16

2.2K 202 2
                                    

Hye Ji POV

Segelas coklat hangat dan kue kering menjadi sarapanku pagi ini.

"Lee Hye Ji, pantas saja."

Ku dengar Jungkook bergumam pelan.

"Apa lagi?" tanyaku.

"Kau tidak bisa memasak eoh? Masa aku harus makan ini," rengeknya sambil menggeser jauh piring berisi kue kering yang kuberikan.

"Aish, kau itu sudah untung aku beri sarapan," ucapku cuek.

Aku melangkahkan kaki ku ke dapur berusaha memasak beberapa daging asap dan telur untuknya.

Jungkook tertawa puas melihat aku yang sedang memasak,"Pacarku memang yang terbaik."

"Siapa bilang aku pacarmu?"

"Aku," ucapnya ringan.

Aku hanya dapat menggelengkan kepala mendengar jawabannya itu. Dia masih saja seperti anak kecil.

"Cepat habiskan, kita harus ke studio PD-nim memanggil mu,"ucapku padanya.

Jungkook hanya diam memakan sarapannya.

"Aku bingung kau berulah apa lagi Jungkook," ucapku datar.

Jungkook menggedikkan bahunya "Molla, aku tidak peduli." (aku tidak tahu)

Walaupun aku sudah tau dia pasti berbuat masalah kemarin, bagaimana tidak tahu mukanya saja babak belur seperti itu. Aku heran kenapa Bang PDnim masih mau mengurusi anak seperti itu.

"Kajja, aku sudah selesai," ucapnya sebelum meneguk segelas air yang kusediakan.

--

"Kau masuklah terlebih dahulu, aku harus pergi sebentar", ucap Jungkook saat kami sudah sampai di depan studio.

"Kau mau kemana?"

"Aku ada janji dengan teman," ucapnya sambil mengusap kepalaku.

"Tapi...."

Aku tidak sempat melanjutkan perkataanku, karna Jungkook sudah terlebih dahulu mengecup bibirku.

"Terimakasih untuk sarapannya," ucapnya sambil berlari kembali ke arah mobil.

Aku melihatnya berbalik dan tersenyum, "Ngomong-ngomong telur buatanmu sangat asin tadi!" ucapnya sebelum masuk ke mobil.

"Ya!" ucapku memelotinya.

Mobilnya pun berjalan meninggalkan parkiran.

--

Studio sangat sepi hari ini. Wajar saja, karna masa promosi comeback telah selesai para member biasanya diberi waktu beberapa hari untuk beristirahat.

Aku menyesap coklat hangat yang sudah mulai dingin karna tidak mendapat perhatianku dari tadi.

Pikiranku terus memikirkan alasan kenapa wajah Jungkook bisa memar seperti itu.

Cling~

Sebuah pesan masuk ke ponselku. Aku melihat nomor yang cukup aku kenali empat tahun belakangan ini.

Bang PDnim

Ruanganku. 15 menit.

Kenapa tiba-tiba dia memanggilku? Seingatku aku tidak melakukan kesalahan apa pun.

Aku berjalan menuju ruangannya. Pikiranku was-was memikirkan kemungkinan yang dapat terjadi.

Aku mengetuk pintu ruangan Bang PDnim.

Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang