Rahel berjinjit-jinjit berusaha membaca kertas pengumuman yang cukup jauh dari pandangan mata. Bagaimana tidak. Bukan hanya dirinya yang ingin membaca tulisan di kertas itu tapi juga puluhan murid lain yang siapa tahu akan jadi teman sekelas. Mereka berkerumun tepat di depan papan pengumuman di kantor guru di mana kertas info pembagian kelas berada.
Karena datang agak terlambat Rahel tak kebagian tempat untuk melihat di barisan depan. Jadilah dia dengan tubuhnya yang pendek sibuk berlari kesana kemari mencari celah di antara murid lain lalu melompat-lompat berusaha untuk mengintip walau pun percuma karena tulisan yang kecil-kecil.
"Misi dong! Yang udah liat minggir aja!" teriaknya dengan suara kecil nan feminin yang jelas tak diacuhkan murid-murid lain yang suara mereka lebih besar dan berkumpul jadi satu.
"Rahel!" panggil seseorang yang membuat gadis itu menoleh cepat.
"Mona! Kalian udah liat daftar pembagian kelas? Kalian dapet kelas apa?"
"Kelas 12 IPA 1! Aku nggak nyangka dapet kelas unggulan. Hehe." Kata gadis bertubuh kurus itu yang merupakan sahabat Rahel semenjak dari kelas satu SMA.
Bibir Rahel mengerucut. "Aku belom tahu nih dapet kelas apa? Pada bejubel gini, nggak bisa liat apa-apa..."
Mona terkekeh. Lalu berkata, "Yee! Makanya jangan telat dateng! Aku udah liat dari tadi pagi. Sonya juga, udah duduk di kelas."
"Yah enak dong! Terus kalian tahu nggak aku dapet kelas mana?"
"Nggak! Kita nggak mau liatin kelas kamu! Ngapain!" jawab gadis tomboy berambut berantakan itu, lalu menjulurkan lidahnya senang melihat reaksi Rahel yang melotot. Kemudian Mona melanjutkan, "Yaiyalah, kita kan sahabat Hel. Pake tanya-tanya segala. Aku, Kamu sama Sonya itu sekelas!"
"Wah! Beneran!!" pekik Rahel. Mata Rahel langsung membulat senang. Dia tersenyum lebar menunjukkan giginya yang dipasangi kawat gigi berwarna merah muda.
"Iya! Ayuk ke kelas! Kita udah pilihan bangku buat kamu. Yang strategis terus deket!"
***
Berkat Mona yang terkesan aktif dan ditakuti murid-murid lain karena ketomboian yang dimilikinya, Rahel berhasil mendapatkan bangku yang strategis. Sekolah mereka menggunakan sistem satu bangku. Jadi, tidak ada murid yang duduk sebangku. Rahel duduk nomor dua dari belakang di dekat jendela. Kelas mereka berada di lantai dua, sehingga Rahel bisa menikmati pemandangan langsung menuju lapangan basket sekolahnya. Sedangkan Sonya duduk di sebelahnya, dan Mona duduk di bangku belakang sekali tepat di belakang Sonya.
Karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, para guru biasanya memberikan kelonggaran bagi murid-murid untuk berkenalan di jam pertama sehingga, pelajaran pertama dibuat kosong. Bangku kelas masih banyak yang kosong, murid meninggalkan tas mereka di bangku untuk pergi keluar atau justru ke kantin. Rahel, Sonya dan Mona asyik mengobrol seperti murid-murid lain yang memilih berada di kelas.
"Sayang ya, kamu nggak sekelas lagi sama Pandu. Padahal kalian itu pasangan paling hot di sekolah ini. Secara, murid paling pinter sama ketua OSIS." Mona mulai membuka obrolan.
Sonya yang mendengar hal itu langsung menyambar. "Mungkin guru-guru cuma pengen kalian berdua fokus belajar soalnya kan udah kelas tiga." Kata Sonya kalem.
Mona mendengus, mengayunkan tangan agak kasar karena tak setuju. "Yaelah! Sama aja kali, mereka di luar kelas juga masih aja pacaran! Apalagi setelah seminggu nggak ketemu habis libur. Ya nggak?" tanya Mona pada Rahel yang masih diam. Gadis itu hanya menunjukkan senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival in Love
Teen FictionRahel Davinia adalah murid SMA yang terkenal pintar karena berhasil mendapat juara umum sekolah 4 kali berturut-turut. Meski pun begitu Rahel tak pernah merasa sombong. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Wikan Admiraharja si juara olimpiade sains, y...