Chapter 6 - Masa Lalu

2.3K 211 16
                                    

Di sebuah teras dengan halaman yang menghampar, Jongin duduk bersila menopang dagunya di atas tangan yang bertumpu pada kakinya. Dia melihat di hadapannya sahabatnya tengah mengotak atik lego, menyusunnya menjadi sebuah bangunan.

"Jangan hanya melihat, bantu aku menyelesaikan lego seperti gambar ini."  Kata gadis kecil itu pada Jongin.

"Membosankan."

"Ish! Ya sudah. Diam saja di situ sampai kau kering!"

"Dasar bebek cerewet!"  Balas Jongin mengusap pucuk rambut gadis itu, membuatnya berantakan.

"Ish, Jongin! Kau merusak rambutku!"  Karena kesal, gadis itu melempar Jongin dengan beberapa potongan lego ke arah kepalanya.

"Auw! Ya!! Bebek jelek!! Kenapa melempar ke kepalaku? Awas kau ya, akan kubalas!"  Teriak Jongin yang lantas berdiri dan mengejar gadis itu.

Jadilah mereka saling mengejar dan membuat beberapa tumpukan lego yang sudah tersusun menjadi morat marit, berantakan. Tak puas berlarian di teras, mereka masuk ke dalam rumah dan hampir mengacak-acak ruang tamu karena ulah gadis itu yang kembali melempar Jongin, namun kali ini menggunakan bantal sofa. Dan baru aksi kejar mengejar itu terhenti saat seorang wanita datang menangkap salah satu dari mereka.

"Ish! Kau ini laki-laki kenapa tidak mau mengalah pada Soojung? Dia kan perempuan."

"Si bebek terus saja melempar kepalaku dengan semua benda itu eomma, lihat."  Keluh Jongin memperlihatkan barang-barang yang berserakan.

"Tapi tetap saja kau tidak boleh membalasnya dengan perbuatan yang sama."

"Dengar kata ibumu."  Kata anak perempuan bernama Soojung itu menjulurkan lidahnya pada Jongin.

"Awas kau bebek jelek!"

*  Dua bulan kemudian

"Aku akan pindah."

"Hemm?"  Soojung terlihat tengah mengerjakan sesuatu di atas mejanya di kelas. Tatapannya hanya fokus pada apa yang ada di hadapannya.

"Bulan depan, ke Seoul."

"Tadi kau bilang apa Jongin? Maaf aku tidak mendengarmu."  Tampaknya dia tak memperhatikan apa yang diucapkan Jongin. Dan Jongin, dia terlihat enggan untuk mengulanginya.

"Ani. Ayahku, dapat promosi dari perusahaannya. Bulan depan rencananya akan berangkat ke Seoul."

"Wah, ayahmu dapat promosi? Pasti ajeosi senang sekali. Bukankah itu impian ayahmu?"

"Hemm."  Jawab Jongin tampak lemas. Dan tampaknya, Soojung mengetahui perubahan ekspresi dari Jongin.

"Tidak apa-apa Jongin. Ajeosi adalah orang tua yang hebat dan bertanggungjawab, beliau meninggalkan keluarganya bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk mensejahterakan keluarganya."  Kalimat Soojung membuat suasana hati Jongin makin terasa seperti diaduk. Benar-benar membuatnya tidak nyaman.

"Soojung-ah."

"Tumben kau memanggil namaku, biasanya kau hanya mengejekku dengan panggilan bebek jelek!"

"Jika aku pergi, apa kau akan senang, atau akan sedih?"

"Pergi? Memangnya kau mau pergi ke mana? Memangnya kau bisa jauh-jauh dari aku, ha ha!"

"Ish! Bocah ini, aku bertanya serius padamu. Jadi jawab saja."

Anak perempuan itu masih tertawa pada lelucon yang dibuatnya sendiri. Sampai beberapa detik dia menatap Jongin yang masih menunggu jawabannya, dengan serius.

INSANE  #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang