*

351 14 0
                                    

"Lo tau ga ada yang ngeliatin lo dengan tatapan jatuh cinta"

"Kagak. Bodo amat gue mah" jawab Lio santai.

Yaaa...Lio memang tipe yang bodo amat soal cinta. Enak ya jadi Lio ga pernah stress cuma gara – gara cinta doang. Anak yang pintar, tampan, baik, muda, dan dewasa. Lio sebenarnya idaman dan tak bisa dipungkiri kalau saja sekolah itu tidak bersifat kaku pasti banyak anak – anak perempuan di sekolah itu yang mengejar – ngejar Lio.

***

Yuna duduk di bangkunya sambil menatap handphonenya tanpa henti. Sebelumnya saat ia membuka handphone Arga, dia mengeluarkan handphonenya dan mengirim foto itu dari handphone Arga ke handphonenya. Ada sosok di kelas itu yang menyukai adik Arga ini. Dia adalah Jason adik dari Lio, laki – laki yang Yuna sukai saat itu.

"Liatin apaan sih Na ampe gitu banget..." tegur Jason.

"Liatin calon cowok gue nanti di SMA"

Pandangan Jason berubah. Seperti tak ada harapan hidup. Ank ini memang jauh berbeda dengan kakaknya, Lio. Lio mempunyai pemikiran yang dewasa dan bijak dan lebih penurut. Tapi, Jason. BEGAJULAN.

"Liat dong" goda Jason.

"Nih silahkan gue kasih liat kalo lo cewek pasti lo juga suka"

Yuna menzoom foto itu dan tepat menunjukan wajah Lio yang HIGH DEFINITION itu. Tadinya Jason biasa saja tapi mendadak matanya melotot bulat seperti tahu bulat 500an.

"Ini kan..."

"Iya ini kan ganteng.." ujar Yuna memotong.

"Ini kakak gue Na..Lio..lo suka sama kakak gue? Kakak gue? Yang sok alim alim najis itu?"

"Eh kurang asem lo ! kakak lo darimana mirip juga enggak...pakek bilang alim alim najis lagi...daripada lo brandal jadi – jadian"

"Serius lo ga percaya?" tanya Jason.

Jason mengeluarkan handphonenya dari saku celananya dan menunjukkan fotonya dan Jason.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna terdiam sejenak entah apa yang ada dalam pikirannya, karena dia sangat meratapi foto itu dengan tatapan bingung dan seolah tak percaya. Yuna berkali – kali melihat wajah Jason yang sudah menunjukkan wajah songong dan menyeringai ke arah Yuna.

"Ha? Puas kan lo.."

"Ahh editan"

"Editan bapakmu peang ! perlu gue bawa KK?"

Yuna kembali melihat adik Lio itu yang mukanya memang lebih brandalan daripada kakaknya begitupun tingkah lakunya. Foto itu menunjukkan seolah Lio yang lebih gila dan brandalan tapi aslinya Jasonlah yang malah begajulan.

"Diperhatiin ya mirip sih......" ujar Yuna.

"Ya mirip lah orang gue adeknye..sayang aja dia alim alim najis"

"Bagus lah dia alim mang elo !"

Yuna meninggalkan handphone Jason di mejanya dan dia pergi begitu saja sambil sempat menengok ke belakang ke arah Jason dengan tatapan sinis padahal Jason masih berdiri di situ, di tempat itu.

"Knapa harus Lio sih?! Hah?! Apa gantengnye sih?! Gantengan gue juga ! muka gue juga ala – ala bad boy kek bokap lah die alim bener kek nyokap gue...biasanya cewek demennya sama bad boy ini kok sama alim boy"

Jason sudah suka sama Yuna sejak kelas 8 tapi rasanya cinta itu tak pernah terbalaskan dari Yuna. Yuna pernah menerima anak basket seangkatan dengan mereka, Leo. Bertahan dalam kurun waktu 3 bulan. Menerima anggota OSIS, Angga. Bertahan hanya 1 minggu karena Angga yang bersifat sangat dingin (*membosankan). Sejak itu dia memilih menjomblo walau dia menyukai seseorang bernama Key ( keturunan Amerika ).

Waktu terus berjalan dan tak disadari. Ternyata Yuna semakin berai caranya mendekati Lio. Mencari perhatian depan Lio. Suka beraksi saat Lio sedang duduk atau berjalan. Sepertinya Lio juga sudah mulai perhatian dengan Yuna.

Bugg !! braaakk !!!

"Eittss sorry sorry.. tunggu biar gue yang ambil ini salah gue oke"

Yuna hanya tersenyum manahan senyum ngeflynya. Saat Lio meberi buku itu pada Yuna, Yuna sok – sokan tidak tersenyum.

"Hati – hati dong kalo jalan....." ujar Yuna halus.

"Sorry sorry lagi ngeblank"

Kejadian itu malah menjadi buah yang baik untuk awal hubungan mereka. Sering pulang bareng walaupun ajakan Yuna bukan Lio. Yuna sering dengan beraninya menarik tangan Lio dari antara anak – anak J.CO dan Abi merasakan hal yang anak – anak J.CO rasakan saat ia bersama Arga yang dia tidak pernah tahu itu.

Semakin hari ia semakin dekat dengan Arga semakin dekat juga Yuna mendekati Lio. Tapi pikiran negatif akan Yuna dari Abi justru muncul. Dia teringat Lio pernah mengatakan dia lelah di J.CO karena anak – anak yang tidak sesuai dengan selfnya dia sendiri. Abi berfikiran kalau Yuna sengaja mendekati Lio untuk benar – benar membuat Lio keluar dari J.CO.

Saat pulang sekolah, Abi memisahkan dirinya dari J.CO dengan melewati selasar SMP. Ia bertemu dengan Yuna. Dengan santainya Abi menarik dan menahan tangan Yuna. Abi memang kasar.

"Yuna !" ujar Abi agak kencang.

"Abi? Awhh tangan gue sakit ! lepasin Bi !"

"Liat mata gue ! lo mau bikin Lio jauh dan keluar dari J.CO? hah?! Iya?!"

Yuna hanya terdiam tak mengerti maksud Abi.

"Jawab ! lo punya mulut kan ?!"

"Ap asih Bi...gue ga ngerti maksud lo apa?"

"Sok polos lo !"

Yuna semakin bingung dan dia malah berbalik arah meninggalkan Abi. Tapi apa yang terjadi? Abi menjambak rambut Yuna tapi malah yang terkena adalah leher belakang Yuna yang menimbulkan bekas secara tak sengaja. Yuna memang tidak marah, dia menahan tapi itu awal keretakan hubungan antara Yuna dan Abi.

Menahan rasa sakit pada goresan itu dan menyembuhkannya dengan caranya sendiri, mencoba menahan dan mempertahankan kebahagiaan Arga kakaknya walaupun yang membuat dia seperti itu adalah Abi perempuan yang kakanya sendiri cintai. Selalu menyembunyikan lukanya dengan rambutnya yang terurai panjang demi kebahagiaan orang yang paling ia sayangi.

***

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang