*

291 11 0
                                    

"Bi bangun....temenin gue ke sungai yokk...anak – anak juga banyak yang kesana....sungainya deket kok ke bawah doang...please.....gue pengen cuci muka panas....ya ga panas sih disini dingin tapi agak gerah...sekalian lari masih pagi juga masa lo molor mulu..." bujuk Vianna.

"Duhh paan sehh" ujar Abi malas – malasan.

"Bangun...."

"Bangun apaan seh..hah? mo lari ngapaen sih? Lari dari kenyataan? Kenyataan udah begitu ya udah ga usah lari – lari mending tidur" ujar Abi kembali menutup wajahnya dengan bantal.

Vianna keluar sendiri dengan pasrah. Tak lama Vianna keluar dan entah sudah sampai mana ia pergi, Abi malah baru keluar. Abi bangun karena mood tidurnya juga sudah menghilang ketika ia baru konek tadi dia berbicara agak melindur tentang lari dari kenyataan. Abi mengeluarkan buku sketchnya dan keluar dari tenda. Tak jauh dari tempat – tempat tenda ada bangku – bangku dari kayu yang melingkar yang katanya akan digunakan untuk api unggun atau makan bersama dan rapat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan headphonenya Abi menikmati lag itu sambil menggambar keindahan alam hutan yang ia liat. Sedikit – sedikit Abi bernyanyi sambil menggambar dan goresan demi goresan pensil itu juga semakin sempurna sayang saja tidak ada warnanya. Tidak jauh dari sana Arga seperti sedang sibuk dengan kamera. Entah itu kamera siapa?

 Entah itu kamera siapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoi !" Andrew mengagetkan Arga.

"Eittss..Drew ini bukan kamera gue kalo jatoh gue kena masalah lagi please gue ga mau utang budi sama orang apalagi cewek"

"Ni kamera punya cewek?"

"Iye. Gue lagi nyoba masih bisa apa enggak sekalian cek memorynya waktu itu jatoh udah sempet gue benerin sih cuman ya gitu"

"Oooo eh nih jagung bakarnye" ujar Andrew.

"Thanks"

***

Waktu berlalu begitu cepat sekarang sudah sekitar jam 6 sore. Langit juga sudah mulai menggelap. Abi yang masih fokus dengan gambarnya itu sampai tak sadar waktu. Arga yang ingin kembali ke tenda melihat Abi yang duduk sendirian di antara banyaknya bangku dari potongan batang kayu besar itu.

"Bi tenda copot Bi !!!!" teriak Vianna.

Abi langsung refleks melempar buku sketchnya sehingga jatuh ke tanah.

"Lu apain tuh tenda? Lu gigitin? Ahh nyusain lo ah"

Abi langsung berjalan dengan langkah besar sampai lupa denan buku sketchnya. Arga yang masih berdiri di sana langsung mengambil buku sketch Abi dan membawa buku itu bersama dirinya.

Abi mengetok – ngetok penyangga tenda itu dengan peralatan seadanya. Vianna hanya duduk di tanah memperhatikan kerja keras Abi dan tak lama malah ia pergi nyelonong entah kemana perginya.

"Vian ! Vianna ! heh conge ! kamvrett !!" ujar Abi kesal.

Arga memperhatikan Abi yang sedang menggetok – getok penyangga tendanya itu.

"Diliatin mulu Ga...bantuin lah" ejek Gilang sambil menyenggol bahu Arga.

Arga hanya diam tanpa jawaban. Melihat Arga yang tanpa reaksi, Gilang mencoba memancing pembicaraan dan reaksi kepada Arga.

"Mnurut lu dia cewek yang gimana Ga..." ujar Gilang memancing.

"Cewek yang mandiri, berusaha mandiri walaupun konyol dan ceroboh" ujar Arga refleks.

"Oooo trus trus cakep ga?"

"Cakep jelek ga ngaruh yang penting manusia berakhlak mulia dan bermoral" ujar Arga bijak.

"Cieee cieeeee Argaaa....."

Arga yang baru tersadar langsung mendekap Gilang dan menggelitiknya habis – habisan. Arga baru bisa tertawa da tersenyum kepada sahabat – sahabatnya saja tidak pada orang lain. Itupun hanya pada hal yang benar – benar lucu atau bisa membuatnya tertawa. Menunggu makan malam selesai dimasak panitia konsumsi banyak anak – anak yang menghabiskan waktu mereka di tenda atau ada yang ke sungai lagi atau ada yang malah asik bermain api unggun dengan ranting kayu dan ditiup – tiup menirukan Fire Man. Abi menghabiskan waktunya di tenda sambil menggambar – gambar tidak jelas. Arga menghabiskan waktunya quality time dengan kamera Abi yang masih ada di tangannya dan masih atas tanggung jawabnya.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang