Ya ...dia sangat cantik, aku sangat beruntung memilikinya
Sudah beribu artikel dan berita yang menampilkan tentang dirinya dan wanita itu. 'Dia' pasti wanita yang sangat beruntung bukan?
"Yaa! Nona Lee! Apa kau cuma akan menonton gosip saja seharian ini?"
Aku lupa ada rapat yang harus aku ikuti lima menit yang lalu. Ya ini lah hidupku, lima belas tahun mencari ilmu berakhir di sebuah perusahaan musik menjadi seorang produser musik
"Lima menit lagi aku akan segera ke sana" ucapku sembari menutup mata, aku tidak ingin melihat orang yang sudah mengangguku saat menonton tv, hanya membuat mood rusak saja.
Aku berjalan menaiki tangga dengan tas berisi laptop yang sudah ku genggam sedari tadi. Sudah menjadi rutinitas ku untuk terlambat tiap mengikuti rapat jika mereka akan merilis album baru.
"Maaf aku terlambat" ucapku saat memasuki ruangan itu. Aku berlalu menuju kursi ku, aku sudah menetapkan pilihan untuk tidak menatap satu orang pun di ruangan itu. Namun aku gagal saat pandangan ku sudah teralih sepenuhnya melihat wajahnya. Ya benar, dia Jeon Jungkook. Aku tahu ini rasanya salah, menaruh hati pada laki-laki yang sudah memiliki kekasih.
"Jadi, gosip apa lagi yang kau ikuti pagi ini Nona Lee?" seorang menyadarkan ku dari lamunanku, seseorang yang sama juga yang telah mengganggu aktivitas saat aku menonton televisi pagi ini
Aku mengangkat kepala ku dan mengalihkan pandangan ku padanya "Apa peduli mu Namjoon oppa?" jawabku sembari menekankan kata oppa.
Dia hanya terkekeh mendengar nada ku berbicara padanya "Hye ji-ya kau tak perlu memanggil ku oppa jika kau tidak menginginkannya" ucap nya.
Namaku Lee Hye Ji. Umurku 19 tahun. Aku merupakan sarjana ilmu politik dari salah satu Universitas Negri di Korea Selatan, tetapi memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan musik untuk mengikuti mimpiku.
Aku merupakan seorang produser musik, untuk sebuah boygroup ternama. Bangtan Boys, Ya sudah tak asing kurasa. Aku cukup bahagia dengan hidupku saat ini, namun tidak untuk hari ini.Aku tak mengerti kenapa suasana hatiku sedang tidak bagus hari ini. Bahkan selama rapat aku hanya memandangnya, aku tidak dapat melepaskan pandangan ku darinya.
Wajah nya terlihat berbeda hari ini. Seperti ada sesuatu buruk yang terjadi padanya. Jeon Jungkook aku harap kamu baik-baik saja."Sepertinya kita sudahi saja rapat kali ini, aku rasa kurang efektif jika kita lanjutkan" ucap Hoseok.
"Ya kurasa juga sepertinya begitu, kalau begitu sampai disini dulu. Terimakasih atas kerja kerasnya" ucap namjoon kepada semua orang di ruangan. Saat itu juga semua orang berdiri dari tempatnya dan satu persatu keluar dari ruangan.
Aku selalu menjadi yang terakhir untuk meninggalkan ruangan. Aku mendengar semua orang sudah berjalan berlalu keluar memelalui pintu.
Saat aku merasa semuanya sudah meninggalkan ruangan,tetapi aku melihat sosoknya duduk terdiam di tempatnya dengan tatapan kosong. Tidak bukan tatapan kosong. Tatapan terluka ku rasa?
"Jungkook, apa kau tidak pergi?" tanya ku padanya. Hal ini aneh karna aku selalu menjadi yang terakhir untuk pergi sehabis rapat dan melihatnya ada di sini tentu saja merupakan suatu hal yang janggal.
Jungkook tidak menjawab. Apa ada yang salah dari yang ku tanyakan padanya? Aku rasa tidak, tetapi mengapa ia tidak menjawab pertanyaanku.
Ku lihat ia bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan melewati ku. Tanpa sedikit pun berbicara atau menoleh padaku, seakan hal itu hanya akan membuang-buang tenaga yang ia miliki.
"Ku harap kau sudah melupakan perasaan mu itu Hye ji-ah" ucapnya saat berlalu dan pergi keluar ruangan.
Aku terdiam tak tahu harus berbuat apa saat mendengar kata-kata itu keluar dari mulutnya. Aku tersadar oleh kenyataan saat ku lihat punggungnya yang semakin menjauh, sekali lagi aku akui bahwa aku sangat mencintai laki-laki itu.
Aku membenci fakta bahwa aku sangat mencintainya, tapi aku tahu. Aku tahu itu bukan salah ku jika aku menaruh hati padanya, tetapi aku juga merasa sedih. Sedih karna aku tahu aku tidak boleh marah walaupun dia tidak pernah membalas perasaanku.
Aku tahu perasaan ini tidak akan terbalas. Aku tahu semua itu, tetapi aku masih saja nekat mencintainya. Aku sudah tahu kenyataan, tetapi kenapa masih terasa sakit saat mendengar ia mengatakannya dari mulutnya sendiri bahwa aku harus melupakan perasaanku padanya?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]
FanfictionAku Lee Hye Ji, gadis berusia 19 tahun dan menjadi produser musik di sebuah perusahan musik di Korea Selatan. Kehidupanku berubah setelah aku bertemu dengannya.