TUJUH

331 12 0
                                    

Waktu terus berlalu dan semakin cepat. Abi dan Arga setapi Yuna masih saja menyembunyikan apa yang terjadi padanya demi Arga. Padahal Abi selalu saja menatapnya dengan sinis.

Tringgg

Abi berjalan menyusuri lorong – lorong. Sesuatu mengganggu matanya. Saat ia melihat Arga merangkul seseorang, perempuan dan begitu akrab walau ia tau ga sepantasnya dia cemburu pada Arga toh Arga juga bukan siapa – siapanya.

"Yuna?!" ujar Abi kaget.

Abi hanya bisa diam dan terpaksa melewati Arga dan pura – pura tak melihat seolah – olah tak ada pemandangan sampah di tempat itu.

"Eiittssss songong banget lo sama gue"

Arga menahan kepala Abi sehingga terpaksa ia harus menengok ke arah Arga walalupun rasanya menjijikan.

"Apaan?! Ga liat" jawab Abi dengan nada tidak jelas.

Wajah Yuna berubah. Mata Abi tertuju pada Yuna sinis tanpa peduli apapun. Yuna hanya menunduk.

Ini cewek playgirl kakap banget sih semua aje deketin..Lio..Arga ntar lagi sape.. ujar Abi dalam hatinya.

Sebenarnya Abi sudah sering melihat Arga dan Yuna tapi apa yang harus dia lakukan karena dia tau dia sudah punya masalah dengan Yuna tak mungkin kalau dia main asal bicara tapi yang ada dalam pikirannya adalah ada saatnya dia akan mengucapkan kekesalannya pada Yuna apalagi saat Lio marah padanya karena Yuna.

Abi hanya menyilangkan tanganya dan menatap Arga dengan wajah malas walalupun sebenarnya Abi malah ingin bersama Arga. Orang yang dianggapnya teman rasa pacar. Ekspektasi dan realita memang berbeda.

"Lo mo ngamang paan hah?! Buruan gue mau pulang" ujar Abi.

"Galak amat sih lu.."

"Ga uah banyak becanda ! basi tau ga lo !"

Abi langsung membalikkan badannya dan berjalan tanpa peduli Arga yang hanya bisa diam dan menengok Yuna yang padahal Yuna sendiri juga hanya bisa diam saja.

Bukan hanya hari ini tapi kemudian harinya juga selalu begitu. Abi merasa muak melihat adegan tidak jelas yang tak tau apa maksudnya. Abi berpapasan dengan Yuna. Melihat wajahnya saja sudah muak tapi Abi tetap memakasakan dirinya.

"Lo itu kalo cewek punya harga diri dikit !" ujar Abi pada Yuna.

Yuna hanya diam.

"Lo punya kuping kan? Punya mata kan? Jadi cewek jangan kegenitan deh"

Yuna masih diam. Tapi Abi merasa dirinya seperti kambing conge. Otomatis Abi menahan tangan Yuna dengan kencang. Yuna hanya bisa menahan rasa sakit pada tangannya. Abi menatap Yuna dengan tajam.

"Tolong ya tau diri" bisik Abi.

Abi meninggalkan Yuna sendirian. Yuna hanya bisa menengok ke arah Abi yang sudah berjalan. Air mata Yuna mulai membasahi pipinya. Ia masih tak mengerti kenapa sebegitu bencinya Abi pada dirinya padahal yang lain biasa saja. Yuna sudah tak bisa lagi menahan perasaanya tapi ia harus bisa menahan semua itu demi Arga.

***

Arga duduk di bar dapur. Memainkan handphone sepanjang hari sambil mendengarkan musik dari headphonenya.

"Na Na sini Na" panggil Arga yang menyadari kedatangan Yuna.

Yuna berjalan dengan pelan ke tempat Arga dan duduk di dekatnya.

"Na...Abi cakep ga menurut lo? Cuma sayang die tomboy tapi gue suka sih....die juga jago dance..basket..volli..karate...bisa jaga diri sendiri"

Yuna hanya diam dan tersenyum kecil. Sesekali dia menganggukkan kepalanya tanpa memberi reaksi lain.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang