*

285 14 0
                                    

"Gue pengen semuanya berakhir disini....kenangan Arga, gue mau lo pergi jauh dari gue mulai hari ini...pergi ke samudera apapun" ujar Abi sambil meletakkan botol itu di pinggir air.

Angin berhembus semakin kencang, botol itu mulai berjalan menjauhi Abi. Gelombang laut yang lumayan kencang semakin membaut botol itu menjauh. Abi berdiri perlahan dari tempatnya berlutut dan menahan diriny yang ingin menangis karena air matanya juga sudah mulai menjadi kaca di matanya saat itu. Ia menahan dengan menutup mulutnya dengan tangannya yang sikunya dipangku oleh salah satu tangannya yang bersilang tepat di depan perutnya.

***

Yuna tau ini adalah hari keberangkatan Arga. Ia mengajak Lio ke bandara lebih cepat sebelum Arga tiba disana. Yuna terdiam saat melihat Arga yang sudah bersama sahabatnya itu menjuju ruang tunggu keberangkatan.

"Kak Arga !" teriak Yuna kencang.

Langkah Arga terhenti. Arga menengok ke belakang dan shock saat melihat Yuna ada disana. Yuna berlari dengan kencang tanpa peduli ia menabrak siapa saja di sana.

"Kak.." suara Yuna bindeng karena dekapan Arga yang kencang.

"Yuna"

"Yuna"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arga menahan wajah Yuna menatap matanya saat itu juga. Mata Yuna berlinang dan berkaca – kaca. Matanya penuh dengan air mata yang begitu berlimpah.

"Gue udah buktiin mandiri kan?" tanya Yuna berusaha tersenyum walaupun itu sangat kecil.

"Haha...iya lo mandiri..tapi ga kayak gini bisa kan Na?" Arga tertawa kecil sambil mengusap air mata Yuna.

"Gue mohon lo lupain semuanya termasuk masalah Abi, Kak...dia sayang sama lo.."

"Na..gue lagi ga mau ngomongin dia..sekarang lo duduk sebelah gue mumpung masih satu setengah jam lagi"

"Tapi Kak lo har_"

"Ssstt ga ada Abi sekarang"

Yuna duduk disebelah Arga dan Arga terus merangkul Yuna. Rangkulan terkahir sebelum dia pergi ke New York. Yuna memegang handphonenya dan mengetikkan sesuatu pada Lio. Dia meminta Lio menjemput Abi untuk terkahir kalinya ia melihat Arga sebelum Arga pergi dan entah kapan akan kembali.

***

"Abi !" teriak Lio.

Tak ada tanda – tanda yang menunjukkan keberadaan Abi yang jelas Abi tak ada di rumah karena saat menelpon ke penthousenya, pembantu baru Abi bilang Abi baru saja pergi entah kemana. Lio mengingat Abi pernha mengatakan dirinya ingin sekali setiap sore bisa ke pantai sendirian dan hal itu benar – benar Abi lakukan setiap hari.

"Abi !" teriak Lio lagi.

Langkah Lio terhenti. Ia melihat Abi berlutut di pinggir pantai sambil menatap ke arah langit dan memainkan air laut yang jernih itu.

"Bi"

"Lio? Lo ngapain disini?"

"Ikut gue" ujar Lio sambil mengeggenggam tangan Abi.

"Buat apa?" tanya Abi penasaran.

"Arga. Lo lupa hari ini dia ke berangkat? Lo lupa semuanya?" ujar Lio.

"Gue tau. Tapi enggak. Semuanya harus gue lupain" ujar Abi mengalihkan perhatiannya dari wajah Lio.

Lio mengarahkan wajah Abi padanya. Ia melihat dan menatap mata Abi.

"Lo nangis" ujar Lio singkat.

"Enggak. Buat apa gue nangis. Ga ada yang perlu gue tangisin" jawab Abi.

"Gue tau lo masih cinta sama Arga Bi...gue ini kayak adek lo sendiri. Gue tau lo gimana. Hal yang udah bikin lo nyaman pasti susah lo lupain sama kayak waktu lo kecil..bobeka kesayangan lo dari gue ilang gara – gara Jason..apa yang lo lakuin? Nangis kan? Meluk gue kan? Gue ta lo Bi"

"Itu dulu bukan sekarang. Gue yang sekarang bukan gue yang dulu. Jangan samain semuanya. Semua udah berubah"

"Abi liat mata gue !" bentak Lio pelan.

Lio menarik wajah Abi mengarah padanya.

"Lo nangis kan? Itu artinya lo masih pengen ketemu Arga...ayolah Bi..mungkin bisa jadi ini yang terakhir lo ketemu Arga"

"Cukup Lio ! buat apa gue ketemu Arga sementara gue udah bikin dia kecewa sama gue ! gue malu Lio ! gue mau taro muka gue dimana ! dimana ! lo bisa ngomogn tapi lo ga ngerti apa yang gue rasain ! dia udah ga mau lagi ngeliat muka gue ! bahkan denger nama gue juga mungkin enggak ! tolong Lio ! jangan paksa gue" bentak Abi sambil menangis tak kuat membendung perasaannya.

"Oke waktu lagi tinggal 1 jam lagi...jangan menyesal ketika nanti lo kesana dan dia udah ada di waktu dan tempat yang berbeda" ujar Lio berdiri meninggalkan Abi.

Abi hanya diam dan menangis dia atas kedua lututnya. Lio melihat ke arah Abi dan berjalan mengarah ke motor milik Mike yang ia bawa untuk menjemput Abi.

"Tunggu !" teriak Abi menghentikan langkah kaki Lio. "Gue ikut...gue mau ketemu Arga untuk yang terakhir kalinya" ujar Abi terbatah – batah.

Perjalananyang memakan waktu sekitar 26 menit. Menyisahkan waktu yang sedkit bagi Abi.Hujan yang juga ikut turun membasahi seluruh kota, membuat penerbangandihentikan untuk beberapa jam hingga cuaca membaik. Abi menahan tangisnyasambil memeluk Lio yang sedang membawa motor itu. Tak perduli tubuhnya basah.Tak peduli ia akan sakit atau tidak. Yang dia inginkan hanya bisa menemui danmelihat Arga untuk yang terakhir kalinya.

Arga masih terduduk santai menunggu jam keberangkatan yang ditunda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arga masih terduduk santai menunggu jam keberangkatan yang ditunda itu.

Ting tong ting tong

Penerbangan pesawat tujuan Jakarta – New York dengan nomor ****** akan segera berangkat. Diharap para penumpang mempersiapkan diri dalam waktu 30 menit lagi. Terima kasih.

Pengumuman dari pihak maskapai sudah berbunyi. Kepanikan kini melanda Yuna karena Yuna sudah bisa bertemu dengan Arga bahkan duduk disampingnya dan dirangkul Arga yang terkadang tertidur di kepala atau bahu Yuna. Tapi Abi? Ini bukan waktu yang lama...ini sebentar.

Abi dan Lio memasuki bandara yang begitu luas. Abi berdiri menatap bandara yang begitu luas dengan banyaknya orang.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang