DUA BELAS

387 13 1
                                    

Wait ! gambar apa ini !

Goresan – goresan pensil daritadi menghaslkan gambar sosok yang bagi Abi dia selalu membuat Abi kesal. Tapi Abi yang asik merapikan gambar itu tak juga menyadari atas gambarnya sendiri. Dia menggamar wajah A-R-G-A.

 Dia menggamar wajah A-R-G-A

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waitt....kok gue ngerasa ada yang aneh ya....tapi apaan??" ujar Abi yang masih bingung dengan gambarnya sendiri.

"Whuattt!!!!!! Ini kan mukanya si cowok bangke itu ! ngapain gue gambar muka dia?!?!?!?!? Iiihhhhh" Abi baru sadar dan langsung meremas kertas itu sampai bentukya sudah berubah menjadi bola tak rata.

Abi membuka kembali remasan kertas itu dan diremas lagi dan langsung dilempar begitu saja ke luar tenda dan yang bodohnya Abi setiap habis menggambar pasti selalu menyertakan tanda tangan dan namanya supaya tak ada yang meniru dan hal itu seperti terlupakan begitu saja dari Abi.

Waktu yang juga sudah mulai sore membuat Abi merasa ini waktu yang pas untuk bersantai dan mungkin pas untuk tidur.

***

Arga yang baru saja ditinggal Abi yang sudah kesal tak karuan hanya bisa diam duduk di bawah pohon dengan laptop yang mungkin berisi banyak rundown.

"Ga ! lu tuh PDKT ama cewek caranya kagak ada yang bagusan?" tanya Andrew yang langsung menjatuhkan dirinya duduk di samping Arga.

"PDKT apaan?" jawab Arga cuek.

"Pendekatan"

"Itu juga gue tau Drew...maksud gue siapa yang PDKT orang gue ga ngapa – ngapain" jawab Arga lagi.

"Halaahhh Arga...Arga...kita ini sahabat – sahabat lo kita tau kali lo itu kek gimana.....inget ye...catet baek – baek...sebego – begonya sahabat – sahabat lo ini kita tetep ngerti perasaan orang" ujar Billy bijak.

Arga hanya menatap langit sambil menghela napas sebentar. Arga menyingkirkan laptopnya dan langsung menatap sahabat – sahabatnya itu dengan tatapan fokus. Tapi tetap rileks.

"Gue masih sayang sama dia" ujar Arga pelan.

"Di..dia? dia siapa?" Gilang heran.

"Abi" jawab Arga.

"Abi? Wait tunggu....selama ini kok kita ga ada yang sadar kalo cewek yang lagi deket sama Arga juga namanya itu Abi," ujar Gilang.

"Nama Abi ga cuma 1 di dunia Lang...." jawab Jerry bijak.

Andai Arga punya feeling yang lebih kuat dia pasti tau kalau apa yang baru saja Gilang katakan adalah mungkin realita. Arga langsung berjalan meninggalkan sahabat – sahabatnya itu dan seperti ada yang menggangu seperti ada yang baru saja hampir ia injak.

Kertas? Ujarnya bertanya dalam hati.

Arga membungkuk dan mengambil kertas itu. Ia hanya membuka kertas itu dan memperhatikannya sebentar dan menengok ke samping kanan dan kiri.

Ini kan muka gue...siapa yang gambar? Tapi ini bagus knapa dibuang? Segitu sebelnya dia sama gue? Huffttt gua ambil aja lah...

Baru saja ingin berjalan, langkah Arga terhenti lagi karena matanya yang tertuju dan terfokus pada tenda yang ada di sebelahnya dan tenda tempat dimana kertas tadi ada.

"Tenda Abigail kan?" tanyanya dengan dirinya sendiri.

Arga tiba – tiba melututkan satu kakinya sementara kai satunya menahan dan langsung memutuskan memanggil manusia dalam tenda itu.

"Abigail"

***

Abi yang ada dalam tenda itu dan seperti sedang berpikir merasa terganggu dengan panggilan yang tiba – tiba datang. Abi membuka tendanya kasar.

"Paan !" ujarnya emosi.

"Gambar lo?" tanya Arga halus.

"Gambar gue pala lo peank ! ngapain gue gambar muka lo ! masih banyak objek lain yang bisa gue gambar di dunia ini....selangka – langkanya objek yang bisa gue gambar gue juga ga bakalan pernah gambar muka lo"

"Gue cuma nanya"

"Ya ngapain nanya – nanya ! pertanyaan lo bikin orang tambah emosi"

"Oke oke bisa jelasin tanda tangan sama nama yang ada di bawah ini ga?" ujar Arga.

Ucapan Arga yang barusan sederhana tapi membuat Abi terbengong seperti seolah kata – kata yang baru saja keluar itu kata – kata yang benar – benar horor untuk didengar. Sepertinya hari ini adalah hari kelam bagi Abi.

"Ya...ya..ya gue ga tau orang dari tadi gue Cuma main laptop doang"

"Hmm???" tampangnya Arga seperti tampang meragukan.

"Iya iya oke ! iya itu gue yang gambar ! gue sendiri juga ga tau kenapa tadi geu gambar itu dan bahkan gue ga sadar gue tandatanganin ! udah penjelasannya kan !"

"Thanks gambarnya" ujar Arga sambil meninggalkan Abi yang masih terlihat heran.

Abi langsung memasukkan lagi kepalanya ke tenda dan menutup rapat tendanya rapat – rapat.

Memutar otak seperti mesin komputer. Entah apa yang ada dalam otaknya yang jelas itu membuat Abi tak bisa berhenti berpikir. Sepertinya hal ini melebihi pikiran tentang masa depan dan tugas kuliah.

"Kalo dipikir....makin dipikirin....entah kenapa setiap kali gue deket sama dia ya walaupun dia nyebelinnya minta ampun tapi gue kayak ngerasa ga asing sama dia...dan...kenapa ya gue ngerasa sering deg – degan deket dia" Abi berbicara sendiri sambil menatap langit – langit tenda dan memainkan pensil yang ada di tangannya itu.

Bug bug bug bug

"Hoii buka hoiii gue mau ngambil powerbank" teriak Vianna.

"Apaan sih...di luar kan ada stopkontak bejibun tiap tempat ada kok numpang cash aja disitu sekalian nitip cash-in laptop gue" ujar Abi sambil membuka tenda dan memeberi laptopnya.

"Dasar"

Vianna langsung pergi begitu saja dengan membawa handphone, kabel charger, dan laptop titipan.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang