*

403 13 0
                                    

Selama membaca part ini, coba sambil nyalain lagunya. Lagu yang diatas itu soundtrack my favorite korean drama "Sassy Go Go" lebih dikenal Cheer Up. Salah satu soundtrack ini enak banget pas sambil baca part ini. Happy try readers !!

----------------------------------------------------------------------------

Kebosanan sepertinya sudah menghantui Abi. Abi memutuskan keluar dari tenda. Sahabat – sahabatnya hilang dari tempat itu. Abi ingin mencari mereka tapi kemalasan juga menghalangi Abi. Serba salah.

Dug

Batu besar baru saja membuat Abi tersandung. Sebenarnya bukan salah batunya tapi Abi yang tidak pernah lihat jalan ketika berjalan.

"Agh...ahh ini batu bikin celaka aja !" Abi ngedumel.

"Sini" suara misterius.

Saat Abi mendongakkan kepalanya, Arga lagi.

"Enggak"

"Udah ga usah utamain gengsi coba lo pegang kepala lo" ujar Arga santai.

Abi memegang kepalanya dan jelas saja dia sedikit shock karena kepalanya berdarah tapi tidak terasa karena tertutupi rasa gengsi. Sudah jelas ada tangan bantuan tetap saja Abi menolaknya. Abi masih saja berusaha sendiri dan apa hasilnya? Nihil.

"Ch" suara semacam cicak keluar dari mulut Arga. Arga menghela napasnya dan langsung mengangkat Abi begitu saja. Bisa dikatakan digendong mungkin.

"Turunin gue !" Abi mengamuk.

"Bisa diem sebentar kan?" tanya Arga datar.

"Turunin atau gue bakal teriak !"

"Teriak sesuka hati lo" balas Arga.

Abi terdiam. Tak biasanya ada laki – laki yang bisa tahan dengan teriakan Abi yang terus ngedumel dan marah – marah.

Arga menurunkan Abi dan menyuruhnya duduk di bangku kecil. Lagi dan lagi mahasiswa kedokteran ini melakukan hal yang hampir sama pada Abi lagi. Arga mengeluarkan kapas dan menuangkan sedikit obat pada kapas itu. Baru saja ingin mengoleskan kapas berlumuran obat itu, belum menempel lagi – lagi Abi mencari keributan pada Arga.

"Mau ngapain lo?!?!" tanyanya dengan nada songong.

"Ga usah banyak nanya" jawab Arga santai dan memaksakan untuk tetap mengoleskan obat itu ke kepala Abi.

*BLUSHING*

Abi yang sudah mulai memerah pipnya itu dan terus melirik ke Arga yang tak memperhatikannya sama sekali, matanya hanya terfokus pada luka itu seolah merasa kalau hari itu sekujur tubuhnya telah berubah menjadi kaku.

Ooppss...pandangan itu ternyata bukanlah pandangan tak terbalas. Seolah ada sinyal yang mengalir entah kenapa membuat Arga malah balik menatap Abi. Tak ingin tatapan itu terus berlanjut dan membuat keduanya diam membisu, Arga mengalihkan tatapan itu dengan mempercepat gerak tangannya.

"Finish" ujar Arga sambil marapikan kotak P3K itu.

Abi hanya diam dan memegangi kepalanya yang sudah ditempel perekat luka itu dan hanya tersenyum kecil tersipu malu.

"Thanks" ujar Abi agak pelan.

Tak ada jawaban "ya" atau jawaban apapun. Hanya lagi – lagi senyuman kecil. Kenapa harus senyuman itu lagi????

"Emm.....gue balik ya" ujar Abi.

"Lo mau kemana?" tanya Arga membalikkan badannya sedikit.

"Mau..balik," balasnya.

"Disini aja dulu udah jam makan malam" ujar Arga lagi.

"Tapi kan masih jam 5? Gue makan di tempat gue aja..ga enak lagian ini tempat panitia...." ujar Abi malu – malu kucing.

Tanpa panjang – panjang. Arga langsung menggenggam tangan Abi dan menatapnya.

"Jangan pernah pikir tempat panitia itu kayak neraka. Disini ga ada aturan semua maka harus di meja makan. Lo bisa makan sama gue"

"B-b-ber-berdua?" tanya Abi ragu.

"Ya berdua...abis makan lo gue anter balik, gue ga yakin lo bisa jalan sendiri biarpun lokasinya deket...karena ngeliat lo diri aja udah agak sempoyongan gini daripada lo pingsan ga Cuma 1 orang yang repot tapi bisa semua"

"Makan hoiiii"

"Tuh Jona udah manggil, lo duduk aja disini biar gue yang ambilin" ujar Arga.

"Ehh ga usah gue aja"

"Lo kan bilang canggung sama panitia...biar gue aja yang ambil, lo ga berani kan ambil ke sana ngeliat Jona lagi?"

"Ya...enggak sih..."

"Ya udah"

-----------------

Salting? Melting? Perasaan spesies macam apa ini??? Rasanya ini benar – benar meracuni seluruh batin, jiwa, dan raga Abi.

"Hm....kalo...dipikir – pikir gue sering ketus sama lo kok lo ga pernah marah sih?" tanya Abi

"Hm...marah ya? Marah sih bisa aja tapi aneh aja kalo cowok marah sama cewek Cuma karena hal yang udah biasa cewek lakuin dan emang cowok udah sering liat dan udah wajar"

"Maksud lohhhh????"

"Ya...teriak – teriak, ngamuk – ngamuk dan sebagainya itu hal yang biasa cewek lakuin kan?"

"Owhh oke fine...hmm...lo tuh sebenernya baik Cuma gue ga tau kenapa ya....kadang ngeliat lo tuh gue ngerasa kesel gitu, kayak emosi greget banget gue ngeliat lo tuh,"

"Bagi beberapa orang sekarang gue emang orang yang ngeselin tapi menurut gue ya..gue biasa – biasa aja, gue masih mau ngomong"

"Beberapa orang? Sekarang? Emangnya dulu lo kayak gimana???" tanya Abi penuh penasaran.

"Aaa...em...ya...ahh udah lah masa lalu. Lo udah selesai? Mau balik sekarang?" ujar Arga mngalihkan pembicaraan.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang