Tau ah

38.1K 850 1
                                    

"Fan!"

Panggil Anita ke padaku dengan berlari. Aku sekarang ingin menuju ke kantin, tanpa mau mampir ke kelas Angga. Lagi tidak mood soalnya.

"Apa?"

"Denger-denger Angga di panggil BP karena udah telat, bukannya dia telat gara-gara lo ya?"

"Biarin sih nit, gak usah ribet, kalau laki gak pernah di hukum bukan laki namanya, lo gak usah ngurusin dia deh gak penting!"

"Tapi, kasihan dia Fan. Gw liat dia tadi risih gitu di gerubuti sama fansnya"

"Sekarang emang di mana?"

"Kalau gak salah dia di jemur di lapangan deh Fan, samperin gih, lo gak cemburu emang kalau misalnya cowok lo di lapin sama cabe-cabean?"

"Ngapain harus cemburu? Enak dong berarti banyak yang sayang sama dia"

"Lo itu ceweknya Fan, lo jangan cuek-cuek sama dia, kemaren Angga curhat sama gw, lo di tungguin di halte sampai sore demi bisa liat lo, soalnya lo sibuk susah di ajak ketemu, tapi apa? Lo liat dia nungguin, tapi lo malah ngehindar, kalau lo udah gak butuh dia lagi, mending lo putusin, lo itu cewek pertama yang di jadiin pacar sama dia!"

"Tapi gw gak minta di jadiin pacar sama dia, lo tau sendiri kan dia jadiin gw pacar itu tanpa persetujuan gw, sampai sekarang gw cuma nyaman sama dia tapi kalau cinta gw belum nit"

"Lo itu Tai! Lo gak sadar lo itu udah cinta sama dia! Tapi lo cuma bentengin diri lo karna masa lalu lo itu!"

"Bukan gitu nit!"

"Udahlah Fan, gw sebagai sahabat lo, cuma mau ngingetin lo, kalau Angga itu juga punya perasaan!"

"Jangan bilang, lo belain Angga soalnya lo juga cinta sama dia nit?"

"Dasar picik pikiran lo Fan, kalau lo mikir gitu ke gua, detik ini lo jangan sebut nama gw lagi, lo gw Anggep sahabat tapi lo gak nganggep gw gitu?"

"Nit, dengerin gw! Lo juga gw Anggap sahabat, tapi plis lo jangan campurin urusan gw sama Angga, lo gak berhak Nit"

"Kalau gitu ok, untuk terakhir kali ini aja gw ngingetin lo"

Sejak saat itu hubunganku dengan Anita sedikit renggang, aku mengakui aku egois. Aku kehilangan teman yang biasanya selalu menggangguku.

Anita, dia itu sedikit ceplas ceplos kalau bicara, terjadang dia tidak memikirkan perasaan orang yang di ajak bicara, tetapi aku suka, dia tidak pernah berbicara di belakang orang bahkan dia berani komentar tentang penampilan kaka kelas di hadapan kaka kelas secara langsung.

Masalah Angga yang di hukum, waktu itu aku menghampiri dia tetapi lewat jauh, benar kata Anita kalau dia di kerubutin sama Fans Angga, bahkan ada yang rela memayunginya, sedangkan Angga sendiri terlihat tidak peduli. Apa aku terlalu memikirkan duniaku? Sampai sampai aku tidak memperhatikan sekitarku.

Saat mataku dan matanya bertabrakan, dia memberikan senyum evil nya, sedangkan aku langsung pergi tanpa peduli dia yang di hukum.

Saat sampai di kantin waktu itu, banyak orang mencibirku

"Bego ya dia, pacarnya udah rela-rela di jemur demi jemput dia, eh malah dia enak-enakan makan"

"Pacar ganteng di Anggurin, di putusin tau rasa tuh"

"Gw kasian sama Angga, dia kenapa bisa cinta sama cewek kayak dia sih? Mending sama gw!"

Tanpa ku peduliin omongan setan di kantin, aku tetap menikmati makanan di kantin, mereka tidak tau saja aku dengan Angga, hanya tau lewat mata, tapi mereka tidak tau bagaimana susahnya aku mempertahankan hubunganku dengan Angga, walaupun masih seumur jagung tapi cobaan di hubunganku dengan Angga tidak main-main.

***

Saat ku di rumah, suara pintu terdengar ada yang mengetuk.
Ku buka pintu, ternyata Angga dengan tampang yang datar. Entah kenapa?

"Ngapain kesini?"

"..."

"Katanya lo mau intropeksi diri dulu, terus bosen sama gw?"

"..."

"Udah lo mending pergi ga!"

"Emang gak boleh gw kangen? Udah dua bulan lo ngehindarin gw Fan!"

"Bukannya itu mau lo? Terus di sekolah seolah-olah gw yang salah sama lo, bahkan nita aja lebih percaya lo dari pada gw!"

"Ya sekali-kali gw ngerasain bosan Fan, tapi gw udah bilang kan, jangan pernah jauh dari gw!"

"Enak bener hidup lo? Lo pikir gw halte yang lu singgahin saat hujan tapi lo tinggalin saat ada bus?"

"Terus mau lo apa? Gw udah dateng ke sini karna lo telphone? Tapi tetep aja lo omelin! Gw capek Fan, kalau lo gak bisa berubah!"

"Oh lo capek sama gw? Ya udah pergi sana!"

"Lo gak peka banget sama kode gw! Di suruh masuk kek laki pulang kerja bukan di omelin, di buatin teh"

"Lo yang mulai cari gara-gara! Udah masuk sana"

"Fan, gw udah rela ke sini habis Ngelatih adik kelas karete, gw capek, pengen tidur. Tapi malah di suruh ke sini"

Aku udah bilang belum? Kalau aku sama Angga tuh susah buat di ajak berantem, kalau masalah cuek mah itu emang ke sepakatan kita dari awal, Angga dua bulan lalu bilang dia mulai bosan denganku, itu sebabnya saat dia di jemur dia ku biarkan. Bukan tidak peduli hanya saja aku memberi dia waktu, Masa Sekolah memang terkadang rumit untuk para remaja yang labil, aku maklumi itu, setidaknya sejauh apapun dia melangkah meninggalkanku, aku akan tetap di belakangnya dan sewaktu-waktu dia kembali dia tidak perlu susah-susah berlari untuk kembali, karna aku selalu di belakangnya tanpa perlu dia tau ataupun orang tau. Bukannya, di balik lelaki hebat, ada perempuan hebat di belakangnya?

"Ga, lo masih bosen ke gw?"

Saat ini aku biarkan Angga menguasai tempat tidurku, jangan salah gitu. Aku tetap tau batasan dan selalu membuka pintu kamar dengan lebar agar tidak timbul Fitnah, aku juga tau seumuranku dengan Angga adalah masa-masa meningkatnya hormon. Tapi jangan khawatir, aku dan Angga menjalin hubungan yang positif.

"Berisik tau gak! Usapin kek, atau pijitin kaki gw, biar ada gunanya gw kesini!"

"Jawab dulu pertanyaan gw!"

"Gw bakal jawab tapi, setelah gw bisa tidur, kalau gw kesini lo berisik dan gak bisa tidur, gw gak akan jawab! Buruan usapin"

Dia memeluk gulingku, dan ku turunkan suhu AC agar dia tidak merasa panas.

Sebenarnya, tadi ku suruh Angga mampir ke rumahku, karena aku tau Mama dan Papa Angga sedang tidak di rumah, aku kasihan kalau dia harus di rumah sendirian karena pembantunya juga pulang kampung, tadi aku di kabarin sama mama Angga, Angga nya,

Masa Sekolah ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang