28

1.8K 191 16
                                    

Author POV

Deru mesin mobil yang terdengar mendekat membuat Hoseok mengerlip sejenak. Sudah sekitar tiga puluh menit sejak Hoseok mengambil alih kembali ponsel Hye Ji tadi.

"Hyung?"

Hoseok mendengar seseorang yang masuk ke dalam rumah. Ia segera menuruni tangga dan menemukan Jungkook yang sedang melihat-lihat ke arah dapur.

"Aku disini."

Nafas Jungkook terlihat terengah-engah, bahkan raut wajahnya terlihat muram. Hoseok mendekat pada Jungkook, "Dia sudah ku bawa ke kamar, sepertinya sekarang sudah tertidur."

Perasaan lega segera menghampiri Jungkook, ia membawa badannya bersender di dinding. Helaan nafas yang menandakan bahwa dirinya lelah melesat halus dari mulutnya.

"Terimakasih hyung, aku berhutang padamu."

Hoseok mengangguk samar.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku akan bilang pada Namjoon hyung kalau kau tidak bisa kembali ke dorm malam ini." ucap Hoseok lalu menepuk bahu Jungkook dan berjalan ke arah pintu.

Belum juga kaki Hoseok melangkah keluar, dia membawa dirinya kembali menatap Jungkook.

"Ada apa, hyung?"

Firasat Jungkook ini tidak akan menjadi sesuatu yang baik. Ia tahu betul saat melihat tatapan milik Hoseok, seakan hyung nya itu ingin memperjelas semua yang terjadi.

"Tak bisakah kau menjaga perasaan Hye Ji sedikit saja?"

Hoseok kini berdiri di depan Jungkook. Tatapannya tak pernah lepas dari pria di hadapannya itu. Pria yang sebenarnya selalu membuat dia kesusahan untuk menahan amarah, namun dia juga sangat menyayanginya.

"Selesaikan masalahmu dengan EunHa dan jangan pernah ganggu dia lagi," Hoseok berlalu keluar setelah mengatakan hal tersebut pada Jungkook.

Entah merutuki dirinya sendiri atau apa, tapi Jungkook benar-benar terlihat frustasi saat ini.

"Mianhae hyung, ini akan menjadi yang terakhir. Aku berjanji."

--

Jungkook POV

Kamar biru pastel ini kini terlihat gelap, wajar saja karna lampu yang biasa digunakan untuk meneranginya sudah dimatikan melihat pemiliknya tengah terlelap dengan tenang saat ini.

Aku berjalan mendekat pada sosok yang tertidur dengan damai di sana. Beberapa pil obat dan segelas air putih juga terlihat pada meja di sebelah ranjang.

Senyum kecut pun terulas di wajahku.

"Bahkan hyung menjaganya dengan baik." gumamku.

Pandanganku kembali terarah pada Hye Ji. Dia masih memakai baju yang ia kenakan saat makan malam denganku.

Saat aku meninggalkannya.

"Bahkan kau masih terus memaafkanku." aku mengelus sayang puncak kepala Hye Ji.

Wanita ini selalu melupakan kesalahan-kesalahan yang ku perbuat, tapi bodohnya aku masih saja menyia-nyiakannya. Tapi bagaimana lagi, perasaanku tidak dapat dibohongi kan?

Atau mungkin,

Aku yang terlalu takut. Perasaan takut akan ditinggalkan lagi, perasaan aneh yang terus berputar-putar di otakku tentang konsep ditinggalkan dan dikhianati.

Aku mengambil tempat di sampingnya, merebahkan ragaku yang sudah dibuat kerja seharian. Hari ini aku sudah cukup lelah melatih tarianku, ditambah dengan beban pikiran yang menimpaku bertubi-tubi, membuatku semakin ingin pergi jauh saja dari realita hidup.

Let It Be~ [JUNGKOOK FAN FICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang