28

37 4 0
                                    

"SEMANGAT NAIFAH!! TEBAS SAJA MEREKA SEMUA!" sorak Fira dari pinggir lapangan menonton pertandingan bola Voli Naifah dan teman perempuan sekelas lainnya.

Retta dan Nawal hanya berdiri dekat pagar pembatas berpura - pura tidak mendengar atau mengenal gadis yang sibuk bersorak heboh itu. Tak ikutan teman kelas mereka yang tiba - tiba berubah jadi fans dadakan menyemangati tim voli perwakilan kelas mereka.

"NAIFAH KAMI MENDUKUNGMU!" Teriak Fira lagi membuat Retta dan Nawal saling pandang dan meringis.

"Temen lo ta?" Tanya Nawal dan dibalas gelengan oleh Retta sambil meringis.

"Dah bisa kurang ajar ya lo sekarang." Nawal terkekeh geli dan menatap Fira lagi sambil menggeleng kepala.

"Lo tumben kepang kepang nih?" Tanya Nawal sebelum menyedot minumannya.

"Ya, kan classmeeting. Ntar gue gerah ya di ikat aja semua. Udah lama nggak jalin rambut begini." Kata Retta menghabiskan minuman nya.

"Sekarang ada yang merhatiin ya maka nya dandan." Cibir Naifah menggerakan dagu ke lapangan bola yang di isi oleh laki - laki.

Retta menatap arah yang ditunjukan Nawal dan melihat Fabian yang sedang mengoper bola. Kemudian melengos menghela napas berat.

"Sekarang udah mirip Naifah sama Fira juga lo ya na." Tukas Retta berdecak dan menggeleng kan kepala perlahan dengan ekspresi masam.

Nawal tertawa "Terus apaan. Dah jelas dia suka sama lo." Ucap Nawal.

"Udah ah na, kenapa sih setiap orang ngomongin itu mulu, gue temenan biasa aja kok. Kebetulan ya rumahnya  deket sama gue ya walau beda perumahan, jadi ya sering nebengin gue pergi atau pulang ke sekolah." Retta mencoba menjelaskan dengan sabar.

Nawal hanya mengangguk sambil tersenyum kecil sambil mengangkat alis. "Jatuh cinta emang ribet ya.. kalau terlalu menghayati peran teman." Ucapnya tersenyum menyindir namun menatap lurus ke depan.

Membuat Retta mencibir kesal dan mendengus. "Nggak usah ngegodain gue ya na.." Ucap Retta mendorong pelan gadis di sebelahnya. Sedang Nawal hanya tertawa kecil.

"Yuk ah, siap siap nanti lomba tarik tambang. Panggil Fira yuk, tu anak tambah lama tambah jadi." Nawal berdecak menembus kerumunan teman sekelasnya dan segera menarik Fira dari sana.

•••

Setelah satu minggu sibuk dengan kegiatan classmeeting. Kelas XI IPA 2 hanya menang di lomba futsal. Pada perlombaan tim perempuan tidak ada yang menang. Meski Naifah dan Fira cukup kecewa tapi, akhirnya menerima saja kekalahan itu dengan lapang dada.

Hari terakhir classmeeting di tutup oleh penampilan band sekolah yang di isi oleh band kelas dua belas. Lapangan ramai di tonton oleh perempuan yang antara senang namun juga sedih karena kelas dua belas sudah lulus.

"Hadeuuuhh, kak Cakra ganteng juga main drum.. sayang banyak fans. Tapi gimana ya.. komplotan Fabian itu emang jomblo semua, entah karena selera tinggi atau nggak laku." Ucap Fira menyandarkan dagu di lipatan tangan pada balkon lantai kelas mereka melihat ke lapangan basket yang mendadak jadi tempat manggung band sekolah.

"Tapi... Kalau di bilang nggak laku, fans nya aja banyak. Gue nggak ngerti deh." Gumam Fira menggaruk kepala yang memang gatal.

Naifah yang kali ini setuju hanya mengangguk saja. "Komplotan Fabian itu rata - rata sama. Ganteng ganteng bobrok." Ucapnya ikut bertopang dagu.

"Noh, Kak Jimmy keren juga main gitar, terpesona kan lo." Ujar Naifah menuduh sambil melirik Fira dengan senyum tipis.

"Diem lo, kembaran medusa. Nggak usah banyak bacot."

The Rain is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang