah Papa, aku juga tidak akan tenang meninggalkan Rindi dalam kondisi seperti ini." Ucap Randa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difference
ChickLit18+ (sebagian cerita di private) Saat perbedaan keyakinan menjadi hambatan dalam hubungan yang sudah 5 tahun berjalan. Pengorbananpun harus di lakukan, berkorban untuk melepaskannya atau tetap memperjuangkannya. Disaat aku ingin memperjuangkannya, k...