*

300 13 0
                                    

"Yuna?" ujar Lio.

"Hmm? Apa?"

"Coba sampingin rambut lo..."

"Ga..mau ngapain?"

"Sampingin Na.."

"Enggak Lio...ga mau gue ga suka"

"Lo ga suka tapi tadi lo kesampingin rambut lo"

Begitu sederhananya usaha Yuna menutupi luka itu dari mata Lio yang seperti mata kucing tajamnya. Lio langsung dengan beraninya menyampingkan rambut Yuna.

"Yuna itu kenapa? Hah? Jawab gue" ujar Lio.

"Ga apa – apa Cuma ga sengaja kegesek aja.."

"Apanya yang ga sengaja? Gue tau itu kesengajaan. Siapa yang ngelakuin?"

Yuna hanya tersenyum kecil. "Kok lo perhatian sama gue?" ujarnya mengalihkan perhatian.

"Yuna gue lagi ga mau bercanda !" ujar Lio dengan nada sedikit kencang.

Tanpa berpikir panjang, Lio tau ini perbuatan siapa dan dia bahkan sangat yakin. Dia langsung mengambil botol air mineralnya yang ada di bangku dan tasnya tanpa berpikir ulang, dia langsung jalan pulang dengan wajah emosi. Satu hal yang Lio tak habis pikir, dia tau ini pasti Abi karena saat itu Abi menghilang dan satu sekolah yang benci pada Yuna sosok anak SMP kelas 3 yang tidak banyak anak SMA yang tau walaupun kakaknya adalah kapten basket hanya Abi.

Tingg

"Ehh lo gue lebih tua dari lo ye.."

"Bodo amat bantet...yang penting gue tinggi ga kek lo" ujar Jason.

"Kurang asem lo" ujar Abi.

"Bodo mang gue nanya....yayyyy"

"Lo suka ye ama gue? Demen banget ngebully gue" ujar Abi.

"Kepedean banget lo ngapain gue suka sama cewek bantet weekk"

"Yee batu lo kur_"

"Abi !!!!!" panggil Lio dengan suara marah.

Ucapan Abi pun terpotong. Tatapan keduanya seolah seperti kosong. Terkejut bukan main. Lio tak pernah memanggil seseorang sampai sekencang itu dan dengan nada marah. Lio mendekati Abi dan menatap Abi dengan mata yang benar – benar menyeramkan seolah ia sepeti singa yang ingin menerkam mangsanya. Lio menarik tangan Abi dan dia diam sejenak.

"Apaan sih Yo?" tanya Abi sok polos.

"Apaan lo bilang?? Masih nanya apaan? Gini ya Bi..gue tau gue nganggep lo kakak gue dan lo juga emang lebih tua dari gue..tapi gue ga bisa nahan marah gue sama siapapun kalo bener – bener bikin gue marah"

"Apaan sih Yo? Gue ga ngerti maksud lo"

Brakkkk !!! Lio menepok meja dengan kencang dan membuat Abi mundur sampai mentok ke tembok.

"Gini ya...gue ga ngelarang lo deket sama siapapun..sama Arga..sama siapa aja bahkan lo jauh sama J.CO juga gue ga pernah marah kan???! Tapi gue mohon lo jangan pernah sakitin Yuna ! gue sayang sama sama dia kayak gue sayang sama lo bahkan lebih Bi !"

"Yo..lo tuh bukan kayak Lio yang gue kenal ! lo kenapa sih lebih pro ke dia sekarang?!"

"Apanya yang lebih pro?! Hah?! Apa?! trus gmana sama lo yang selalu pro sama Arga? Sama kan?"

"Lo tuh harusnya terima kasih sama gue Yo ! gue jauhn lo dari dia karena lo mau ngancurin hubungan lo sama kita anak – anak J.CO ! dia itu perempuan pengganggu ! lo harusnya mikir dong Yo !"

"Apa ?! mikir apa?! disini lo yang ga punya otak bukan gue atau Yuna !"

Pertengkaran hebat telah terjadi di penthouse Lio. Jason hanya bisa melihat dari depan pintu penthouse itu tanpa bis amengucapkan sepatah katapun. Lio menahan emosinya. Ia bertolak pinggang dan mengendus seperti banteng dengan tubhnya yang berkeringat. Ia melihat Abi dan dia meninggalkan Abi sambil membanting pintu.

Abi terduduk seketika dan berusaha menahan tangisnya. Tapi semua sia – sia..seperti tak ada gunanya. Abi menjambak rambutnya dan memukul – mukul lantai seperti menggambarkan dirinya tak punya lagi harapn hidup.

"Gue benci sama lo Lio ! gue benci !" teriaknya sambil menangis.

Jason menghampirinya dan berlutut di depan Abi. Dia mendekap Abi dalam pelukannya. Hati Jason seolah tersentuh.

"Lio yang sekarang bukan lagi Lio yang dulu !"

"Shhshhh udah Bi...gue ngerti elo tapi lo juga ga boleh kayak gini..lo juga salah kalo lo nyakitin Yuna.."

"Gue ga nyakitin Yuna ! itu Cuma ga sengaja ! gue Cuma pengen misahin Yuna dari Lio karena Yuna mau bikin Lio keluar dari J.CO ! nanti kalo lo SMA dan lo jadi anggota resmi J.CO gue juga ga bakal rela lo keluar gara – gara orang lain !"

Abi melepas pelukan Jason dan langsung berlari. Dia berhenti di taman dekat kolam renang. Hujan seperti tinggal satu – satunya harapan bagi Abi. Abi menatap langit yang gelap itu dengan guntur dan kilat kecil yang ada bersamanya. Abi mengingat kedekatannya dengan Lio, dia mengingat saat masa kecil mereka...bagaimana saat perhatiannya Lio ketika Abi jatuh, reaksi mereka ketika Jason lahir, mengingat saat Abi pernah meniban Lio dan menjadikan Lio seperti kuda, dan semua kenangan yang begitu indah sekarang hanya tinggal jejak lama. Semua berubah semenjak kehadiran Yuna.

"Gue benci Lio ! gue benci dunia ! dan...gue benci lo Yuna !" Abi berteriak dengan kencang.

***


COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang