03

4.1K 385 13
                                    

Author POV

"Kena omel lagi eoh?" Hoseok tanpa berkata apa pun langsung mengambil  minuman yang dipegang oleh Hye Ji.

"Tuan Jung beli lah minumanmu sendiri lain kali! Aku akan bangkrut jika kau mengambil milikku setiap hari" omel Hye Ji.

Hye Ji merogoh tas nya untuk mengambil beberapa koin. Hoseok hanya tertawa melihat temannya yang kesal itu tengah mengomel. Hoseok teringat tentang sesuatu yang ingin dia tanyakan kepada Hye Ji semenjak di cafe pagi tadi.

"Kau sudah dengar tentang Jungkook?" tanya Hoseok. Hoseok menyesap minuman kaleng yang tadi ia ambil dari Hye Ji.

Mendengar itu raut wajah Hye Ji berubah. Hye Ji menghentikan aktivitasnya untuk membeli minuman kaleng lagi. Hye Ji tak tahu harus berkata apa. Ia tak tahu harus menjawab pertanyaan Hoseok dengan apa.

"Apa kau mendengarku Hye Ji-ah?" Hoseok menatap Hye Ji dengan tatapan bertanya. Bingung kenapa Hye Ji tidak menghiraukannya.

Hye Ji berjalan melewati Hoseok, ia tidak tahu harus bagaimana. Hye Ji berusaha melupakan semuanya. Semua tentang Jungkook, tapi bagaimana ia dapat melupakannya jika temannya pun selalu menyebut nama Jungkook. Bukan hanya Hoseok, tetapi orang di sekitarnya. Hye Ji merasa dunia ini hanya berpusat pada seorang pria bernama Jungkook itu, dan tanpa pria itu Hye Ji merasa seolah semuanya adalah hampa. Seolah dunianya hampa tanpa pria itu.

"Ya! Lee Hye Ji jawab aku!" Hoseok menarik tangan Hye Ji. Hoseok melihatnya, Hye Ji hanya kembali menatapnya. Tatapan yang sama dengan tatapan yang Hye Ji berikan 2 tahun yang lalu saat mendengar berita yang membuat Hye Ji memilih untuk melupakan cinta pertamanya yang tidak berbalas atau bisa dibilang hanya berbalas sesaat.

"Kau ini kenapa? Apa aku salah?" tanya Hoseok sembari memegang bahu Hye Ji.

"Ya! Kau ini kenapa Lee Hye Ji?" Hoseok bertanya lagi. Ia bingung mengapa temannya bertingkah laku aneh belakangan ini.

Hye Ji bungkam tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia merasa bingung. Bingung bagaimana harus bereaksi saat mendengar kabar itu. Tanpa seizin Hye Ji bulir-bulir air bening mulai keluar dari pelupuk matanya. Ia menangis, tapi diam. Berusaha menyembunyikan tangisannya dari temannya itu.

Hoseok tidak bodoh untuk tak menyadari itu. Dia sadar temannya ini sedang sangat terluka. Hoseok mendekat ke arah Hye Ji. Ia menarik Hye Ji ke dalam pelukannya. Hoseok mengusap kepala Hye Ji lembut, membiarkan temannya itu menangis dalam pelukannya.

"A..aku tidak bisa melupakannya oppa. Aku tidak tahu harus senang atau sedih mendengar berita itu" ucap Hye Ji pelan.

"Arra...arra... mianhae Hye Ji-ah" Hoseok mengusap puncak kepala wanita dalam peluknya itu. Ia geram saat melihat Hye Ji menangis. Hoseok tidak percaya bahwa temannya ini selalu menangis karna laki-laki itu.

Ada kalanya Hoseok ingin memberi pelajaran kepada setiap orang yang telah membuat Hye Ji menangis, tapi Hoseok tahu temannya itu sangat tidak suka segala sesuatu tentang kekerasan. Hoseok tahu bahwa Hye Ji tidak mau melihat dirinya terluka hanya karna Hye Ji.

"Salahkah jika aku merasa senang mendengar Jungkook sudah tidak bersama dengannya lagi?" tanya Hye Ji sembari menarik diri keluar dari pelukan Hoseok.

Hye Ji bisa merasakan orang yang di depannya ini tengah marah. Hye Ji tahu hal itu, Hye Ji tahu betapa bencinya Hoseok melihat dirinya menangis. Hye Ji selalu berusaha untuk tidak menangis di depan orang ini, tetapi bagaimana bisa? Pertahanan Hye Ji selalu runtuh ketika menyangkut perihal Jungkook.

"Mianhae aku tidak seharusnya membentakmu. Mianhae Hye Ji-ah" ucap Hoseok. Hoseok menatap Hye Ji singkat. Ia kembali menarik Hye Ji ke dalam pelukannya. Hoseok merasa bahunya basah. Terlalu banyak air mata yang dibuang oleh wanita ini.

Saat Hoseok merasa tangis Hye Ji sudah mulai mereda, ia menarik Hye Ji keluar dari pelukannya. Gadis yang ia lindungi sedari dulu, ia tahu betapa rapuhnya gadis ini. Hoseok mencoba merapihkan anak rambut yang keluar dari ikatan rambut Hye Ji. Hoseok mengusap pipi Hye Ji sembari menghapus jejak air mata yang berada di pipi gadis ini. Hal ini yang selalu Hoseok lakukan setiap Hye Ji menangis. Hoseok sangat membenci untuk menghapus air mata dari pipi Hye Ji. Tapi ia tidak bisa untuk tidak melakukannya. Temannya saat ini sangat membutuhkan dirinya.

"Uljima uri Hye Ji-ah tukk" ucap Hoseok yang mencoba membuat Hye Ji tidak menangis lagi. Hoseok menarik bibirnya untuk tersenyum. Ia melihat Hye Ji tersenyum.

Pilu satu kata itu yang selalu Hoseok ingat setiap melihat Hye Ji. Melihat Hye Ji tertawa dan tersenyum setiap harinya, hanya akan membawa torehan luka untuk Hoseok. Karna Hoseok tahu betapa menyedihkannya menjaga hati seseorang namun membiarkan hatinya sendiri ikut andil dalam hal tersebut. Membiarkan hatinya ikut tersakiti. Membiarkan dirinya menjadi pemeran pembantu yang terluka untuk menolong si 'pemeran utama' menemukan kebahagiannya.

TBC

Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang