Part 17

1.2K 45 3
                                    

'Aku hamil'

Itulah kata-kata yang terngiang dikepalanya ketika ia terbangun ditempat tidurnya. Ia ingin menangis mengetahui ada janin didalam kandungannya. Bagaimana bisa? Dia bahkan belum pernah melakukannya. Bersama siapapun. Ya seingatnya begitu. Kecuali....

'Sial itu sudah lama sekali. Mana mungkin janin itu baru berkembang sekarang bodoh. Dan itu juga kalau memang sudah sanpai ketahap itu dia melakukannya..' gerutu El dalam hati ketika terlintas dibenaknya kejadian masa lampau.

'Apa aku pernah tertidur sebegitu lelapnya hingga tak menyadari ada seseorang yang tidur bersamaku?' Pikir El lagi.

Tangannya senantiasa mengelus perutnya naik turun. 'Benar, sekarang sudah sebesar apa dia? Berapa tadi umurnya? Ah 2 bulan'

El memejamkan matanya dan setia duduk tenang di meja makan menunggu Lio untuk turun, dan mereka akan pergi bekerja bersama.

"Kau sudah meminun vitaminmu?" Suara Lio membuat El membuka matanya kembali dan menatap kearah tangga tepat dimana ia bisa melihat Lio tengah mengancingkan jasnya.

"Sudah" ucapnya singkat.

"Ayo berangkat"

"Kau tidak sarapan?" Tanya El seraya berdiri dari kursinya dan melangkah menjauhi meja makan menuju tempat Lio berdiri

"Nanti, ada seseorang yang harus aku temui" balas Lio

"Siapa?" Tanya El spontan

Delikan sengit adalah jawaban dari Lio. "Kenapa? itu mengusikmu?"

"Tentu saja tidak"

"Apa hidupku menjadi urusanmu?"

"Jelas, tidak"

"Bagus. Artinya pertanyaanmu tak perlu dijawab" ucap Lio sambil melangkah menuju mobilnya.

"Ada apa sih dengannya? Kau tau perutku juga sebenarnya bukan urusanmu bos" teriak El dibelakangnya

Diluar, cuaca sangat tidak bersahabat. Terlalu lembab, tapi ini cocok untuk menanam beberapa jenis tanaman. El merapatkan jaket yang dikenakannya, dan ia sedikit menyesal kenapa tidak menerima tawaran Lio untuk menjemputnya lagi dirumah sakit. Alhasil, kini ia kebingungan bagaimana caranya pulang.

Setidaknya, ada pekerjaan yang menunggu untuk ia bereskan. Bagaimana caranya pulang adalah hal terakhir yang harus dipikirkannya. Yang terpenting, pekerjaannya harus selesai sesuai dengan list yang sudah ditentukannya beberapa waktu lalu.

***

El memulai pekerjaan dengan sedikit... errr entahlah. Dia tampak tak nyaman dengan semua posisi menanam tanaman itu. Apa yang sedang dihindarinya? Posisinya begitu tidak alami, apa dia benar-benar berkompeten untuk pekerjaannya?

Lio tampak sibuk memandangi El dari luar jendela besar tepat dilantai teratas gedung rumah sakit yang bisa dikatakan 99% rampung itu. Inilah kantornya, dan ia perlu beberapa sentuhan lagi. Sepertu sentuhan lembut dari seorang wanita dibeberapa sisi?

Hah.. apa yang sedang ia pikirkan. Sentuhan? Wanita? Ruangan ini sudah sangat cocok dengan citranya bukan? Seorang CEO muda berbakat yang kesepian.

Hell.. darimana datangnya kalimat kesepian itu? Ah sial..

Lio kembali pada aktivitasnya semula. Apa tadi yang ia lakukan? Ah, memperhatikan El yang sedang bekerja dengan gaya anehnya. Apa? Bukan. Bukan itu, otak dungu. Memeriksa grafik bursa saham. Benar, itulah yang sedang ia lakukan barusan.

Menatap pada layar tablet digenggamannya, dan berusaha tetap terpaku pada aktivitas tersebut hanya untuk menerima bahwa aktivitas wanita yang berada dibawah sana jauh lebih menarik daripada grafik yang terlihat menanjak tinggi dibeberapa bagian itu.

Your RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang