Sekarang gue lagi duduk di depan papan tulis yang serasa di New Zealand. Asing. Gue nggak kenal siapa-siapa selain Ya. Gue kebagian duduk di belakang – sebelah cowok yang namanya Bintang. Cowok keturunan Jawa yang masih belum gue kenal.
Ya duduk di barisan depan. Dia sendiri yang maksa duduk di sana. Sebenarnya nggak perlu paksaan, dia juga bakal dapet tempat duduk di depan secara sukarela. Yah, taulah, kebanyakan murid sukanya duduk dibelakang. Kecuali anak rajin, kayak Ya. Lihat tuh, dia baca buku.
Oh ya, kemaren pas di perpustakaan, gue bener-bener tidur di atas buku pengetahuan yang gue ambil. Air liur gue netes disitu lagi. Gue bangun pas jam dua lewat. Ya yang bangunin. Alhasil, gue jadi nggak bisa tidur tadi malem.
Hari ini gue gak telat. Ya iyalah, orang gue nggak bisa tidur. Gantian, sekarang gue yang bangunin Ya. Mau tahu rahasia Ya pas lagi tidur nggak? Ya selalu tidur sama boneka kesayangannya. Namanya 'Nyamuk'. Kenapa namanya Nyamuk? Gue juga nggak tau. Yang gue tau selama ini adalah boneka yang namanya 'Nyamuk' itu adalah seekor kelinci.
Entah kenapa gue tiba-tiba jadi risih sama bisikan cewek-cewek di kelas itu. Mengganggu. Dikatain anak baru sih, santai. Nah, cewek-cewek ini bahkan sudah ngomongin apa yang bakal mereka lakukan kalau gue nembak mereka. Eh. Gue nggak salah denger, kan? Gue mencoba menajamkan pendengaran gue. Najis! Ternyata apa yang gue denger itu bener.
Perut gue mulai nari-nari. Gue jadi geli sendiri. Gue jadi pengen muntah.
Maaf, ya, tapi cowok yang menurut kalian cakep ini, nggak mau punya pacar cabe-cabean.
Kelas ini keren juga, walaupun meja kayu dan kursi kayunya udah banyak dicoretin anak-anak. Bahkan di kursi gue ada rumus sin-cos-tan. Buat nyontek tuh pasti. Tapi lumayanlah ya, kan bisa buat gue nyontek juga. AHAHAH. Gue mulai senyum-senyum licik.
Gue melihat sekeliling. Kiri-kanan, kulihat saja banyak murid-murid. Mata gue lari-lari ngeliatin kelas dari ujung sana sampai ujung sini. Entah kenapa gue ngerasa ada sesuatu yang aneh.
Apa ya?
Hm.
Fakta kalau gue ini di kelas XI-IPA-3? Bukan.
Fakta kalau cewek-cewek tadi terus ngomongin gue? Bukan.
Fakta kalau teman sebangku gue Bintang ini lagi ngomong pakai bahasa – yang menurut gue Bahasa Jawa – dengan temannya? Bukan juga.
Bukan, bukan, bukan, bukan, bukan, bukan, bukan.
Aha! Ada lampu bersinar di samping kepala gue. Mata gue menangkap sesuatu yang kayaknya kemarin gue juga lihat. Gadis itu sekelas sama gue.
Athena – cewek yang katanya nggak biasa berteman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Dare [Completed]
Novela JuvenilApa jadinya kalau hanya dengan bermain Truth Or Dare saja dua orang ini bisa membongkar rahasia masa lalu yang masih tersimpan rapi sampai sekarang? Azalea Libria Purnawinto Gue pilih Truth. Dengan waktu yang gak pendek, gue semakin deket sama dia...