EMPAT

481 17 0
                                    

Abi duduk dekat tangga sambil mendengarkan lagu favorit keduanya Something Just Like This dengan headseatnya dan sambil menggambar – gambar di buku diary gambar pribadinya itu. Tak sadar akan apa yang ia gambar. Ia ternyata menggambar Arga dengan rambutnya yang keren itu dan dia malah memodivikasi Arga dengan dirinya seolah – olah seperti bersama – sama. Gambarnya memang semirealistic karena matanya dibuat mata anime tapi tetap saja itu keren.

"Baaa !!!!!" kaget Mike.

"Paan sih lo ! bikin gue kaget aja !"

"Gambar apaan tuh...liat dong liat..." paksa Mike.

"Kagak ! diem ga ! gua bilang kagak ya kagak !"

Buggg !! braaakk !!

Buku sketch yang besar dan peralatan gambar seadanya itu terjatuh. Abi tidak terjatuh tapi ia berdiri menempel dengan dada bidang seseorang yang tinggi dan tangannya menahannya.

"Bi.." panggil orang itu.

Yang ada dalam hati dan pikiran Abi saat itu hanya satu. Siapa orang ini dan kenapa ia mengenal namanya Abi. Disekolah itu yang biasa memanggil Abi hanya anak – anak J.CO dan seangkatannya dan satu lagi hanya Arga dan segengnya. Yang ada dalam batinnya saat itu hanyalah...

Bi..jangan dongak...ini tinggi banget kayak tiang nanti lo kicep.. malu, mapus image lo udah..jangan dongak..jangan dongak..

"Bi...." panggilnya lagi.

Orang itu menjauhkan Abi sedikit dan mengangkat kepala Abi. Abi mengakukan kepalanya sehingga terasa sulit diangkat. Dia juga tak sadar kalau buku sketchnya itu tepat diantara kakinya dan sosok itu.

"Bi ! Arga Bi ! Arga ! astaga God.." ujar Arga terus terang.

Abi langsung mendongakkan kepalanya dengan hati – hati dan dia benar Arga.

"Arga...astaga...gue pikir siapa.hufftt...."

"Sebegitu takutnya lo tom.." ujar Arga sambil memasukkan salah satu tanganya ke saku celananya.

"Tom? Nama gue Abi bukan Tom..lo ngigo ya Ga?"

"Tomboy Abi....."ujarnya sambil mencubit pipi Abi.

Abi langsung mengenduskan napasnya dengan kencang seperti banteng dan mencemberutkan bibirnya di depan Arga yang justru malah membuat Arga semakin tidak bisa menahan rasa gemasnya pada Abi.

Tiba – tiba mata Arga tertuju pada sesuatu yang seperti mengganjal sepatunya untuk melangkah satu langkah tepat mendekati sepatu Abi. Arga mengambil buku sketch itu dan melihatnya dengan begitu serius dan teliti seperti seolah – olah tak ada hal yang lain yang lebih serius untuk dia lihat di sekitarnya.

Mampus gue ! God kenapa gue bisa lupa sama buku sketch gue ! ujar Abi dalam hatinya sambil menepuk jidatnya.

Arga sedkit melirik ke Abi dan mengalihkan perhatiannya lagi ke Abi. Arga menengok lagi ke Abi dan kali ini tanpa kedipan sedikitpun. Dengan santai Arga mengacak – acak halus rambut Abi dan malah tersenyum sendiri seolah ia menjadikan dirinya sebagai orang paling gila di dunia ini.

"Lo jago gambar ya ! ini realistic tapi lo kreatif jadiin matanya itu mata anime...gue kayak kenal ini sipa sih...bahkan bukan kayak lagi tapi sangat" ujarnya sambil mendekati wajahnya ke wajah Abi.

"Hehemm...." jawab Abi pelan.

"Ga usah tegang gitu kali Bi...senyum dong biar ga ketauan tomboynya. Lo tau..lo menjadikan gue seolah – olah gue hantu yang paling serem di dunia ini mungkin lebih serem daripada lucifer"

Lagi dan lagi. Mengumbar keromantisan yang tidak jelas dan tidak pasti. Fahrell yang bisa melihat jelas adegan itu walaupun dari jendela kelas rasanya apinya seperti dibakar oleh panggangan neraka dengan suhu yang tidak jelas lagi itu berapa celcius.

***

Fahrell menatap tanpa henti dengan tatapan putus asa. Seolah dia ak lagi punya harapan hidup. Tanganya yang sedang bermaksud ingin menempeleng kepala Sam saja sampai terhenti.

Sabar Rell...sabar...sabar aja...sabar itu indah kok ! tuh bang Sabar tukang siomay depan sekolah aja sabar ngadepin anak – anak ribut masa lo ga bisa jadi bang Sabar....sabarin aja selo.. ujar Fahrell dalam hatinya.

Sambil mengepal tangannya tidak begitu kencang ia terus menatap Abi dan Arga si tiang listrik itu dengan tatapan kosong seolah – olah ia kemasukan arwah.

"Sabarin Rell...sabarin" ujar Vianna.

"Bapak lo botak sabarin !"

"Bapak gua ga botak tuh...weeekkk" balas Vianna.

***

Abi menatap Arga, begitupun Arga. Keduanya saling bertatapan dengan mata yang berkilauan seperti mata........tidak tahu mata apa. Mungkin mata kelinci yang sehat itu.

"Nanti pulang?" tanya Arga bermaksud menghentikan pandang – pandangan yang menggugupkan itu.

"Ya pulang lah Ga ! lo pikir gue mau ngeronda disini sampe malem?"

"Maksud gue pulangnya mau gue anter apa enggak" jelasnya.

"Sok akrab lo...hahahaha"

Jam – jam sekolah berlalu. Abi keluar belakangan dari kelas. Niatnya mau minta izin sama anak J.CO yang lain tapi kenapa semuanya menghilang padahal biasanya juga masih ngobrol di lorong – lorong. Abi mencari ke semua tempat sampai akhirnya dia ingat tempat tongkrongan mereka adalah koridor alias lapang luas sekolah diatas mungkin biar lebih muda bia dibilang genteng...

"Tuh kan feeling gue bener.."

Dengan santainya tanpa memikirkan apapun Abi malah berlari dengan riangnya sambil berteriak nama J.CO.

"Kalian pada disini ngapain?????" tanyanya.

"Menurut el? Ya nongkrong lah..." jawab Sasya jutek.

"Selaw Sya..." sahut Sam dari belakang.

"Gaes...gue mau pulang bareng sam_"

"Sama Arga? Yaudah sana pulang lah" jawab Vianna.

"Kalian jutek – jutek banget sih?! Salah gue apa?"

"Bi !" panggil Arga dari belakang yang datang bersama 4 anggota gengnya sambil memegang pergelangan tangan Abi.

Suasana berubah. Anak – anak J.CO yang lain semakin tidak jelas raut wajahnya. Hanya 1 yang berubah. Sasya. Sepertinya dia jatuh cinta dengan seseorang dibelakang Arga sana....Billy? Gilang? Jerry? Atau Andrew? Semua anggota geng Arga memang tampan – tampan, cool, dan ya.....bad boy.

Melihat Sasya yang malah jadi senyum – senyum tidak jelas seperti orang gila, Vianna menyenggol tangan Sasya yang sedang menahan senyuman gilanya itu terlihat oleh sosok disana yang masih tidak diketahui dia siapa.

"Gaiss gue pulang yaw..."

"Lo tuh ga pekaan amat sih Bi...otak lo dari apaan sih? Hah? Udang? Batu? Cumi? Perasaan lo pinter..nilai bagus – bagus...sayang tomboy doang..tapi ternyata otaknye sipit" ujar Mike.

"Udahlah...biarin aja si Abi mau pergi sama siapa ! urusan dia ini..dia juga punya pribadinya sendiri" ujar Lio

"Tap_"

"Ssssttt...Bi pergi aja kalo mau pergi" jawab Lio.

"Yaudah..bye..." ujar Abi membalas.

COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang