11

209 16 3
                                    

Brakk!

Seorang anak laki-laki menendang meja dihadapannya hingga patah. Ia berdiri sambil memasukan tangan ke saku celana abu-abunya. Membuat aktivitas sejumlah 20 orang yang ada disana terhenti dan menatap orang yang menggebrak meja, yang tak lain adalah Fabian.

"Ada nyali juga lo kesini" Sahut Ricky ketua geng mereka yang sedang merokok dipojokan. Fabian mendatangi markas Ricky sendirian.

Fabian mendecih "Gimana? Enak libur lo?? Enak rasanya diskors?"

Ricky tersenyum mengejek "Kenapa lo tanya? Lo mau diskors juga? Oow gue lupa" Ricky pura-pura terkejut "Lo kan udah sering diskors, ya iyalah orang nggak tahu diri kayak lo, untung bapak lo kaya aja lo nggak dikeluarin dari sekolah"

Fabian mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, Ricky membawa-bawa Ayahnya. Tapi, Fabian diam saja, matanya memancarkan hawa dingin menusuk bagi siapa saja yang melihatnya.

"Lo kira gue sekolah pake sogokan kayak lo? Otak lo dipake atau nggak sih? Oh ya.. gue lupa otak lo paling setengah sendok" Ujarnya tersenyum miring.

Ricky mendengus keras-keras "Oh ya? Bukannya otak lo yang perlu diperbaiki? Kemana Fabian yang pemberani? Kepala suku SMA Lotus yang menyeramkan, atau... jangan-jangan lo jadi lemah ya karena cewek lo itu, siapa namanya? Clara? Calista?" Ricky maju selangkah menepuk bahu Fabian "Jadi lo lemah karena cewek? Nggak elit banget ya lo.. BANCI GINI JADI KEPALA SUKU? HAHAHA LUCU!"

Fabian mendengus geli. Ricky tak pernah berubah selalu saja berbicara besar seolah ia orang terhebat "Emang kenapa? Lo iri sedangkan lo jones, Oh ya dan satu lagi, namanya ClARETTA jangan lo ubah dasar bego" Entah kenapa saat ini Fabian tak ingin membantah perkataan Ricky.

Ricky tertawa keras-keras sampai memegangi perutnya. Teman-temannya yang lain pun ikut tertawa. Sedangkan Fabian menatap geli kerumunan didepannya.

"Lo udah hebat ngelawak ya? Lo kira gue iri sama lo?? Gue nggak peduli namanya siapa dan gue nggak sama ya kayak lo -Abg labil yang baru pacaran- udah nggak usah banyak bacot deh, lo mau ngapain kesini? Belum cukup dibuat bonyok?"

"Gue?" Fabian mengangguk menegerti "Gue mau ketemu lo lah Ricky, gue bonyok kan karena elo beraninya main keroyokan." Ujarnya sambil tersenyum, meremehkan.

"Ooh nantangin kiranya" Sahutnya yang langsung menendang Fabian yang berhasil ia hindari.

Disusul serangan dari teman-temannya yang lain. Fabian masih sigap menangkis pukulan.

Buagh!

Fabian membanting dua orang sekaligus ke lantai. Dan menyikut orang yang menyerangnya dari belakang. Hingga 20 orang itu terkapar satu persatu. Ricky bangkit dan berusaha meninju perut Fabian. Anak laki-laki itu dengan sigap memintir tangan Ricky dan juga menendang teman Ricky yang berusah menarik-narik kakinya.Ia terjatuh dan susah payah bangun karena ditendang oleh yang lainnya.

Bugh!

Fabian meringis tak melihat ada kaki yang menendang perutnya. Anak laki-laki itu berusaha bangkit, tapi karena jumlah mereka yang banyak dan mengerubungi Fabian. Sulit untuknya agar bangun. Terpaksa Fabian dengan seluruh kekuatannya mengangkat kaki dan menendang perut dua orang sekaligus lalu bangkit.

Ia melihat kerumunan itu mulai longgar karena telah diserang oleh orang lain yang membantunya yaitu, Cakra. Ia tersenyum dan bangkit melihat teman-temannya muncul dari arah yang berbeda dan menyebar, sesuai rencana yang dijelaskan Fabian tadi. Mereka semua datang mengepung kumpulan Rick tadi hanya ditangani Fabian.

Fakhri menghalangi sekitar lima orang yang hendak kabur. Bogem mentah Fakhri melayang ke pelipis kiri salah seorangnya. Setelah itu ia menangkis pukulan dan menendang dua sekaligus.

The Rain is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang