El mulai sadarkan diri namun memilih tetap menutup matanya ketika samar-samar ia mendengar obrolan dua orang laki-laki yang tidak dikenalnya. Ia semakin menutup mata dan mempertajam pendengarannya ketika sadar bahwa posisinya sekarang dalam keadaan duduk yang sangat tidak mengenakkan dengan tangan diikat dibelakang sebuah kursi rotan.
Meskipun panik dan takut, El lebih memilih tetap diam dan nenyimak pembicaraan mereka.
"Kalau begitu kau hanya tinggal memotong jarinya" ucap seorang laki-laki
"Tak semudah itu Dim, bukan hanya sidik jarinya yang aku butuhkan tapi juga detak jantungnya" balas seseorang lagi.
Tunggu. Batin El setelah mendengar suara balasan seorang laki-laki tadi. Suara itu tidak asing. Batinnya lagi
"Kenapa hanya membuka brankas itu susah sekali"
"Karna isinya juga berharga bodoh. Kau kira apa yang sudah aku korbankan untuk mendapatkannya? Kau kira apa yang sudah aku kerjakan selama 18 tahun ini?" Suara itu terdengar sangat frustasi. Kemudian El mendengar suara langkah tapak sepatu mendekat kearahnya
"Dan lihat dia" ucap laki-laki itu lagi. El dapat merasakan pipinya dielus oleh sebuah tangan kasar.
Ini menjijikkan. Aku tau tangan ini. Batin El
"Amat sangat damai dalam pingsannya. Sebenarnya seberapa banyak kau memberinya bius itu?"
"Hanya 2 semprotan seperti biasanya"
"Hmm ini aneh sekali" balas laki-laki yang ada di dekat El.
Kini El begitu muak. Apalagi setelah mencium aroma nikotin yang sangat mengganggu penciumannya semenjak ia berumur 7 tahun. bagaimana bisa tua bangka ini ada di sini? Demi apapun, siapapun tolong aku. Doa El sambil tetap mempertahankan posisi dan ekspresinya sedamai mungkin.
Tak lama El merasa pipinya ditampar keras sekali hingga ia tak sadar meringis. "Ah lihat, rupanya dia bisa menjadi atris dengan berpura-pura tetap tidur" ucap laki-laki itu ketika El membuka matanya
"Apa maumu? Kenapa kau ada disini? Dan untuk apa aku ada disini?"
"Wow... santai El, seharusnya kau menyapaku dengan santun. Apalagi setelah kau dengan lancangnya menikah tanpa sepengetahuanku"
"Dan untuk apa kau harus tahu?"
Mendengar jawaban itu, membuat lelaki itu tersenyum miring dan mendekati El kemudian mengangkat dagu El untuk mendongak menatapnya
"Dulu kau sangat cantik dengan gaun tidur pink mu. Apa kau masih menyukai warna pink? Aku bahkan pernah membelikanmu pakaian dalam berwarna pink"
"Kau sungguh menjijikkan. Menjauhlah dari kehidupanku!!" Bentak El mulai ingin menangis
"Ahahahah.... menjauh kau bilang? Bagaimana bisa kau mengusir ayahmu sendiri menjauh dari kehidupanmu?"
"Kau bukan ayahku!!"
"Yayaya.. tapi aku suami ibumu" balasnya sambil tersenyum
"Dan aku yakin ibuku tak tau kau ada disini"
"Tentu dia tak tau. Karna aku berangkat dimalam setelah kau mengabari ibumu bahwa kau akan ke Kalimantan"
"Kau mengikutiku?" Tanya El mulai merasa ini sangat salah
"Ah.. bagaimana mengucapkannya ya. Well seharusnya aku mengucapkan terlebih dahulu kepadamu. Welcome home cantik. Ow tidak. Bagaimana aku selancang itu, sekarang kau tidak cantik lagi tapi sexy" ucapnya sambil tersenyim mesum
"Mulut mesum mu itu benar-benar menjijikkan Brand. Kau menjijikkan"
Perkataan El itu membuatnya mendapatkan sebuah tamparan dipipinya hingga ujung bibirnya sedikit sobek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenge
Romance"Kesalahanku hanya satu. Membiarkan kau berbalik" ucap Lio sebelum melumat bibir El tanpa ampun. El sesak nafas. Bukan hanya karena efek terkejut, tapi juga karna tuntutan dari bibir yang tengah melumatnya untuk segera membalas lumatan tersebut. Pik...