TIGA

687 24 0
                                    

Abi tak mengerti kenapa dirinya seperti tak bisa benar – benar lepas dari sosok Arga. Dia ingin menjauh dari Arga tapi rasanya sangat sulit. Abi berlari ke dekat tangga yang ada diujung lantai 2, tempat kelasnya berada. Abi sepertinya sudah mulai jatuh cinta dengan Arga tanpa ia ketahui dan ia sadari. Dia merasa berada dekat Arga sangat nyaman sekalipun perkenalan mereka begitu awkward dan Arga juga kakak kelasnya.

Tak sadar air mata dari mata Abi sedikit membasahi pipi Abi. Abi mengusap air matanya.

"Bi ! kenapa lo harus nangis sih ! lo tuh bukan cewek cengeng ! inget semua orang kenal lo dari kecil sebagai orang yang tomboy ! bukan cewek melow yang gampang baperan ! tapi kenapa rasanya susah banget jauh dari lo sih Ga...." ujarnya sendirian di tangga.

Tangga itu begitu sepi. Abi terduduk di tangga dan menatap langit – langit tangga sambil menahan air matanya yang akan turun kalau ia tidak mendongakkan kepalanya.

"Bi"

Abi menengok ke belakang dan itu suara Sasya. Anak – anak J.CO juga ada di belakang Sasya.

"Sasya?"

"Gue seneng lo bisa jadi kecewean gini..lo bisa baper..dan gue bangga sama Arga yang bisa ubah lo jadi sedikit feminim" ujar Sasya.

"Sya, Sya, please dengerin gue..gue ga ada apa – apa sama Arga ! gue juga ga lupa sama J.CO. Bagi gue J.CO itu udah hidup dan mati gue"

"Bi...yang marah sama lo siapa? Justru kita kesini malah mau minta maaf sama lo karena kita sadar kalo kita egois banget sama lo ! ga seharusnya kita ngelarang lo buat deket sama siapa aja...ya kan?"

Sasya memeluk Abi dan diikuti Vianna. Cowok – cowok jaim yang berdiri di belakang itu sebenarnya ingin memeluk juga tapi saking jaimnya mereka hanya bis amelihat – lihat sambil tersenyum kecil saja. Takut harga dirinya turun mungkin.

"Heh ! lo kenapa pada diem aja disana hah?!" tegur Vianna.

"Vi ! kita cowok masa peluk – pelukan emang teletubies apa?!" ujar Sam.

Vianna menghela napasnya dan memutarkan bola matanya.

***

Arga. Sosok ramai dan tukang recok diam mendadak hanya dalam waktu sekejap saja. Memang dia masih duduk diantara anggota gengnya tapi tatapannya kosong. Raganya memang ada ditempat itu tapi rohnya sepenuhnya masih tertuju pada Abi.

"Weh tukang recok ! kok lo diem aja sih?!"

Tak ada jawaban dan respon sedikitpun dari Arga. Dia masih membayangkan kejadian aneh yang terjadi pada Abi tadi pagi.

"Ga ! Ga ! Arga !" panggil Billy berkali – kali.

Karena saking kesalnya mereka. Gilang memutuskan untuk berdiri di belakang Arga dan mengangetkannya.

BAAAKK !!

"Paan sih lo Lang ! lo juga Bil ! lo lagi !" ujar Arga kesal.

"Lagian dari tadi ngelamun aje kek kepatok ayam..kesambet baru tau rasa lu !" ujar Gilang.

Ting ting

Handphone Arga berbunyi dan berdering di saku celananya. Arga mengeluarkan handphonennya dengan wajah yang tidak ada niatnya sama sekali. Dia membuka dan ada notifikasi dari Linenya.

Abigail send a message

"Abi???" tanyanya dalam hati.

Abi : Ga. Pulang gue tunggu di aula bawah.

Arga : Abi? Tuh kan lo kesambet ya? Tadi marah sekarang baek

Abi : Bawel lo Ga ! mau apa ga kalo ga yaudeh huh !

