*

288 11 0
                                    

Tak sengaja pensil Abi yang jatuh menggelinding ke luar dari tenda mengharuskan Abi mengambilnya. Tiba – tiba mata Abi tertuju pada Arga yang tendanya berada di seberang depannya tepat dengan jarak yang tidak begitu jauh sekitar 7 – 10 kaki. Abi memangku dagunya dan duduk bersila tepat di depan tenda miliknya itu.

Itu cowok kalo diperhatiin sebenernya sih ganteng...cuman jaim..trus dinginya abis...apa dia dingin sama semua orang? Termasuk keluarganya gitu?

Tiba – tiba Arga meletakkan kamera itu di meja kecil yang ada dlama tendanya itu dan matanya terpaku pada sosok gadis 19 tahun yang duduk bersila dan melamun. Tak lama Abi tersadar dari lamunannya dan langsung bersikap jaim. Berpura – pura melakukan hal lain mengalihkan pandangan Arga dari dirinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat makan malam dan Arga duduk tepat di seberang depan Abi hanya terpisah api unggun memmbuat Abi benar – benar tidak bisa mengontrol matanya untuk mencuri – curi memperhatikan Arga. Arga makan dengan tenang dengan gaya yang intelek. Bukan mewah dan sok bersih tapi makannya benar – benar rapih dan sesuai aturan tidak seperti Andrew dan Billy disebelahnya yang makan mendapat tulang ayam langsung dibuang ke tanah. Sedikit – sedikit Arga kedapatan tersenyum kecil walaupun hanya pada sahabat – sahabatnya saja. Senyuman kecil Arga itu seperti pencuri yang terus menghantui bayang – bayang Abi.

Saat waktu sudah terlalu malam, disaat semuanya sudah tidur dengan bentukan yang tak lagi jelas, Abi malah berusaha memjamkan matanya walaupun sulit karena ada bayang – bayang aneh yang menghantuinya. Bukan hantu. Tapi bayang – bayang Arga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abi bolak – balik terbangun tanpa tujuan yang jelas. Berapa kali Abi membuka matanya hanya menerawang langit – langit tenda padahal tak ada apa – apa disana.

"Knapa sih kok gue malah jadi ngebayangin tuh cowok nyebelin...astaga apaan sih ini...." ujar Abi dengan suara kecil.

Abi menutup matanya dengan tangannya tapi senyuman Arga yang sekecil biji sawi itu terus terbayang.

"Aaahh apaan sih nih !" Abi berteriak refleks.

"Paan seh tereak – tereak udah malem juga..brisik lu...mo tidur ya tidur kalo belom sono lu di luar aja jangan ganggu gue" ujar Vianna kesal.

Abi keluar dari tendanya daripada Vianna mengamuk lagi dan malah melempar lentera yang ada di dalam tenda. Abi duduk di atas tanah tanpa alas. Mata Abi tertuju pada satu hal. Hammock yang ada disetiap sela – sela pohon tepatnya setiap tenda punya hammock. Hammock yang ada di seberang depan Abi, hammock milik Arga bergerak sendiri. Yang ada dalam pikiran Abi hanya satu itu hantu hutan alias penunggu hutan itu. Tapi saat Abi berdiri ranting yang ada di tanah terinjak oleh kaki Abi sehingga membuat hammock itu berhenti. Ternyata Arga ada di sana. Arga langsung bangun dari hammock itu dan menengok ke arah Abi. Hutan yang gelap sangat gelap membuat Abi melihat Arga seperti melihat hantu karena tak ada penerangan sedikitpun.

"Setannn !!!!!!!" Abi teriak histeris sambil berlari.

Drukkk !!

Abi terjatuh sehingga kakinya terluka. Tangan yang muncul di depan Abi membuat Abi mati kaku. Ia hanya memejamkan matanya dan berbicara sendiri seperti dukun yang sedang mengusir roh jahat.

"Let me help you" suara itu.

Abi mendongakkan kepalanya dengan ketidak yakinan. Matanya sedikit menyipit dan tangannya juga menutupi matanya.

"Gue manusia" ujar Arga dingin.

Abi memastikan apkah mahluk itu manusia atau tidak dari ujung kaki sampai ujung rambut. Belum selesai Abi memperhatikan semuanya orang itu berjongkok dan memberi kode agar Abi naik di atas punggungnya.

"Maksudnya apaan?" tanya Abi halus.

"Naik" jawab Arga singkat.

Tak ada pilihan lain berhubung kaki Abi juga sakit makanya Abi mau tidak mau naik saja ke atas punggung cowok itu yang terlihat jelas dia tinggi karena ketika ia menggendong Abi kaki Abi menggantung jauh dari tanah.

Sreetttt tuk !

Arga membawa Abi ke tenda unit kesehatan. Awalnya Abi seperti berada di dunia lain. Dia hanya menerawang langit – langit tenda itu tanpa peduli Arga yang sedang mengotak – atik kotak yang bukan hanya satu di dalam tenda itu.

Arga mendekati Abi dan berjongkok dengan satu kaki yang menopang. Arga membiarkan Abi duduk di atas tempat tidur darurat itu. Arga menarik kaki kanan Abi dan menaruh kaki Abi di atas lututnya. Dengan terampil dan penuh ketelitian, Arga membersihkan luka di lutut Abi.

Abi tersontak mengangkat kakinya pelan.

"Sorry agak sakit, ada ranting kecil. Tahan aja"

Abi memperhatikan Arga yang dengan telaten mengurusi kakinya yang terluka itu.

"Udah. Skarang lo tidur aja disini sampe besok pagi gue jagain"

"M_"

Belum selesai Abi berbicara ingin mengucapkan kata "MAKASIH", Arga sudah mematikan lentera.

***

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang