Tinn!
Bunyi klakson mobil membuat Pak Kim melepaskan bibirku. Lalu dengan kikuk ia tergesa-gesa memasangkan sabuk pengaman ku dan mulai menginjak pedal gas.
Aku benar-benar sekuat tenaga menahan tawaku sekarang. Bagaimana tidak, wajah Pak Kim sekarang benar-benar merah dan itu membuat ku ingin mencubit nya dan menggodanya habis-habisan.
.
.
.Sepanjang perjalanan menuju apartement milik Mingyu tidak ada satu pun dari keduanya yang membuka mulut. Mingyu tampak sibuk fokus dengan jalanan. Sementara Wonwoo bingung ingin memulai percakapan dengan topik apa. Anaknya memang ngga bakat kalau disuruh membuka pembicaraan.
Setelah acara diem-dieman yang menurut Wonwoo terasa canggung itu akhirnya keduanya sampai di apartment milik Pak Kim. Saat memasuki apartment nya, kedua netra Wonwoo melihat barang-barang yang tak asing sudah tertata rapi di sana sini. Itu barang miliknya yang sudah duluan di pindahkan.
"Jadi dimana kamarku?" tanya Wonwoo sambil melangkah memasuki apartement nya yang lebih besar dari milik Wonwoo.
Tapi bukannya menjawab, Mingyu malah menarik tangan Wonwoo. Begitu juga dengan tubuh yang masih menggenakan seragam itu. Mingyu memojokkan yang lebih muda di dinding apartement nya.
"Bisakah kita melanjutkan apa yang sempat terjeda tadi?" tanya nya dengan nada serius.
"Muka lo aja udah merah tadi, yakin mau di terusin?" ejek Wonwoo sambil tertawa pelan. Tapi ia tampaknya tak memperdulikan ejekan yang lebih muda.
Perlahan wajah Mingyu malah maju tanpa menunggu jawaban, begitu juga dengan bibir nya yang mulai mencium bibir Wonwoo kembali. Namun kali ini Mingyu lebih agresif bergerak lebih menggebu daripada sebelumnya. Wonwoo pun membuka sedikit bibirnya begitu yang lebih tua sudah menggigiti bibir bawahnya meminta akses agar lidah nya bisa mengeksplor dalam mulut Wonwoo lebih jauh. Karena terbawa suasana, pokoknya tolong digaris bawahi ini hanya terbawa suasana saja loh! Wonwoo pun akhirnya membalas lumatan Mingyu, lidah nya ikut bergerak dan sesekali indra pengecap itu berkelit di dalam mulut Wonwoo. Bahkan tanpa sadar kedua tangan Wonwoo sudah melingkar apik di leher pria yang lebih tinggi. Aduh!
"Hhh pak...gue nggak bisa nafas" mendengar keluhan Wonwoo di sela lumatan keduanya apalagi dengan tangan Wonwoo yang mengepal memukul pelan dada nya, akhirnya Mingyu pun melepaskan bibir Wonwoo. Mingyu terkekeh melihat yang lebih muda langsung meraup nafas serakah karena lamanya ciuman keduanya. Netra nya pun menatap bibir Wonwoo yang membengkak basah. Astaga Mingyu sudah ingin mencium lagi bibir itu!
"Kau menyukai nya?" tanya Mingyu sambil tersenyum puas. Ibu jarinya bergerak mengusap saliva yang berada di bibir Wonwoo.
"Nggak!" jawab Wonwoo cepat sambil mendorong tangan Mingyu yang berada di bibirnya. Entah kenapa Wonwoo tak mau jujur karena itu hanya akan memperbesar kepalanya saja :v
"Kalau ngga suka kok di bales? Mana kamu duluan yang bukan mulut, dan..." matanya menatap sebelah tangan Wonwoo yang masih berada di lehernya. Wonwoo yang tersadar pun langsung menurunkan tangannya cepat, panik bro.
"Kali ini wajahmu yang merah, cantik. 1-1" ejek Mingyu lalu mencuri kecupan lagi di bibir Wonwoo.
"Stop cium-cium! Tunjukin dimana kamar gue!" kata Wonwoo galak. Sok galak lebih tepatnya.
"Ayo!" Mingyu menarik tangan Wonwoo lalu membawanya melangkah ke salah satu ruangan yang ada di apartement ini.
Mereka memasuki kamar yang cukup luas dengan kasur king size dan tak ketinggalan barang-barang yang tak asing di mata Wonwoo. Ada koper Wonwoo, meja belajar, bahkan beberapa baju miliknya sudah tertata rapi di dalam almari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] My Annoying Lecturer • Meanie
FanfictionTw 🔞 NSFW, MPREG Punya Dosen yang menyebalkan semasa kuliah? Berarti kalian sama dengan gue-- Jeon Wonwoo Tapi apa mereka menyukaimu? Tidak bukan? Hanya aku yang mencintainya dengan ugal-ugalan-- Kim Mingyu Penasaran dengan cerita nya? Coba baca de...