Arga : Iye iye..canda doang adek kelas..wkwkwk

Abi : Haha lucu lo 😒

Arga : 😂

Dengan wajah sumringah tiba – tiba, Arga berhasil membuat teman – teman segengnya itu ketakutan karena mereka berpikiran Arga kesurupan setan. Arga langsung teriak – terika dan ketawa – ketawa sendiri seperti orang gila sampai tak sadar banyak orang dengan muka datar melihatnya termasuk gurunya.

Jam demi jam berlalu. Ketika bel sekolah berbunyi kencang yang paling antusias sampai mencuri perhatian kelas adalah Arga sendiri. Arga satu kelas dengan Billy dan Gilang. Jerry dan Andrew berbeda kelas dengan mereka bertiga. Yang pertama kali dilakukan Bily dan Gilang adalah membelalak sampai ternganga – nganga seolah menantikan lalat masuk ke dalam mulut mereka. Dengan bangganya depan anak – anak papan cucian itu Arga membereskan bukunya begitu cepat, melonggarkan dasinya, dan langsung pergi keluar kelas tanpa peduli kalau guru kesenian masih ada tepat dekat meja guru. Antusiasme Arga kembali meningkat semenjak menerima Line dari Abi.

***

Abi duduk di salah satu bangku panjang yang ada di setiap sisi aula. Dia mengeluarkan handphonenya dan headseatnya. Dia menyetel lagu Closer dan mengangguk – nganggukkan kepalanya mengikuti alunan musik sambil membaca novel misteri horor yang ia beli saat ke toko buku sekitar seminggu yang lalu. Suara Abi memang bagus. Abi mengikuti lagu itu dengan suaranya sendiri.

Abi merasa ada yang duduk disebelahnya. Dia menengok dan dia adalah Arga.

"Hai cantik !" sapa Arga penuh semangat.

"Apaan sih lo..gombal bet dehh...ewwhh"

"Badboy ga boleh gombal gitu?" tanyanya mengejek.

Abi mengangkat alisnya sebelahnya dan tersenyum kecil. Ia menempeleng pelan kepala Arga. Abi melepaskan headseatnya yang sebelah dan menempelkannya pada telinga Arga.

"Enak kan lagunya?" tanya Abi.

"Hmm...enak juga..selera musik lo tinggi juga ternyata"

"Abi !" ujar Abi.

Arga malah mengacak – acak rambut Abi dan merangkulnya. Mereka beradu pandangan. Hal yang pertama dilakukan Abi adalah berkedip, membelalak, lalu memejamkan matanya dengan cepat dan menarik napas panjang.

"Nape lo???" tanya Arga mengejek.

"Ketek lo bau"

Alasan yang benar – benar awkward dan klasik demi melepas rangkulan dari cogan itu. Di aula karena sudah jam pulang sekoah juga jadi anak – anak sudah bebas mau main, ketawa, atau mau apa saja terserah mereka. Semua mata tertuju pada mereka berdua palagi para anak – anak perempuan. Karena jujur saja Arga memang tampan dan banyak juga anak yang mengejarnya. Apalagi geng cewek – cewek centil yang diketuai oleh cewek paling centil bernama Gaby. Gabrielle Angeline Princesselly. Namanya aja ribet pantas saja orangnya juga ribet,

Arga masih saja merangkul Abi kuat bahkan sampai berdiri saja masih dirangkul. Arga membawa Abi ke parkiran motor sekolah. Dia mengambil motor ninjanya itu dan menyalakannya. Arga memegang tangan Abi bermaksu mengajaknya naik ke motor itu. Arga hanya mengodekan Abi dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Apa?" tanya Abi sok polos.

"Menurut lo? Gue udah naik motor gini ya pasti gue suruh lo naik lah"

"Lo mau nganter gue????"

"Mampir makan dulu sih udah ah ayo"

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang