El tak tahu apa yang dilakukannya disini. Apa yang sedang ingin dicarinya adalah ketenangan. Tapi hal itu jelas tak ada disini, ketenang macam apa yang akan didapatinya di diclub malam seperti ini? Namun ia hanya mengikuti kakinya kemanapun ingin melangkah
Di meja bar, ia duduk tercenung tak tahu ingin memesan apa. Bartender sudah bertanya dan memberikan berbagai macam rekomendasi minuman untuknya, namun jangankan untuk memesan salah satu dari sekian rentetan nama minuman itu, El bahkan merasa aneh dengan nama-nama minuman itu.
"Berikan saja aku jus jeruk", ucapnya akhirnya.
Sang bartender hanya mengangguk sekali dan berlalu dari hadapan El. Ia melihat ke sekeliling. Jejeran kursi di meja bar sudah kosong sebagian namun El tahu, kursi-kursi itu mempunyai pemilik terlihat dari beberapa minuman ada dimeja depan tiap-tiap kursi tersebut.
El meringis mendengarkan musik dari seberang ruangan tepat di pojokan, yang didepannya sudah dipenuhi lautan manusia yang berjoget sesuka hati tak tentu arah yang membuat kepala El semakin mendengak pusing.
El memicingkan matanya cukup lama hingga suara bartender mengagetkannya. "Kau tampak berbaur disini dengan pakaian itu, Nona. Tapi dari sikapmu semua mata yang ada disini pasti tahu kau sedang tersesat"
El hanya memandangi tetesan embun dari gelas jus jeruknya dan kemudian tersenyum pada bartender. "Aku bahkan hanya memakai gaun tidur kesini. CK, otakku benar-benar tercecer dirumah" ucap El sambil melengos menatap tiap-tiap sova yang ada di belakang punggungnya.
El merasa disana terlalu gelap dan berasap. Dari tempat ia duduk, El tahu yang duduk disana adalah laki-laki dengan pakaian kerja yang sudah tak rapi lagi. Jas yang sudah bergelimpangan di punggung sova ataupun disandaran sova. Tangan mereka sibuk menjamah tubuh wanita didepannya dan sebagian dari mereka sibuk beradu siapa yang akan minum paling banyak malam ini. Sepertinya begitu, melihat seberapa banyak botol berwarna merah didepan mereka
"Sebagian besar dari mereka adalah para eksekutif muda yang melepas lelah karna pekerjaan yang mereka hadapi selama seharian" ucap bartender itu ketika ia tahu arah tatapan El.
Mendengarkan hal itu, El kembali menghadap ke arah bartender. Dan bartender itu melanjutkan ucapannya "dan apa yang kau lakukan disini Nona? Apa yang ingin kau lepaskan disini?"
El mengernyit sebentar lalu menjawab "sama-sama melepas lelah kurasa. Tapi kelelahan yang ku alami bukan karna pekerjaan"
"Kalau begitu cepatlah pulang setelah minumanmu habis Nona. Karna kau tak akan bisa melepas lelahmu yang seperti itu disini. Lagipula, kau sangat tidak cocok berada disini"
Sedang bartender melangkah menjauhi tempat duduknya, El bergumam "pulang? Kemana aku harus pulang?"
***
Adelio Cetta, menggoyang-goyangkan gelas minumannya. Air di dalam gelas itu berkecipak mengikuti ayunan tangan Lio, dan beberapa keluar dari wadahnya mengenai jari-jari yang menggenggam pinggiran gelas.
Matanya memperhatikan wanita yang berada di seberang ruangan tak jauh darinya. Keberadaannya sedikit tersembunyi karena ia duduk di sova tinggi berwarna hitam legam di ruangan yang serba remang-remang ini. Tidak tersenyum, tidak pula dengan tatapan sinis. Lio berujar dengan muka tanpa ekspresinya "salahkan takdir yang sekali lagi mempertemukan kita".
Ia melangkah keluar dari club itu. Hanya sebentar karena tak lama setelah itu ia kembali masuk ke dalam club. Langkahnya pasti menyeberangi ruangan menuju meja bar yang disana terdapat segelas jus jeruk tanpa pemilik.
Lio yakin pemiliknya belum keluar dari club ini, karna tadi Lio keluar hanya untuk mengambil sesuatu di dalam mobilnya dan ia tidak melihat wanita itu tadi diluar. "Aku pernah memperingatkanmu tentang pertemuan ke tiga, bukan?" Ucapnya sambil terus melangkah mendekati jus jeruk itu dan menuangkan serbuk pil yang sedari tadi di genggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Revenge
Romance"Kesalahanku hanya satu. Membiarkan kau berbalik" ucap Lio sebelum melumat bibir El tanpa ampun. El sesak nafas. Bukan hanya karena efek terkejut, tapi juga karna tuntutan dari bibir yang tengah melumatnya untuk segera membalas lumatan tersebut. Pik...