Part 21

4.4K 449 136
                                    

Saat ini Rindi tengah duduk di atas kursi roda tepat di taman belakang rumahnya. Sudah seminggu ini dia mengurung diri dan menghindari Daffa.

Ia menatap nanar hamparan taman di depannya itu,

Tanpa dia sadari, seseorang yang selama ini ia hindari berdiri di belakangnya. Randa terpaksa membiarkan Daffa masuk karena ancamannya, Daffa sudah kesal karena Rindi mennghindarinya seminggu ini. Tanpa menerima pesannya dan tidak mau bertemu dengannya.

Daffa berjalan mendekati Rindi yang terlihat cantik dengan rambutnya yang diikat kuda dan syal abu tersampir di bahunya.

"Hai Nona," Rindi menengok ke arahnya dengan kernyitannya.

"Sedang apa kamu disini?"

"Menemuimu, apalagi." Jawabnya dengan enteng.

'Randa sialan!' gerutunya.

Rindi segera beranjak meninggalkan Daffa tetapi di tahan olehnya. "Kamu kenapa sih?"

"Pergi Daffa, aku tidak ingin bertemu dengan siapapun." Rindi kembali menarik roda kursi rodanya tetapi masih di tahan oleh Daffa.

"Tidak akan aku biarkan, sebelum kita bicara."

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan,"

Daffa menarik kursi roda Rindi hingga kini mereka berhadapan. Daffa mencondongkan tubuhnya di hadapan Rindi. "Ada yang harus kita bicarakan,"

"Aku tidak mau." Rindi terus saja memalingkan wajahnya.

"Kamu ini kenapa sih?"

"Aku tidak apa-apa, aku mohon tinggalkan aku sendiri," ucapnya.

"Apa ini karena pria itu lagi?"

"Bukan,"

"Lalu apa lagi, Rindi. Kenapa kamu menghindariku?"

"Aku hanya ingin sendiri, apa aku salah?" tanyanya.

"Tapi aku ingin tau alasannya," ucap Daffa masih dengan kebingungannya.

"Sebaiknya kita tidak berteman lagi."

"Apa maksud kamu?"

"Aku mohon pergilah tuan Daffa, jangan menggangguku lagi." Rindi menatapnya dengan sengit.

"Kamu ini kenapa sih?"

Rindi berteriak memanggil Randa hingga tak lama iapun datang. "Ada apa?"

"Bawa aku ke kamar,"

"Tapi,"

"Randa!"

"Emm, oke." Randa menatap Daffa dengan iba, iapun segera membawa Rindi ke masuk ke dalam rumahnya.

"Ada apa dengannya?" keluh Daffa,

Randa membawa Rindi ke dalam kamarnya.

"Kenapa loe membiarkan dia masuk?" pekik Rindi.

"Apa yang salah? Dia maksa ingin ketemu loe."

"Gue gak ingin ketemu dia lagi, loe paham gak sih!" pekik Rindi.

"Loe kenapa sih? Apa salah Daffa? Apa ini karena loe masih mencintai Percy?" tanya Randa.

"Tidak ada hubungannya dengan Percy, loe paham."

"Lalu apa?"

"Gue gak mau dia mengasihani gue, lihat keadaan gue sekarang? Gue cacat, Randa. Gue gak butuh belas kasihan dari kalian semua!" pekiknya,

Rindi menundukkan kepalanya seraya mengusap wajahnya yang sudah basah karena air mata. "Nggak ada yang mengasihani loe,"

"Kalau begitu kenapa loe gak menikah dengan Samuel? Kenapa loe memilih menundanya? Ini pasti karena gue kan? Dan Daffa, dia rela menahan malu di depan media hanya kasihan sama gue." Pekiknya membuat Randa terdiam.

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang