02

5K 424 5
                                    

Hye Ji POV

Sudah beberapa hari semenjak kejadian itu. Di sini lah aku duduk di sebuah cafe kesukaanku, tetapi aku masih saja memikirkannya. Entah mengapa aku merasa sesuatu yang tidak aku perkirakan akan terjadi.

'Ku harap kau sudah melupakan perasaan mu itu Hye ji-ah'.

Kalimat itu masih jelas terdengar di pikiranku. Aneh bukan, tanpa alasan yang jelas dan secara tiba-tiba ia mengatakan hal tersebut. Aku sudah berusaha untuk tidak peduli, tetapi sepertinya pikiranku sendiri meragukan keputusan untuk mengabaikannya.

"Hye Ji-ah maaf membuatmu lama menunggu" ku dengar suara yang familiar di telingaku.

Seorang yang sudah sangat ku kenal tersenyum pada ku dan langsung mengambil tempat kosong di depan ku. Dia adalah temanku sejak di sekolah menengah, Jung Hoseok namanya. Dia adalah seniorku semasa sekolah dulu.

"Masih memikirkannya eoh?" dia melihatku. Aku hanya tersenyum sembari meminum coklat hangat. Duduk disini bersama Hoseok dengan meminum segelas coklat hangat sudah bisa menenangkan pikiranku yang tengah kacau belakangan ini.

"Kau harus melupakannya, setidaknya abaikan dia jika kau tidak bisa melupakannya" ucap nya.

"Aku tahu, tak usah khawatir Hoseokie"

"Bagaimana aku tidak khawatir. Kau asik dengan pikiran mu sendiri beberapa hari ini, itu membuat ku cemas" Hoseok membuang pandangannya ke luar jendela. Aku tahu dia dengan sangat baik, ia sangat khawatir pada ku saat ini.

"Kajja oppa, kau tidak mau diomeli Namjoon bukan?" aku berdiri dan bergegas menuju mobil Hoseok.

Kami memutuskan berangkat bersama ke studio. Selama perjalanan tak ada satu pun dari kami yang membuka pembicaraan. Syukurlah, tak perlu waktu lama karna studio tempat kami bekerja hanya berjarak beberapa blok dari cafe yang kami kunjungi.

"Aku duluan ya? Terimakasih atas tumpangannya" aku turun dari mobil dan berjalan memasuki studio. Aku merasa bersalah karna langsung turun dari mobil tanpa menengok ke arahnya. Ku pikir Hoseok akan mengerti keadaanku saat ini.

Studio bangunan dengan 2 lantai ini adalah tempatku memenuhi mimpiku sebagai produser musik. Banyak melodi dan lirik lagu yang aku tuliskan di dalam bangunan ini. Bangunan ini juga tempat aku bertemu pertama kali dengannya.

Flashback~

Pagi ini aku resmi bekerja di sebuah perusahaan musik di Korea. Walaupun sempat ragu dengan keputusanku, tapi aku tetap menerima tawaran kerja itu.

"Hye-ji bukan? Ini hari pertamamu ya? Ayo mari aku kenalkan pada yang lain. Oh ya aku lupa, namaku Taehyung, aku trainee di sini" seorang dengan senyum berbentuk kotak itu menyapaku.

Aku tersenyum dan membungkuk padanya. "Ayo!" dia menarik tanganku dan mengajakku untuk berkenalan dengan yang lain. Aku sempat heran dengan tingkah lakunya, sebenarnya siapa yang tengah menjalani hari pertamanya di perusahaan ini.

Aku berjalan di belakang mengikuti pria yang bernama Taehyung itu, kami memasuki sebuah ruangan. Semua mata langsung mengarah padaku.

"Semuanya kenalkan dia Hye Ji, dia yang mulai saat ini akan membantu dalam mengaransemen lagu" ucap Taehyung dengan sangat antusias.

"Mohon dukungannya" aku membungkuk kepada setiap orang di ruangan itu. Semua orang menyapaku, terkecuali dia. Pria itu terlihat aneh. Dia mengenakan hoodie hitam yang sepertinya sedikit kebesaran di tubuhnya dan sepatu timberland berwarna coklat. Dia hanya berdiri di tempatnya dan menatapku.

Mata coklat tuanya, begitu menarik. Tidak, bukan menarik. Itu lebih dari menarik. Matanya begitu indah. Aku seakan ingin menyelam ke dalam matanya itu. Aku tak sadar sudah memandanginya selama beberapa menit.

"Yaa! Jungkook-ah kau tidak akan hanya berdiri di sana bukan? Ucapkan salam padanya!" teriak seseorang yang ku tahu namanya adalah Seokjin.

"Hai nama ku Jungkook, aku trainee di sini, aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik untuk ke depannya" dia membungkukkan badannya. Aku balas membungkuk kepadanya. Saat itu aku melihat sesuatu yang sangat berarti.

Dia....dia tersenyum padaku. Senyumnya dengan menunjukan gigi kelinci seperti anak kecil yang tengah bahagia karna diberi hadiah coklat oleh ibunya. Aku terpana melihatnya.

"Hye Ji-ah fighting!" ucapnya sambil berlalu meninggalkan ku.

Saat ini aku tahu, aku telah menaruh hati pada seorang pria. Aku telah menetapkan hatiku untuknya. Entah mendapat pikiran dari mana, tapi hati ku berkata bahwa aku akan mencintai pria ini dalam waktu yang lama. Cinta pada pandangan pertama? Katakan lah aku naif, tapi itu yang kurasakan.

Aku tahu akan ada banyak luka dan torehan kebahagian untuk hari-hari di depan. Tapi kurasa aku dapat melaluinya asal senyum itu tetap berada di wajahnya. Asal mata indah itu tidak meneteskan bulir-bulir luka atau kecewa. Aku rasa aku dapat melewati semuanya.

Flashback off

Baru saja kakiku melangkah masuk ke dalam studio aku sudah mendengar sesuatu yang menarik perhatianku.

"Ku dengar Jungkook sudah putus dengan Eun Ha" seseorang yang menyebut Jungkook, aku menengoknya dengan sebelah mataku.

"Ku dengar mereka bertengkar hebat kemarin" ucap seorang yang lain

Aku berjalan melalui dua wanita yang sedang bergosip itu. Tapi aku tak yakin aku bisa mengabaikan hal yang mereka bicarakan.

Putus? Bukan kah mereka baik-baik saja kemarin di televisi? Apakah itu semua hanya sebuah sandiwara?

Senang? Terdengar jahat kurasa jika aku mengatakannya. Tapi ada sedikit rasa senang mendengarnya. Perasaan senang dan bingung ketika memikirkannya. Aku tahu itu salah, merasa senang ketika mendengar kabar berakhirnya hubungan seseorang.

Aku memang egois ku akui itu,tapi aku tidak akan pernah memanfaatkan keadaan ini. Aku tidak akan pernah memaksanya untuk mencintaiku. Aku tidak akan pernah melakukannya, karna ku tahu itu hanya akan melukaiku. Bagiku dapat mencintai sudah cukup. Bagiku berakhir dengan perasaan yang tak terbalas sudah cukup.

Begitulah setiap kali aku berusaha membohongi diriku sendiri.

TBC

Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang