Author POV
"Aku ini apa di matamu?"
Bagaikan tersengat listrik Jungkook hanya bisa diam membeku mendengar kalimat itu keluar dari mulut wanita di depannya.
Dia tidak menjawab pertanyaan Hye Ji sama sekali. Bahkan posisinya masih tetap sama tidak beranjak sedikit pun sejak tadi.
"Jungkook." Hye Ji kembali membuka suara.
Entah angin dari mana yang membuat niatan laki-laki ini untuk pergi pudar. Jungkook masih tetap berdiri di depan pintu melihat ke arah wanita yang kini melihat ke arahnya dengan tatapan sendu.
"Aku lelah."
Dua kata yang keluar dari mulut Hye Ji berhasil membuat perhatian Jungkook tertuju pada Hye Ji yang kini menundukkan kepalanya.
"A-aku...aku menyerah" ucap Hye Ji sontak membuat Jungkook mematung.
Jungkook terdiam sejenak setelah mendengarnya. Perasaan aneh yang terus bergelayut pada diri Jungkook membuatnya merasa frustasi.
--
Hye Ji POV
"A-aku....aku menyerah" tanpa sadar suaraku bergetar saat mengucapkan itu. Ku rasa kalimatku sedikit berhasil menarik sebagian nafas dari lawan biacaraku ini.
Tapi,
Dia tidak merespon apa pun.
"Aku pergi dulu, jangan pulang terlalu larut" ucapnya lalu pergi meninggalkanku sendiri.
Pintu sudah tertutup, menyisakan aku di sini dengan perasaan hampa. Jika saja membunuh orang itu legal, mungkin aku sudah membunuhnya supaya tidak merasakan ditinggalkan seperti ini.
Aku sudah terbiasa ditinggalkan. Kemudian dihangatakan saat dia datang semaunya. Sudah menjadi rutinitas.
Ditinggalkan.
Diambil kembali.
Tanganku bergerak menyusuri tas yang kubawa. Mencari benda kecil itu untuk memanggil seseorang.
"Hoseokie..."ucapku.
Aku memutuskan untuk menelfon Hoseok saat ini.
"Yeobuseyo? Ada apa menelfon malam-malam begini?" tanyanya.
"Bisakah menjemputku?"
"Ne..? Memangnya Jungkook kemana?"
"Pergi."
"Hah? Bukannya dia bersamamu?"
"AH! PPALI HOSEKIE!"
Seperti diambil alih, aku pun juga tidak tahu kenapa aku bisa berteriak padanya.
"Ya, tenanglah...kau dimana?" aku dapat mendengar suara Hoseok yang berubah menjadi khawatir.
"Rumah makan bibi Kang."
"Jangan kemana-mana tunggu aku."
"Memangnya aku mau kemana?"
"Arraseo, jangan marah-marah terus."
ucapnya lalu memutuskan sambungan.--
Author POV
"Hey...hey sudah berhenti. Kau sudah minum terlalu banyak."
Hoseok menyesal terlah menuruti kemauan temannya ini untuk minum-minum. Terpaksa dia harus berakhir na'as di rumah Hye Ji, menemani temannya untuk minum.
"Hey, kau sudah minum terlalu banyak" Hoseok kini berusaha menyingkirkan botol-botol hijau yang berada di hadapannya.
"Oohhh...Hoseokie, kenapa kau di sini?" ucap Hye Ji sambil memainkan jarinya di depan wajah Hoseok.
Orang kalau sudah mabuk memang tidak terduga, buktinya sekarang Hye Ji sedang tertawa sendiri tanpa alasan yang jelas.
"Hoseokie...!" teriak Hye Ji seperti anak kecil.
Ruang tamu Hye Ji terlihat kacau saat ini begitu juga dengan pemiliknya. Hoseok hanya mendengus kesal mendengar Hye Ji yang masih memanggil namanya.
"Ya, kau! Jangan bertingkah aneh!" ucap Hoseok menyingkirkan Hye Ji yang sejak tadi memeluk kakinya erat.
Posisi yang sangat aneh, Hye Ji yang duduk di lantai membuat Hoseok jengah karna kakinya sedari tadi terus menerus digelayuti oleh temannya itu, belom lagi kebiasaan Hye Ji yang terus sendawa ketika mabuk membuat isi kepala Hoseok kian runyam setiap detik.
"Pabo, sudahlah kau harus istirahat."
Hoseok membopong tubuh temannya ke untuk bangkit dari lantai, tapi tidak berhasil karna Hye Ji terus meronta berusaha melepaskan tangan Hoseok dari tubuhnya.
"Shireoo! Aku masih mau berenang!" teriak Hye Ji.
Tanpa sadar nafas kasar berhembus begitu saja dari dalam diri Hoseok.
"Berenang apanya?! Kita di rumah bodoh."
"Uuuhh?" Hye Ji terlihat bingung setelah itu.
Hoseok heran kenapa Hye Ji dapat berubah jadi gadis paling bodoh kalau sudah berurusan dengan alkohol, tapi Hoseok mengerti temannya ini hanya menyentuh alkohol jika sedang memiliki masalah.
"Kok...Hosekie mana kolam renangnya jangan disembunyikan!" teriak Hye Ji lagi.
Hoseok membopong tubuh temannya itu ke atas sofa dan membiarkan Hye Ji untuk duduk di sana.
Setelah bermenit-menit meladeni sifat Hye Ji yang berubah-ubah, Hoseok menempatkan dirinya untuk duduk di sebelah Hye Ji.
Matanya masih menatap tubuh temannya yang kini sedang kacau. Mantel yang sedari tadi masih dikenakan, ikat rambut yang longgar, bahkan pemandangan ini lebih buruk ketimbang bencana alam mana pun.
Dirinya kini bisa sedikit bernafas lega karna Hye Ji sudah mulai sedikit tenang, walaupun kini tengah mengotak-atik ponsel yang berada di genggamannya.
"Kau sedang apa?" tanya Hoseok penasaran karna Hye Ji masih berkutat dengan ponsel di tangannya.
Tak lama setelah itu,
"Kau dimana eoh?" tanya Hye Ji pada orang di sebrang sana.
Hoseok mengernyit karna ia tak tahu dengan siapa Hye Ji berbicara.
"Puas kau meninggalkanku tadi?!" teriak Hye Ji.
Pasti ada hubungannya dengan Jungkook batin Hoseok.
"Iya, aku mabuk! Masalah?"
Hoseok segera mengambil ponsel yang tadi digunakan Hye Ji.
"Jungkook-ah, kau dimana?"
"Hoseokie hyung? Apa kau bersama Hye Ji?" tanyanya.
Hoseok memejamkan matanya singkat sembari memijit pelipisnya pelan.
"Cepatlah kemari, Hye Ji mabuk berat. Aku harus segera kembali ke dorm." kata Hoseok.
"Ne....tunggu sebentar hyung aku sedang ke sana sekarang. Tolong jaga dia seben-"
Hoseok terlonjak kaget saat Hye Ji kembali merebut ponsel itu dari tangannya. Mata Hye Ji kini sudah berair, nafasnya tidak karuan dapat terlihat dari dada nya yang naik turun dengan tempo yang begitu cepat.
Hye Ji kembali menempatkan ponsel itu pada telinganya.
"Sudah selesai dengan Eun Ha mu itu?"
Hoseok nampak bingung dengan apa yang baru saja diucapkan Hye Ji. Kenapa temannya itu menyebut-nyebut nama tersebut? Bukannya Jungkook sudah tidak bersama dengan wanita itu lagi.
Wanita yang tentu saja dikenal Hoseok.
Dikenalnya,
Begitu,
Baik.
At the end,
All the secrets
Will be revealed.TBC
TERIMAKASIH SUDAH DIBACA YA!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]
FanficAku Lee Hye Ji, gadis berusia 19 tahun dan menjadi produser musik di sebuah perusahan musik di Korea Selatan. Kehidupanku berubah setelah aku bertemu dengannya.