*

937 32 1
                                    

"Sebenernya apa sih tujuan lo ngajak gue temenan?" tanya Abi.

"Karena lo sama gue punya keinginan yang sama"

"Hah?? Hahaha lo ngelawak ya?"

"Serius gue juga pengen ngerubah suasana sekolah ini jadi kayak biasa aja ga kaku kaku amat kayak gini karena gue tipe orang yang ramean"

"Hmm...boleh juga...gue udah feeling sih dari awal lo orangnya ramean trus tukang recok wkwkwkwk"

Tertawa bersama dengan perkenalan yag awkward banget membuat mereka saling nyaman. Sesekali sampai anggota geng dari Abi maupun Arga merasa mereka berubah dan cenderung cuek dengan geng.

Pertemanan yang tidak jelas maksudnya apa. Abi mengambil tasnya dan mendatangi J.CO dengan senyuman hangat yang tak biasanya keluar dari wajahnya kalau bukan karena ada hal yang benar – benar bisa membuatnya tertawa.

"Guyssss !!!!"

"Pulang yok males gue sama anak yang lupa kampung halamannya" ujar Vianna menyindir.

Abi menggaruk kepalanya dan menyerengitkan dahinya. Ia bertanya – tanya dalam hatinya kenapa dan ada apa dengan anak – anak J.CO karena dia merasa tak ada apa – apa antara dia dan J.CO. Semuanya baik – baik saja.

Pertemanan yang membawa kehancuran persahabatan? Abi tidak pernah berfikir jauh tentang hal yang tak penting untuk dia pikirkan. Saat pulang Abi membuka akun instagramnya da melihat postingan dari Sasya dimana anggota J.CO lainnya selain Abi foto bersama. Abi bertanya – tanya kenapa tak ada yang mengajaknya dan ini bukan hal yang habbid. Abi menulis comment atas foto itu di kolom comment yang tersedia.

abigail_c Kok lo ga ngajak gue?? @J.CO7 @Sasya.tc10

Sasya.tc10 ngapain gue ngajak lo? Lo kan sama kakak kelas

J.CO7 tau...kita kn ga pengen jadi nyamuk @abigail_c

Abi menyerengitkan dahinya dan mengangkat salah satu alisnya. Dia meletakkan handphonenya dan memilih untuk keluar dari kamar dengan tujuan ke tower sebelah alias penthousenya Lio. Dengan kaus hitam dan celana joger dengan kaki telanjang dia berlari membuka pintu dan menunggu lift penthousenya terbuka.

***

Abi berlari ke tower 2 melewati jalan singkat yaitu kolam renang dan taman. Akhirnya Abi sampai di depan pintu penthouse Lio setelah dia keluar dari lift. Abi memencet bel berkali – kali sambil kegelisahan loncat – loncat sendiri seperti orang gila.

Kreeekk

"Apaan sih Bi??? Lo ganggu gue ini malem – malem oke..." ujar Lio

"Kalian pada kenapa sih hah? Kalian tuh pada aneh sama gue,"

"Mereka doang bukan gue"

Abi menutup kedua matanya dengan telapak tangannya dan menghela napas panjang. Dia menatap Lio dengan mata yang setengah berkaca, entah dia ingin menangis apa mengantuk karena itu juga sudah cukup malam sekitar jam 11:50.

Abi lalu duduk di karpet yang memenuhi seluruh lantai dekat lift dan menutup matanya dengan dengkulnya. Lio pun bingung kenapa dan ada apa dengan Abi, akhirnya Lio ikut – ikutan duduk di sebelah Abi.

"Yo..sebenernya salah gue apa sih..gue Cuma temenan sama Arga dan itu juga bukan gue yang keganjenan ! Arga yang minta gue jadi temennya karena dia punya keinginan yang sama sama gue dan gue ngerasa kita emang cocok ! apa temen gue harus Cuma anak – anak J.CO???"

Lio menatap langit – langit ruangan itu dan menghela napasnya. Lalu ia tersenyum kecil pada Abi.

"Enggak..lo ga salah temenan sama Arga tapi mungkin anak – anak J.CO ngerasa lo upa sama mereka karena lo lebih sering jalan dan pulang bareng Arga dibandingkan bareng – bareng kita lagi"

Brakk !!!

"Lahh..kak Bi? Emm sorry Abi aja ga enak manggil pake Kak...lo nangis? Hah tumben cewek tomboy kek lo nangis" ujar Jason meledek.

"Heh ! lo anak badung masuk aja deh lo !" teriak Lio kesal.

"Ehh gue Cuma nanya ye," sahut Jason.

"Masuk ga lo ! masuk !" Lio menutup pintu dengan kencang.

Tak sadar Abi meneteskan air matanya sehingga membasahi pipinya, Lio mengusap air matanya dan memegang pipi Abi yang chubby itu dengan tatapan penuh harapan.

"Percaya sama gue...ga lama anak J.CO ngerti kok maksudnya apa"

Abi memeluk Lio dengan penuh harapan. Lio kaget dan memilih membalas pelukan Abi yang dianggap seperti kakaknya sendiri itu karena ayah mereka berdua sangat dekat sejak SMP. Lio melepas pelukan Abi dan mengantar Abi ke penthousenya yang ada di tower 1.

***

Arga tersenyum – senyum sendiri di kamarnya sambil memangku kepalanya dengan kedua tangannya di atas bantal.

"Wehh !! a....senyum – senyum ae lo ! nape lo hah?! Gila?"

Billy sering menginap di rumah besar Arga karena orang tua Billy jarang pulang hanya karena bisnisnya di luar negeri.

"Ga nape...cuman..."

"Cuman ape..?? cerita dong ! cerita !" paksa Billy.

"Ga ada ! udeh tidur !"

"Ya udeh gue tidur disini aje.."

"Heee homo lo ! sono tidur di kamar lo lah ! besok aja gua cerita !"

Billy pun langsung keluar dari kamar Arga. Epertinya Arga memiliki perasaan yang aneh dengan Abi...tapi apa?? dan mengapa begitu mendadak??

***

Tringgg

Tak biasanya Abi duduk sendirian di kelas sambil tertidur di atas tasnya yang ada di atas meja.

"Hai" sapa seseorang.

Semua mata anak kelas 1 tertuju pada seseorang dan dia adalah Arga. Arga dikenal anak yang lebih bangga bersama gengnya karena dia juga terkenal bad boy di sekolah walaupun sekolah itu terasa seperti batu.

Abi membuka matanya dan terbangun dari matanya yang terpejam. Melihat wajah Arga membuat Abi semakin bad mood. Abi berdiri tanpa peduli Arga yang jongkok di samping mejanya itu. Abi langsung berjalan cuek tanpa perduli apapun.

Arga melirik Abi dan berdiri menahan tangan Abi yang berjalan begitu cepat.

"Bi !"

"Apa lagi sih Ga?! Gue lagi ga mood jadi please jangan ganggu gue !"

"Lo kenapa sih? Kemarin lo baik – baik aja sama gue"

"Iya emang ! tapi gue sadar kedekatan gue sama lo malah bawa maut buat gue sama geng gue ! mereka ngejauh dari gue karena mereka anggap gue sekarang g perduli lagi sama mereka ! please lo ga usah deket – deket gue lagi deh Ga !"

Arga mengangkat kedua tangannya di depan kelas Abi. Semua ank yang ada di lorong kelas menatap Arga tanpa henti dengan tatapan heran.

"Apa lo liat - liat !!" ujar Arga cuek pada semua anak yang melihatnya.

Arga tak tau apa yang terjadi pada Abi karena seingatnya kemarin Abi masih mau jalan dengannya dan tertawa dengannya seperti berasa seorang kekasih sungguhan.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang