Part 24

4.8K 485 377
                                    

Hari berganti hari dan minggu berganti minggu. Tetapi tidak ada yang berubah antara Percy dan Rasya. Keduanya malah semakin canggung dan seakan tidak akrab seperti biasanya. Entah apa yang memberi jarak di antara mereka berdua.

Rasya masih menyembunyikan perihal kehamilannya, tidak ada yang tau selain sang Papa. Bahkan hanya sang Papa yang memenuhi ngidamnya selama ini. Ia merasa bersyukur dengan adanya sang Papa.

Kemarin ia merasa terhibur dengan ngidam aneh Leonna yang meminta pria menjadi jeng kelin. Dan dia berpikir, apakah Percy bisa memenuhi ngidamnya seperti kemarin ia memenuhi ngidam Leonna.

Dan saat ini Rasya hanya menikmati harinya dengan menyeduh teh hijau buatan sang Mama di taman belakang rumahnya yang terdapat danau.

Ia menikmati suasana sore dengan langit jingga yang begitu menyejukkan. Hembusan angin menerpa wajah dan rambutnya dengan lembut.

Sesekali ia mengusap perutnya yang kini akan masuk bulan ke dua, perutnya masih rata dan belum terlihat menonjol.

***

Rocky terlihat tengah memarahi salah satu karyawannya hingga beberapa orang datang dan mulai merusuh disana membuat Rocky mengamuk ke arah mereka semua.

Bug

Satu tonjokkan mendarat di pipinya, membuat tubuh Rocky terdorong ke lantai. "Sialan!"

"Itu buat loe yang berani mengancam istri gue dan mengatakan hal yang tidak-tidak tentang dia." Percy berdiri di hadapannya dengan kesal.

Sudah lama ia memendam kekesalannya pada Rocky. Dan sekarang saatnya ia meluapkan segalanya setelah urusan Stafford family dan ia juga sudah membeli seluruh restaurant Roulles.

"Sialan!" Rocky beranjak hendak melayangkan tinjuannya ke arah Percy tetapi ia berhasil menepisnya dan memukul Rocky habis-habisan hingga tidak memberi Rocky kesempatan untuk melawannya.

"Loe memfitnahnya, sialan!"

Gerakannya terhenti saat salah satu anak buahnya menarik tubuhnya menjauhi Rocky yang sudah babak belur.

"Gue akan laporkan ke polisi, loe membuat rusuh di restaurant gue!" pekik Rocky.

"Tidak perlu repot-repot, restaurant ini milik gue. Dan polisi akan segera datang." Percy melempar map merah ke depan Rocky membuatnya membuka map itu dan membelalak lebar.

"Loe lihat, gue sudah membeli saham dan juga restaurant ini ke Kakak loe yang haus harta. Jadi sekarang ini milik gue!"

Rocky terlihat geram dan hendak menyerang Percy tetapi beberapa polisi datang dan melumpuhkannya.

"Gue gak akan biarkan loe mengganggunya lagi." Pekiknya begitu emosi.

"Loe akan menyesal!" teriak Rocky saat para polisi membawanya keluar dari restaurant.

Percy menghembuskan nafasnya kasar, ia melihat sekeliling dimana para karyawan disana terlihat ketakutan.

"Kembalilah bekerja dan bereskan semua kekacauan ini." Mendengar penuturan Percy, merekapun bergegas untuk kembali bekerja.

"Adit,"

"Iya Pak,"

"Kamu urus semuanya, nanti laporannya kirimkan padaku."

"Baik Pak,"

Percy berlalu pergi meninggalkan mereka semua dengan kekesalannya. Tetapi ada kelegaan di dalam hatinya. Ia tersenyum puas meninggalkan restaurant itu.

***

Daffa tengah memperhatikan Rindi yang sedang bermain dengan seorang anak kecil, di komplek rumahnya yang tidak terlalu ramai. Anak laki-laki itu awalnya tengah bermain bola sendirian, lalu Rindi menghampiri dia dan mengajaknya untuk bermain bersama.

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang