El membuka matanya perlahan, tidak terlalu sulit untuk membuka matanya karena pencahayaan yang temaram. Ia melihat ke sekeliling dan baru menyadari kamar yang dia tempati sekarang bukan sebuah kamar di rumah sakit.
Nuansanya terlalu maskulin dan..... jantan? Dimana aku sekarang? Batin El. Ia langsung meloncat turun dan memperhatikan pakaiannya.
Lengkap.. "awww" ringis El ketika ia terlalu cepat menyentak lehernya. Ia menyentuh lehernya yang diperban dan kilasan kejadian yang terjadi sebelum ia pingsan muncul dikepalanya.
Lio. Satu kata itu terlintas setelah kejadian mengerikan menyentak kepalanya.
"LIOOOOOOO" El berteriak seantero kamar. Kemudian ia melangkah keluar dan berlari membuka tiap pintu yang ia temui untuk mencari keberadaan Lio.
"Liooo kau dimanaa??" Teriak El lagi.
Ketika El melangkah membuka pintu geser dibelakang rumah ia bisa melihat seseorang tengah berenang di kolam tenang yang terdapat di tengah-tengah halaman belakang.
El melangkahkan kakinya menuju tepian kolam dan berdiam disana beberapa saat sebelum ia ikut terjun ke dalam kolam.
El menggulung badannya dengan menekuk lutut dan mengikatnya dengan tangannya. Kemudian ia menekukkan kepalanya mengarah ke lutut. Setelah melompat ke dalam kolam renang, ia berdiam diri didasar kolam. Mendengarkan deru gelembung dari udara yang dihembuskannya dari hidung.
Ketenangannya tak berlangsung lama karena setelahnya yang dirasakan El adalah badannya yang diangkat keatas dan kepalanya kini tak merasakan lagi riak air kolam. Mengangkat kepala, membuka mata, yang menjadi pemandangan pertama dari mata El adalah badan tegap dengan bulu halus di sekitaran dada, otot yang terlihat menggoda untuk disentuh dan hembusan nafas dari puncak kepalanya.
"Ingin bunuh diri?" Tanya Lio dari atas kepala El
Mendongak, El membalas tatapan Lio yang mengarah lurus padanya
"Tidak. Hanya ingin ikut merasakan berenang dibawah terik matahari"
"Kau membatu dibawah bukan berenang"
Senyum sayu yang diperlihatkan El cukup membuat Lio mengerti bahwa wanita yang ada di depannya ini bukan ingin berenang tapi sedang memikirkan kejadian yang menimpanya kemaren.
"Dont worry, you will save from now" ucap Lio
Terdiam cukup lama dan membuat Lio menjadi jengah karena mengira wanita didepannya masih tersedot dunianya sendiri. Namun setelah El mengangkat pandangannya dengan mata yang basah membuat Lio berjengit bingung.
"Ada apa?" Tanya Lio
"Aku ingin makan kepiting cabe hijau" ucap El malu-malu dan suara seperti bisikan. Ya, bisikan yang cukup jelas untuk didengar Lio
Lio semakin kebingungan dan mengernyit mengetahui apa keinginan El. "Kau lapar Aby?"
Sekarang gantian El yang mengernyit "kenapa kau memanggilku Aby?"
Bukannya menjawab pertanyaan El, Lio malah menggendong El kedalam rumah. Sepanjang jalur yang mereka lintasi, kini dikotori dengan titik-titik air. Tentu saja dari tubuh keduanya.
El sudah merasa panas dingin karena kulit tangannya bersentuhan langsung dengan otot-otot perut Lio yang sangat menggelitik. Sementara Lio membopong wanita itu dengan enteng dan tanpa merasa terpengaruhi, meskipun kini jari-jari El sudah menelusuri perutnya.
Sesampainya di kamar, Lio mendudukkan El di meja rias dan mulai membuka lemari dan mengacak-acak isi lemari pakaiannya. Mengeluarkan satu kemeja berwarna putih polos, Lio menentengnya kearah El. Kemudian terdiam sejenak dan pergi kembali kearah lemari dan meletakkan kembali kemeja putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenge
Romance"Kesalahanku hanya satu. Membiarkan kau berbalik" ucap Lio sebelum melumat bibir El tanpa ampun. El sesak nafas. Bukan hanya karena efek terkejut, tapi juga karna tuntutan dari bibir yang tengah melumatnya untuk segera membalas lumatan tersebut. Pik...