Part 9

4.3K 379 89
                                    

Rasya baru saja menuruni taxi, tatapannya mengarah ke sebuah rumah bergaya belanda modern. Saat ini ia berada tepat di depan rumahnya, sang Papa memaksa dia untuk datang ke rumah karena ada yang ingin di bicarakan. Rasya tau apa yang akan di bicarakan oleh sang Papa.

Ia menarik nafas panjang dan berjalan menuju ke gerbang rumah saat seorang security membukakan pintu untuknya. Ia berjalan menuju pintu masuk dan memasuki rumahnya.

"Sayang," Ratu memeluknya saat ia sampai di ruang keluarga. Angga terlihat tengah duduk bersantai sambil menikmati tehnya.

"Apa kabar Ma," Rasya melepas pelukannya.

"Mama sangat mengkhawatirkanmu," Ratu membelai pipi Rasya, sedangkan Rasya hanya menampilkan senyumannya.

"Duduklah Sya," ucap Angga membuat Rasya dan Ratu bersama-sama duduk di sofa yang ada disana.

"Papa tidak bekerja?" tanya Rasya mencium tangan dan kedua pipi Angga.

"Papa masuk nanti sore," ucapnya seraya melipat kakinya dan bersandar ke sandaran sofa. Terdengar helaan nafasnya darinya seraya melepas kacamata yang dia gunakan. "Kenapa Sya?"

Rasya terdiam mendengar pertanyaan Angga yang tidak basa basi. Rasya tau niat Papanya memanggilnya kesini adalah untuk mengintrogasinya. "Maksud Papa apa?"

"Sya, Papa yakin kamu mengetahui hubungan Percy dan Rindi." Rasya kembali terdiam mendengarnya, ia melirik ke arah Ratu yang terus menggenggam kedua tangannya seakan tak ingin melepaskannya.

"Pa, itu hanya masalalu."

"Apanya yang masalalu? Sudah jelas mereka masih berhubungan dan saling mencintai, jangan bodohi kami lagi, Rasya." Ucap Angga geram.

"Walaupun memang begitu, Rasya tidak bisa berbuat apapun lagi."

"Ceraikan dia,"

"Pa," Rasya membelalak lebar mendengar penuturan Angga barusan. Ia tidak menyangka orangtuanya akan memintanya untuk menceraikan Percy, yang baru 3 hari ini menjadi suaminya.

"Kami sudah merundingkan semua ini, Sayang. Jalan terbaiknya mungkin kamu bercerai dengan Percy dan kami akan membawamu ke Jersey, disana ada sepupumu anak dari sodara tiri Papa. Kamu bisa meneruskan study disana dan mencapai impianmu untuk menjadi seorang guru musik." Ucap Angga.

"Pa,"

"Sya, Papa tidak ingin kamu berada di antara mereka. Kamu akan sakit hati,"

"Rasya tau, sejak awal Rasya sudah tau resikonya menikah dengan Percy."

"Lalu kenapa kamu masih menerima pernikahan ini, Sya? Kamu jelas tau kalau Percy mencintai Rindi." Ucap Angga.

"Karena aku mencintainya," gumam Rasya membuat Ratu dan Angga semakin membelalak lebar.

"Kamu gak salah bicara kan?" tanya Ratu,

"Tidak Ma, Pa. Rasya memang mencintainya."

"Sejak kapan?" tanya Angga.

"Dari sejak kami SMA, sejak Percy menyelamatkan Rasya dari penculikan itu. Rasya sudah mencintainya jauh sebelum Rindi bersamanya. Jauh sebelum mereka saling mencintai, Rasya memendamnya selama ini." Cicitnya.

Ratu dan Angga saling beradu pandang dengan tatapan tak menyangka. "Kenapa kamu diam saja selama ini?" tanya Ratu.

"Rasya berpikir mungkin kami tidak berjodoh, Rasya memilih mundur. Hingga sesuatu terjadi, Rindi melakukan sesuatu pada Rasya. Dan apa aku harus diam saja, aku tidak lupa saat itu. Bukankah cinta itu egois, jadi sekarang Rasya tidak akan pernah melepaskan Percy." Tangisnya sudah pecah. "Rasya mencintainya, dan Rasya tidak akan membiarkan Rindi mengambilnya kembali. Tidak," isaknya membuat Angga dan Ratu terdiam membisu.

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang