Part 14

4.5K 404 161
                                    

Percy baru saja sampai di rumahnya malam itu setelah dari rumah sakit. Ia melihat Rasya tengah mengambil air dari dalam kulkas di dapur apartement.

"Hai,"

Rasya menengok mendengar sapaan itu, ia tersenyum kecil dan beranjak menuju kamarnya. Percy tidak tau apa yang membuat Rasya bersikap seperti itu.

Mungkin karena surat kontrak itu. Pikirnya.

Percy bergegas ke dalam kamarnya untuk membersihkan dirinya, ia memejamkan matanya dengan kedua tangannya menyentuh dinding di depannya. Ucapan Verrel terngiang terus di kepalanya,

Dia mulai merasa putus asa dan lelah dengan semua ini...

20 menit, ia sudah berpakaian santai dan beranjak ke dapur. Ia membuka kulkas dan melihat beberapa makanan, ia beralih ke kitchen set dan mengambil satu bungkus indomie dan mulai menyalakan kompor menanak air untuk memasang mie.

Pikirannya melayang memikirkan Rindi, Rasya juga rumah tangganya bersama Rasya yang sama sekali tidak berjalan dengan baik. Ucapan Verrel terus saja terngiang di telinganya seperti alarm peringatan.

"Ishh,"

Prank

Percy meniup jarinya saat tak sengaja menyentuh wajan dan membuat sumpitnya jatuh ke lantai. Rasya yang mendengar suara berisik itu keluar dari dalam kamarnya.

"Ada apa?"

Percy menengok ke arah Rasya masih meniup tangannya yang melepuh.

"Aku sangat lapar, awalnya ingin membuat mie. Tapi malah melar mienya, aku memang tidak berbakat." Ucapnya menggaruk tengkuknya sendiri yang tak gatal.

"Kenapa tidak meminta tolong padaku?" ucapnya segera memungut sumpit itu dan memasukkannya ke dalam tempat pencuci piring.

"Kamu terlihat tidak baik-baik saja, aku tidak ingin mengganggumu." Ucapnya membuat Rasya menatap kearahnya.

'Apa kamu tidak sadar juga, aku seperti ini karena kamu, Percy.'

"Sudahlah, biar aku saja yang membuatkannya. Kamu tunggu saja." Ucapnya membuat Percy mengangguk dan beranjak menuju ke meja bar, ia duduk disana.

Rasya membuang mie itu dan mengambil yang baru, tetapi sebelum itu ia mengambil kotak p3k dan berdiri di samping Percy. Tanpa berkata apapun, ia menarik tangan Percy yang melepuh dan mengoleskan salep untuk luka bakar pada tangannya membuat Percy tersentak .

Tetapi tak ada perlawanan darinya, ia membiarkan Rasya mengobati tangannya. Tatapannya mengarah ke wajah Rasya yang fokus mengoleskan salep itu seraya meniupnya perlahan. Seketika matanya turun menatap leher jenjang Rasya, sekelebat bayangan saat Rasya mengerang dengan menengadahkan kepalanya.

Percy seketika memalingkan wajahnya ke arah lain. 'Ada apa denganku, kenapa aku menjadi mesum seperti ini.'

Rasya selesai memberi salep itu dan beranjak untuk menyimpan kembali kotak p3k. Iapun mulai memasak mie instan untuk Percy. Tanpa bertanya, Rasya menambahkan sayuran dan juga beberapa potong sosis dan telor kukus sesuai kesukaan Percy.

Percy menatap punggung Rasya yang dengan cekatan memasak disana. Seketika sekelebat punggung polos Rasya terbayang di benak Percy membuatnya memejamkan matanya. "Astaga, ada apa denganku." Gumamnya menghembuskan nafasnya.

"Ada apa?" tanya Rasya membuat Percy membuka matanya dan menatap Rasya.

"Tidak ada, hanya sedikit memikirkan masalah pekerjaan." Ucap Percy diiringi senyumannya.

'Apa karena kepikiran Rindi, kamu jadi sefrustasi ini?' batin Rasya.

"Ini mie nya," Rasya menyimpan semangkuk mie serta saus pedasnya.

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang