25

1.8K 176 6
                                    

Hye Ji POV

Jiwa ku terasa sudah tidak ada dalam tubuhku. Aku hanya menatap makanan di depanku dengan tatapan enggan untuk melahapnya. Di sinilah aku, duduk di antara keluarga Jeon. Pikiranku masih melayang entah kemana setelah pergi dari kamar Jungkook.

Orang tua Jungkook sangatlah baik, bahkan appa Jungkook terlihat begitu ramah. Aku terjebak kebingung dengam topik apa yang harus aku ucapkan saat ini.

"Hye Ji, apa kau tidak akan memakan makananmu?"

Aku kembali pada kesadaranku saat ibu Jungkook menyapaku pelan.

"Ahh, mian tadi aku sedang memikirkan sesuatu."

Menjadi kegemaran atau bukan, kurasa memang aku sangat suka melamun.

Suasana makan malam kami terasa begitu hangat. Sesekali hyung atau kakak laki-laki dari Jungkook melontarkan lelucon yang akan membuat kami semua tertawa.

Bahkan aku sudah tidak pernah makan bersama keluargaku lagi batinku.

"Apakah Jungkook memperlakukanmu dengan baik?" tanya ayah Jungkook.

"Ne..." jawabku pelan.

"Bocah ini bisa sangat merepotkan asal kau tahu," ucap kakak laki-laki Jungkook.

Aku hanya tertawa pelan melihat raut wajah Jungkook yang terlihat seperti ingin menelan hyung nya itu bulat-bulat.

"Ahhh...HYUNG! Jangan bicara yang macam-macam!"

**

Udara hangat dari perapian di ruang tamu menjalar ke dalam tubuhku. Punggungnya yang ku tatap saat ini terlihat begitu kokoh, pemiliknya tengah bermain game dengan hyung nya.

Pria kalau sudah bertemu dengan konsol akan berubah menjadi makhluk bodoh.

"Andwe! Hyung jangan curang!"

Senyum kecil mengembang di bibirku, Jungkook memang tidak pernah mau kalah. Selalu saja ingin menang dalam setiap permainan.

Umurnya boleh saja sudah menginjak usia dua puluh tahun, tapi kelakukannya masih sama seperti bocah berusia sembilan tahun.

Aku memutuskan untuk berjalan keluar ke taman belakang rumah Jungkook. Langit begitu gelap bahkan bintang pun malu untuk menunjukkan sinarnya malam ini.

Flashback on~

Aku terpaku pada kenyataan bahwa pria di depanku ini sudah menjadi milik seseorang. Bahkan, hubunganku padanya tidak memiliki arti apa pun di matanya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya.

"Kau berkencan?" tanyaku langsung padanya.

Dia berdeham mengiyakan pertanyaanku tadi. Udara di sekitarku terasa panas bahkan mataku mulai buram.

Tidakk! Aku tak akan menangis di depannya.

"Lalu....kita?" tanyaku.

Jungkook terlihat heran dengan pertanyaan yang aku lontarkan. Gadis bodoh, kenapa kamu selalu berharap lebih pada semua hal.

"Kita?"

"Iya..."

"Memangnya kita ada apa?"

Satu kalimat yang berhasil membuatku tertohok begitu dalam. Jadi....memang hanya aku yang berharap lebih pada hubungan ini.

Dengan sedikit keberanian yang tersisa dalam diriku aku mencoba untuk bertanya lagi padanya,

Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang