Aku terpana melihat rumah yang di beli mas Lean. Apakah dia serius? Bukankah alasannya membeli rumah baru adalah untuk mempersempit ruang agar kami bisa leluasa saling mengenal? Dan apa-apan rumah ini, terkesan minimalis memang tapi tetap saja sebesar rumah mertuaku. Apanya yang mempersempit ruang? Apakah dia yakin interaksi antara aku dan dia akan berjalan lancar?
Saat masuk kedalam rumah inipun aku menyadarinya, bahwa alasannya membeli rumah ini sama sekali berbeda dengan alasan yang dia katakan di meja makan beberapa hari yang lalu. Ya, baru beberapa hari yang lalu dia membeli rumah ini disusul perabotannya, dan sekarang aku sudah menggeret semua koperku ke dalam rumah s-e-n-d-i-r-i-a-n. Kau tahu? Sendirian.
Pria dingin itu entah melayang kemana. Ketika malam itu dia membeli sebuah rumah, dia langsung memintaku mengemas barang-barangku dengan sangat halus. Catat sangat halis. Bahkan aku sampai melayang dibuatnya. Kau harus tau apa yang dikatakannya 'nah istriku, teman kencanku. Berbereslah mulai malam ini karna kita tak akan memakan banyak waktu untuk kepindahan. Aku rasa tiga hari sudah cukup untuk aku meminta orang-orangku merehap kecil-kecilan istana baru kita. Setelah itu kau pindahlah kesana dan bersiap menjadi ratu baru. Bagaimana El?' Dan ucapannya diakhiri kerlingan jenaka kearahku.
Sungguh itu adalah mas Lean yang baru. Baru kali ini aku melihatnya seperti itu. Biasanya dia hanya akan menatapku datar jika berpas-pasan dirumahnya dan interaksinya dengan kedua mertuakupun tidak membantu ku untuk membenarkan bahwa ini adalah salah satu sifatnya. Selama aku mengenal keluarga Caesar, mereka memang orang yang ramah, dan bisa membawa suasana menjadi hangat dengan kejenakaan mereka. Ya setidaknya aku bisa berasumsi bahwa mas Lean memang keturunan Caesar dengan kadar jenaka yang sangat mengkhawatirkan.
Dan taukah? Kedua mertuaku yang teramat polos atau memang teramat mendoakan aku dan mas Lean segera akrab dan bisa benar-benar menjadi utuh malah melayangkan tatapan penuh cahaya harapan dan kembangan senyum sepanjang garis pantai. Oke lupakan. Aku bahkan merasa bodoh melihat muka mereka seperti itu dan mengangguk-angguk bodoh ketika keduanya memintaku segera berberes. Pengusiran halus? Entahlah.
Aku melihat lagi pesan dari mas Lean, "taruh barang-barangmu didalam kamar dengan pintu berwarna putih gading". Dan taraaa itu berada di lantai dua dan satu-satunya pintu berwarna putih gading. Pintu itu dapat dilihat denhan jelas dari tempatku berdiri, diruangan depan rumah ini. Aku mengernyitkan dahi ku dan mulai bertanya-tanya kenapa dia memberikan kamar dengan pintu yang berbeda?
Akhirnya aku menggeret koperku kelantai dua dan terpana melihat kamar yang akan aku tempati. Ini terkesan terlalu feminim. Apa dia tidak masalah menempati kamar seperti ini denganku?
Tunggu dulu. Apa yang baru saja aku fikirkan? Dari mana fikiran itu berasal. Tapi, apakah setelah pindah kesini dia akan benar-benar tidur dikamar yang sama denganku? Aaaaa astagaa tidak-tidak. Mukaku sudah panas memikirkannya. Akan seperti apa jadinya nanti? Aku benar-benar tak bisa membayangkannya.
Setelah merapikan pakaianku di dalam lemari, aku mulai menelusuri tiap bagian dari rumah ini. Semua perabotan rata-rata berwarna putih gading dan coklat. Tapi kenapa cuma satu pintu saja yang diberi warna berbeda? Dasar manusia dingin yang aneh.
Tadi ketika aku bertanya kenapa hanya kamar itu yang diberi warna berbeda sedangkan pintu yang lainnya berwarna coklat gelap dia hanya merespon "dimana masalahnya? Setidaknya kau tidak tidur di luar" aha yayaya bagus sekali, mengingatnya membuatku kesal setengah mati. Dasar laki-laki dingin.
Aku sudah sampai di area belakang rumah ini, ternyata disini ada halaman yanh cukup untuk area bermain, kemah, dan membuat party mungkin? Hey El. Party apa? Enyahkan. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan terus berjalan hingga ke jajaran pepohonan yang masih kecil. Manis sekali. Itulah kesanku. Ya setidaknya aku menyukai selera mas Lean.
![](https://img.wattpad.com/cover/98078650-288-k542985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenge
Romansa"Kesalahanku hanya satu. Membiarkan kau berbalik" ucap Lio sebelum melumat bibir El tanpa ampun. El sesak nafas. Bukan hanya karena efek terkejut, tapi juga karna tuntutan dari bibir yang tengah melumatnya untuk segera membalas lumatan tersebut. Pik...